Featured Slider

Next Destination


Saat ini, di zonaku sedang berkumandang adzan merdu. Shubuh menggema dan artinya sebentar lagi, kakiku menapak dan melangkah dari zona nyaman yang kuenyam selama ini. Terlambatkah? Tidak, karena nafasku masih menghembus tentang tujuan yang kutuliskan sebelumnya. Menyesalkah? Tidak, karena aku masih ingat pekat tinta-tinta impian menggenangi. The next destination, Pare Kediri.
Berikanlah kaki yang kuat untuk melangkah, jiwa yang sehat dan lapang untuk mengetahui tanda-tandaMu, pemahaman yang mengarahkan ilmuku untuk dapat kuhajatkan kembali dalam kebaikanMu. Amin

Read More »

Belajar dari Perjalanan



Ini perjalan pertama kami. Banyak yang was-was saat memutuskan untuk membawa mereka berlibur agak lama tanpa Mama Bapaknya. Tapi saya meyakinkan, mereka akan menikmati dan bai-baik saja dalam perjalanan. Belajar banyak hal semampu mereka ingin tau dan saya dengan senang hati menjelaskan setiap pertanyaan-pertanyaan mereka. Ini stasiun sayang, ini kereta yang akan kita naiki seharian ini. Itu monas, ini-itu bla bla bla. Yang paling menarik adalah menjelaskan apa-apa yang terpampang di perjalanan. Ada gunung, sawah luas, jembatan nan indah, serta pemandangan lain yang membuat mereka menyeringai saat saya mencoba menjelaskan. Siang itu mereka hanya tidur sekali saking sukanya, mungkin, selebihnya mereka bercengkrama, laro-larian di gerbong yang kebetulan banyak sebaya mereka yang juga melakukan perjalanan yang sama.
Itu Monas, Nak.
...dan kau haus akan keingintahuanmu
Ini-Itu, menjelaskan banyak hal, selebihnya kau belajar sendiri semampumu, Nak.
Belajar banyak hal dari perjalanan ini
Salah satunya, kalian makan tanpa harus berlari kesana kemari
Ini salah satu sketsa di daerah Purwokerto
Kalian membaur dengan cepat
Belajar Mengaji
Tepat 1 Januari kami kembali. Yang bagi kebanyakan orang menghabiskan untuk bermain kembang api, tapi saat itu, kami memilih di rumah, bermain, makan mie ayam, ngobrol dan seperti hari lainnya tidak ada ritual special di malam itu. Ahiya, kami hanya membeli beberapa terompet, tapi saya yakin mereka pun tidak mengerti kalau sebenarnya terompet-terompet itu untuk memeriahkan hari yang mereka anggap “special untuk menuliskan resolusi” itu. Yang kalian pahami, terompet itu mengasyikkan, ditiup-tiup sesekali, itu saja.
We will back home, Nak
Bapak akan menggendong kalian saat letih, percayalah.
Perjalanan ke depan masih panjang, Nak.
..dan saat kau takut, Bapak akan menggandeng, mengarahkanmu.


Kalian belajar banyak hal dari perjalanan ini, dan Bulik belajar banyak atas kalian. Terima kasih, 23 Desember-1 Januari 2013
Read More »