Featured Slider

Tidak Lupa Hari Ini, aku (pernah) lahir

Hadiah tarawih berjamaah yang indah

Aku tidak lupa hari ini, aku pernah lahir

Jauh disana, pasti ibuku sudah terlelap menunggu sahur

Dan mungkin lupa kalau 23 tahun lalu pernah melahirkanku

Tapi, dia takkan pernah lupa menyebutkanku dalam setiap daftar doanya

“Selamat ya”, aku tersenyum melepas mukenaku

“Selamat ya”, kali ini aku mencium kedua pipi iparku.

Mungkin mereka tak tau, detik itu aku menahan sesuatu

Bahwa mereke tidak lupa, aku pernah lahir

Terima kasih, terima kasih ya Allah ya Rahim

Untuk hadiah yang tiada terkira

Dan aku tidak lupa hari ini, aku pernah lahir


*Kontemplasi 23 tahun ba’da tarawih sm Mas Bedul dan istrinya, tiba-tiba aku kangen ibuku yg 23 lalu melahirkanku.

Read More »

Ramadhan Istimewa untuk Mereka

Ini tentang Ramadhan. Karena aku sedang merindukan Iqbal-Ihsan di rumah, entah kenapa ingin menuliskan ini. Sekarang, Iqbal (hampir 8th), Ihsan (6th). Buat Iqbal saat ini adalah Ramadhan ketiganya, pertama waktu dia masih duduk di Taman Kanak2, dia mengenal Ramadhan, ikut sahur-buka puasa bahkan ikut keliling ronda. Awalnya, ramadhan pertamanya adalah orientasi puasa, jadi dia belajar puasa setengah hari dan sesekali puasa penuh. Ibunya selalu mengingatkan tentang “puasa”, ramadhan dan spesialnya bulan itu. Karena lingkungan sebayanya masih banyak tidak puasa, jadi saat dia bermain dengan teman-temannya pun, dia bisa menjaga puasanya. Ramadhan keduanya, Iqbal sudah mulai mengenal lebih tentang bulan spesial itu, dan untuk pertama kalinya dia puasa “full day”.
Tahun ini adalah ramadhan ketiganya dan saat terakhir telpon kemarin dia mengabarkan belum bolong. Di kampung, sebaya Iqbal masih banyak yg belum berpuasa, dengan alasan tidak kuat—bahkan mereka masih belum menganggap istimewanya bulan itu.. nah, berbeda dengan Ihsan, dia diluar dugaan sudah memulai puasa ramadhan “full day” tahun ini di usia (6th), Meskipun 3 hari pertama Ihsan hanya mampu puasa sampai adzan Ashar. Tetapi selebihnya Ihsan mampu menjaga puasanya sampai hari ini.
Ramadhan istimewa, dimana pahala bertebaran tanpa jeda. Bagaimana tugas kita memahamkan hal itu kepada mereka dengan bahasa yang sederhana dan mereka mengerti pemahaman itu sampai nanti. Kalian tau apa pahala jariyah itu? simple saja, saat mengajari 1 hafalan Al-Fatihah saja pada anak kecil sampai dia benar-benar menghafal dan menerapkan dalam setiap sholat-sholatnya, seumur hidupnya. Bukan main seumur hidup anak itu--di setiap shalat2nya menjadi investasi kita.. Masih banyak hal-hal sederhana yg kadang terlupakan, padahal itu sangat mendamaikan. Bagaimana kalau kita mampu mengenalkan tentang Ramadhan kepada mereka? Subahanallah, selama mereka berpuasa dengan sungguh2, kebaikan yg mengalir karena puasa mereka, akan tercurah juga kepada kita. Btw, semoga Iqbal-Ihsan mampu memaknai Ramadhan mereka dengan pemahaman yg baik.
          Semoga Ramadhan kita berkah, Amin

Read More »

Menyambut Lailatil Qadar


Rasulullah mengajarkan bacalah,  ''Allahumma innaka afuwwun karim tuhibbul afwa fa'fu anni (Ya Allah Engkalau Yang Maha Pengampun Lagi Maha Pemurah, Engkau senang mengampuni hamba-hambaMu karena itu ampunilah dosa-dosaku).'' 
Semoga termasuk golongan hamba-hamba yang sholihah, bermanfaat bagi sesama. Semangat meraih Lailatul Qadar. Alhamdulillah, Terimakasih untuk anugerah, kesempatan dan kesehatannya Ya Allah. Beningkan hati kami, tepatkan lisan kami dan pahamkanlah ilmu kami. Amin
Read More »

Negeri Para Bedebah-Tere Liye

Pengarang                  : Tere Liye
Halaman                     : 433 halaman
Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama
Harga                                     : Rp 60. 000

Buku yang menceritakan tentang intrik, akal bulus untuk mengakali krisis-krisis yang terjadi demi keuntungan pribadi. Teori ekonomi yang dikemas menarik dengan bahasa novel. Krisis dunia, perbankan, investasi dijelaskan dengan ‘apik’ tanpa menggurui. Serta yang tidak kalah penting, novel ini kalah seru dengan intrik-intrik para ‘bedebah’ yang menggerogoti uang rakyat. Para koruptor, penyuap negeri yang gemar berkelit dengan pasal hukum sehingga mencuri uang triliunan hanya diganjar tida seperti mencuri telur ayam yang kalau ketauan bisa digebuk mati sekampung.
Tommy yang belia harus menyaksikan Papa Edward dan ibunya terbakar akibat amukan massa yang meminta uang mereka kembali. Om Liem yang seakan menjadi alasan semua kejadian itu, membuat Tommy membencinya sampai dia dewasa. Massa terprovokasi oleh Polisi dan Jaksa yang serakah, bernama Wusdi dan Tunga. Mereka berdua yang dipercayai menjaga amukan massa malah membawa kabur seluruh aset, sertifikat tanah dan surat-surat berharga. Inilah penghianatan pertama.
Sejak kejadian menyakitkan masa lalu itu, aku selalu mengambil keputusan, tindakan, aksi, intervensi apapun namanya, untuk menentukan takdirku sendiri. Tidak ada rumus, biarkan mengalir apa adanya, apalagi tergantung pada takdir orang lain”, hal itu prinsip dasar yang membuat Tommy menjadi pembelajar tangguh, tanggap keadaan sehingga saat dewasa dia menjadi konsultan ekonomi yang hebat, sering menjadi pembicara konferensi, masuk koran-koran yang memuat orang-orang yang berpengaruh di dunia. Tetapi, dunia mengenalnya sebagai Thomas, dan Tommy hanyalah sebutan di kalangan keluarganya saja, dan dirinya tidak ada dalam daftar silsilah dari keluarga yang ada sangkut pautnya dengan Om Liem, cerminan kebenciannya yang sangat mendalam.
Bertemu dengan Julia, wartawati senior dari sebuah majalah ekonomi terkenal yang pada akhirnya Julia membantu Tommy untuk menyelamatkan Bank Semesta milik Om Liem. Bank Semesta yang dinyatakan pailit membuat Tommy mau tidak mau harus ikut andil dalam penyelamatannya sekalipun dia sangat membenci Om Liem. Tommy berusaha mengumpulkan data, mempengaruhi menteri, melobi sana sini agar Bank Semesta diberi talangan.
Meskipun beraliran ekonomi, buku ini juga tersirat beberapa pesan yang terselip lewat dialog antara Tommy dan Opanya. Berikut kutipan Opa saat bercerita pada Tommy :
“Semuanya dipelajari sendiriii, Tommy. Dicoba, gagal. Dicoba, gagal lagi. Teruskan saja kaulakukan. Lama-lama kau tau sendiri bagaimana seharusnya trik terbaik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Itulah sekolah terbaik. Sepanjang kau punya semangat untuk itu, kau bisa ahli dalam banyak hal tanpa harus duduk di kelas”
“Ada banyak momen spesial ketika kita belajar sesuatu. Termasuk saat kita sudah remaja. Melakukan perjalanan, bertemu banyak orang, membuka diri, mengamati, mencoba sendiri, memikirkan banyak hal adalah cara tercepat belajar. Kau bisa jadi tukang kayu yang baik jika berhari-hari mengunjungi lapak tukang kayu yang sedang sibuk membuat meja, kursi, pintu dsb. Kau juga bisa menjadi tukang las, tukang cat, pembalap, penembak, penjahat atau apapun jika menghabiskan waktu dengan orang-orang dengan profesi itu. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadarinya, mengahbiskan hari dengan rutinitas itu-itu saja tetapi pengetahuannya tidak berkembang. Bagaimana mungkin, misalnya kau setiap hari menumpang kereta, tapi tidak pernah tahu bentuk ruangan masinis? Kalau kau otodidak yang baik, kau bahkan sudah bisa mengemudikan kereta, Tommy”.
Nah, masih ada penghianatan di atas penghianatan lainnya, dimana orang kepercayaan keluarga Tommy ternyata menjadi antek-antek musuh, orang yang paling dekat, menusuk, menghujam tanpa ampun dan dia yang paling menginginkan Bank Semesta collapse. Siapa penghianat itu? Baca sendiri ya :p
Kalau kalian gak bisa beli sebenarnya ada cara lain, karena naskah novel ini sudah diposting jauh-jauh hari oleh penulisnya di multiply dengan judul "Bangsat-Bangsat Berkelas.
Selamat mebaca :D

Read More »