Featured Slider

Pejabat Pembuat Surat Pengantar Nikah


Assalamu’alaykum Pak,

Bisa saya minta satu? Iya surat yang berbundel di lemari dekat meja TV. Bapak membuatkan untuk mereka, tetapi kenapa Bapak belum pernah menyiapkannya surat pengantar untuk saya? Padahal kan dalam tubuh saya ada darah bapak juga. Saya kecewa, Pak.

Saya membawakan nampan berisi teh hangat dengan komposisi gula sebagai pemanis. Ada seorang tamu yang meminta sesobek surat yang berisi bubuhan tanda tangan Bapak. Wajahku sumringah menyuguhkannya. Di samping lelaki yang mungkin masih sebayaku. Ada sosok lelaki yang aku kira adalah Bapaknya. Ah tetapi bukan, beliau adalah paman si lelaki, jelasmu.

Aku mendadak ingin membawa kembali nampanku. Ia tidak sopan. Itu menurutku. Tapi senyummu seakan-akan membuatku urung dan tanganku tetap menyorongkan 3 gelas teh manis yang sebelumnya aku buat dengan ketulusan dan akhirnya sedikit cedera akibat pemahamanku yang keliru.

Kalian mengobrol basa-basi, tanganmu masih asyik memainkan penamu di secarik kertas itu, sesekali meminta keterangan lelaki sebayaku untuk mencocokkan dengan isi di kertasmu.

Bapak membuatkan surat itu untuk warga, tapi kapan membuatkan untuk adiknya”, kata-kata itu berkeliaran menjadi penyulut kesalahpahamanku. Dan kamu kenapa hanya tersenyum, Pak? Tidak membelaku? Menjawab apa gitu? Aku kecewa.

Kamu bilang tidak elok menjelaskan panjang lebar kepada mereka. Buat apa? Aduh, bagaimana mungkin kamu lebih memilih kekecewaanku dan bibirku yang seakan layu dari senyumanku daripada harus menjawab pertanyaan yang jauh lebih tidak elok.

Tidak perlu menjelaskan kepada orang lain bagaimana keadaan kita bukan, wuk?”, kata-katamu seperti mendelete pernyataan tamumu. Kamu percaya sepenuhnya padaku. Aku menjadi terharu. Kamu akan membuatkan surat yang spesial sesuai permintaanku bukan karena komentar dan cemooh orang lain.

Kamu sudah menghabiskan berbendel surat pengantar itu. Dan aku menunggu giliranku. Semoga kamu segera memiliki “adik ipar laki-laki” ya Pak.

Terima kasih untuk pemahamanmu yang baik. Aku bangga padamu. Menjadi bagian darimu sungguh sesuatu yang menyenangkan, Pak.

Dariku : Dik Nur

For : Bapak Jundi Istnanto, PPSPN (Pejabat Pembuat Surat Pengantar Nikah)

Tidak ada komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)