Featured Slider

Belajar dari Delisa

Kalau ditanya buku apa yang paling disukai? Jawaban saya BANYAK. Tetapi saat pertanyaannya diubah lebih spesifik menjadi “Buku apa yang paling menginspirasi dan gak bosan dibaca berkali-kali?. Pilihan saya jatuh ke novel Hafalan Salat Delisa.
Saya membaca novel ini tahun 2009 dan novel inilah yang membuat saya jatuh cinta dengan karangan Tere Liye lainnya. Bahasa, setting dan penokohannya kuat membuat saya terharu saat membacanya (lagi dan lagi). Apalagi di bagian Delisa yang mencoba menghafal Inna sholati, wanusuki, wamahyaya, wamamati, Lillahirabbil” (asli hati jadi gerimis—lebhaaay).
Novel ini mengisahkan tentang Delisa, gadis berusia 6 tahun yang sedang berjuang mengkhatamkan hafalan sholatnya. Umminya menjanjikan kalung emas jika Delisa dapat menghafal sempurna hafalan sholatnya.

Tere Liye menggunakan setting di Aceh dengan peristiwa tsunami dalam novel ini dan ending-nya mampu membuat saya bertanya-tanya apakah ini based on true story gak ya?
Read More »

Tribute untuk Ibu & Calon Ibu [Refleksi tentang Kehamilan & Keguguran]

Allah menguji hamba-Nya di titik yang paling lemah. Kuat ya, Diii :)
Anak merupakan salah satu rejeki yang merupakan hak penuh Allah untuk memberikannya kepada siapapun dan kapanpun. Bisa jadi hal itu mudah untuk beberapa pasangan, tetapi bisa jadi juga butuh perjuangan bagi pasangan lainnya untuk mendapatkannya. Karena bisa jadi Allah memberikan 1 bulan setelah nikah bahkan 10 tahun menikah baru mendapatkan kepercayaan itu. Siapapun dan kapanpun.

Dian mengabarkan bahwa rahimnya bersemayam janin. Yes, she is in pregnancy. Aku pun ikut berbahagia saat mengetahui kabar tersebut. Tidak berlangsung lama, saat aku iseng mengetik keyword “apa kabar?” di group Whatsapp SMA. Ada yang bilang sedang mengajar, ada juga yang bilang sedang menidurkan anaknya. Sementara aku sedang berdesak-desakan di kereta. Dan perhatianku tertuju pada Dian yang meminta doa untuk kesembuhannya. Awalnya aku berpikir kalo dia sedang ngidam akut, maklumlah hamil muda biasanya teler luar biasa di trimester pertama. Tetapi tidak, Dian diopname sudah 5 hari.

Sore harinya, aku memutuskan untuk menjenguknya di Rumah Sakit swasta yang ia sebutkan di chat pribadinya. Saat tiba di Rumah Sakit, wajahnya pucat, senyuman tipis itu tidak dapat menyembunyikan kesedihannya karena telah kehilangan berlian-nya. Dia menceritakan lengkap badai yang mampu ia lewati bersama suaminya. Bibirnya komat-kamit merapalkan dizkir untuk menguatkan ruhnya. Berkali-kali wanita itu mendapatkan kekuatan, tetapi berkali-kali hati dan keyakinannya diuji. Tidak sekalipun ragu bahwa Rabb-nya selalu ada di sisinya, meskipun janin yang dinantinya telah luruh dan mengancam rahimnya.
Read More »