Featured Slider

Cara Mudah Embed Foto Instagram ke Postingan Blog

Masukan dari Mbak Andria yang langsung saya aplikasikan. Tengkyu Mbak :)
Merawat blog dan memanjakan pembaca adalah hal yang menjadi PR besar saya terutama masalah foto. Untuk hal posting foti di blog, saya masih standar dan belum terlalu mengerti teknik-teknik macam apa agar hasil foto bagus tetapi tidak memberatkan saat harus membuka blog. Saya merasa terbantu dengan masukan Mbak Andria beberapa hari yang lalu tentang embed foto dari IG. Saya langsung nyoba-nyoba sendiri. Hasilnya voilllaaaaa, bersih kayak di IG *kemana aja sih gue,ahahaa.

Buat yang pengen nyobain (kalo yang udah expert gak perlu :p), here i explain the step :

1. Buka IG kalian dan klik foto yang mau ditampilkan dalam postingan blog
2. Di bagian kanan bawah ada titik 3 horozontal, klik dan plih embed, lalu copy html-nya. 
3. Kalau mau pakai caption, centang "include caption". Tapi kalau hanya gambarnya saja, jangan dicentang.

4. Paste di html postingan kode yang sudah di copy tadi.
5. Bismillah aja biar sekali jadi, gausah utak-atik lagi :p

Terkesan sederhana kan ya? Cuma kalau gak tau ilmunya, hal itu bermanfaat banget. Apalagi kayak saya yang masih beginner dalam perfotoan,aahhahah.


Read More »

[Saling Sapa] Tip Menulis di Tengah Mengasuh Bayi oleh Eni Martini

Menjadi seorang Ibu adalah suatu berkah tersendiri. Cerita sahabat saya yang merasa kerepotan dan kelelahan karena harus begadang karena bayinya rewel membuat manajemen waktunya sedikit amburadul. Lalu bagaimana dengan ritme seorang Penulis? Sudah mengurus bayi tapi masih produktif menulis cerpen, novel dan merawat blognya dengan baik merupakan effort yang sangat luar biasa. 


Kali ini arisan link BP jatuh kepada Mama hebat yang jago nulis novel, Mbak Eni Martini. Saya pernah kopdar dengan beliau di suatu acara dengan putri pertamanya Lintang. Gak sengaja ketemu di lift dan kebetulan kami sama-sama menghadiri acara Brawijaya Clinic yang merupakan undangan dari BRID. Kebetulan kedua adalah saat beliau menjadi juri di giveaway yang diadakan Mbak Leyla Hana dan Mbak Riawani Elyta. Eh kebutulan yang ketiga, ternyata kami satu tim arisan di Tim 3. 


Saat membaca-baca blog Mbak Eni rasanya betah sekali. Tulisannya sangat bergizi tentang dunia menulis, anak-anak dan cerpen-novel karyanya. Saya merasa ditampol berkali-kali saat membaca salah satu postingan yang berjudul tip menulis di tengah mengasuh bayi. Beliau seakan tahu sekali bahwa dirinya sedang terjangkit "block writers" sehingga butuh asupan untuk bangkit. Beliau mempunyai tip sebagai berikut :
  • Ciptakan me time. Dari cerita beliau, sejak kehamilan Pendar, beliau menjaga betul kesehatannya dan mengurangi kegiatan terutama dalam menulis. Kepergian Alm. Gibran membuatnya agak trauma. Tetapi setelah menyadari bahwa dirinya membutuhkan me time untuk merawat diri, seakan ia seperti menemukan dirinya lagi.
  • Aktualisasikan kehilangan dengan menulis. Sempat tenggelam dari rasa kehilangan Alm. Gibran, Mbak Eni mencurahkan perhatiannya ke kegiatan menulis.
  • Kerjasama dengan suami. Nah, ini penting sekali karena merawat bayi dan menuliskan tulisan membutuhkan konsentrasi sehingga dukungan pasangan sangat diperlukan.
  • Membeli buku dan majalah kesukaan. Dengan begitu kita bisa memiliki referensi dalam membaca dan menuliskan ide-ide
  • Menemukan ritme yang pas di sela pengasuhan bayi. Biasanya Mbak Eni menulis jam 21.00-23.00 atau 24.00 setelah baby Pendar tidur. Tip ini bisa fleksibel kok tergantung kondisi sang ibu dan bayi (Duh sumpah kayak gue udah pernah ngelahirin aja).
Tip dari Mbak Eni bisa sangat menginspirasi siapapun bahwa merawat bayi gak menghalangi untuk menulis lho apalagi buat yang masih single, ahaha. Kita gausah menciptakan alasan-alasan pembenaran untuk tidak menulis :p.

Yang pengen banget kenal dengan mama cantik satu ini bisa kepoin isi blognya di http://www.duniaeni.com/. Dijamin gak nyesel karena isinya sangat informatif.
Read More »

Pengobatan TBC Wajib Tuntas


Hari ini adalah jadwal Bapak cek ke dokter. Sebenarnya ini adalah kedua kalinya Bapak harus cek, hanya saja untuk yang pertama kali, saya dan Mbak Endang mengambilkan obat tanpa membawa Bapak. Terjadi miss communication dengan suster yang menangani Bapak sih. Katanya boleh tidak membawa Bapak dan mengambilkan obatnya saja. Eeeeh, ternyata kata Dokter wajib membawa Bapak untuk diperiksa tekanan darah dan berat badannya. Kata Dokternya yang lumayan cantik dan baik, hal tersebut mempengaruhi  dosis obat yang akan diberikan. Tapi karena melihat wajah saya dan Mbak Endang yang memelas (mungkin), akhirnya Dokter menuliskan resep dan menganjurkan agar 2 Minggu (hari ini) Bapak diajak serta. Lha emang aku dukun? Ngasih resep tanpa meriksa pasiennya? Mungkin itu gerutu Dokter dalam hati memaki kami berdua. ahaha


Awalnya mau diantar Mas Jundi naik mobil. Saya sama di drop di Rumah Sakit dan nanti kalau sudah selesai akan dijemput. Tetapi karena tugas negara, hal itu batal. Saya malah senang karena gak harus mual naik mobil. Bapak juga senang karena sudah lama tidak naik motor. Sejak TBC, Bapak memang jarang sekali keluar rumah kecuali naik mobil. 

Singkat cerita, saya memboncengkan Bapak naik motor. Tidak lupa mengingatkan Bapak untuk memakai masker agar tidak kena debu. 

"Bisa, Ndhuk?" ini pertanyaan retoris Bapak yang pertama. Saya hanya mengangguk.

Sampai di Rumah Sakit, saya mengurus adminitrasi dan menyuruh Bapak duduk di ruang tunggu. Miris pokoknya kalau membiarkan orang tua mengurus sendiri pendaftarannya. Karena dioper-oper dari loket satu ke loket lainnya. Akhirnya kami disuruh ke loket 10 untuk pemeriksaan. Bapak dicek tekanan darah, berat badannya. Alhamdulillah naik 2 kilo dari 36 kilo menjadi 38 kilo. Bobot idealnya adalah 54 kilo. Waaaah, PR saya itu, karena memang sih, Bapak lebih manut dengan saya daripada istri, ahahaha.

Setelah diperiksa, Bapak dirujuk untuk cek darah untuk mengetahui apakah hatinya baik-baik saja. Karena sebelumnya, hati Bapak terganggu karena pengobatan TBC yang agak keras. 

"Sakit gak ya Ndhuk suntikannya?" ini adalah pertanyaan retoris Bapak kedua. Saya mau menjawab gak sakit kok ya rasanya bohong banget, ahaha. Kali ini saya gak menjawab. Hanya menggandeng tangan Bapak menuju loket yang dimaksud. Ternyata tangan Bapak dingin syekaliii. Karena gak tega, saya mencoba mengajak ngobrol Bapak biar rileks. Wajah Bapak mulai berubah saat di depan tempat cek darah. Saya menemani beliau hingga cek darah selesai.

"Ini suntikan yang paling sakit" Bapak mengelus-elus kapas di tangan bekas cek darah.

Menahan geli sebenarnya, tetapi sumpah gak tega melihat Bapak yang pucat karena takut suntikan. Padahal setiap pagi harus disuntik juga sebagai salah satu rangkaian pengobatan TBC-nya. Pernah suatu ketika Bapak merasa bahwa badannya sudah enakan dan meminta pengobatannya dihentikan. Saya langsung memotong dan bilang TIDAK untuk permintaan itu. Pengobatan TBC harus tuntas sesuai dengan anjuran Dokter dan tidak boleh putus di tengah jalan meskipun badan sudah merasa enakan tetapi kuman dalam tubuh belum benar-benar hilang.

Untuk cek darah, saya dan Bapak harus menunggu 2 jam untuk menunggu hasilnya. Sambil menunggu, Dokter merujuk Bapak ke ahli gizi. Saya bertambah pengalaman saat mengantar Bapak ke ahli gizi tersebut. Nih, saya tuliskan hasil konsultasi kami dengan ahli gizi :
  • Usahakan makan 8x sehari. Saya hampir menganga mendengarnya. Tetapi petugas gizinya langsung mengoreksi pernyataannya. 8x itu tambah nyemil dan mengurangi porsi makan utama. Misal biasanya makannya 3x sehari dengan porsi 1 centong, maka di spare menjadi 6x dengan porsi setengah centong dan tambah 2x nyemil. 
  • Perbanyak protein dan serat. Kami diberi selebaran untuk menu selang-seling
  • Minum susu yang ada label full creamnya
  • Sayur dan buah hangan lupa
  • 2 minggu lagi semoga bisa tambah 2 kilo jadi 40 kilo, ahaha.
Tanda-tanda pengobatan TBC berhasil dapat dilihat dari kondisi fisik seperti berat badannya dan tekanan darahnya. Jika berat badan berangsur membaik, maka kuman TB perlahan juga berkurang. Nah, setelah konsultasi di ahli gizi, kami kembali ke loket 10 untuk mengetahui hasil cek darah Bapak. Hasilnya alhamdulillah hati Bapak bagus. Dokter memberikan surat rujukan untuk kembali tanggal 27 April. 

"Nanti disuntik lagi, Dok?" pertanyaan Bapak spontan. Dokternya sampai kaget, ahahaha.

Hei, sehat itu mahal lho. Tapi percayalah, sakit itu lebiiiiiiih mahal.

Stay healthy yaaa...
Read More »

[SALING SAPA] Lebih Dekat dengan Naqiyyah Syam

Hallo-hallo, saya mau update sahabat baru di arisan link Tim-3 nih. Subhanallah, keren-keren lho profil mereka. Kali ini nama yang keluar adalah Mba Naqiyyah Syam. Ibu dari 3 orang anak ini selain aktif menulis juga aktif sebagai pembicara untuk acara kepenulisan. Sebelum bertemu di arisan link ini, saya mengenal beliau di surat kabar karena resensi buku yang diulasnya. 

Nama asli Mbak Naqi adalah Sri Rahayu. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua FLP Bengkulu. Makanya kok saya gak pernah asing dengan namanya, hihi. Membaca profil Mbak Naqi rasanya excited banget. Banyak karya yang telah dihasilkan melalui tulisan meskipun harus mengurus ketiga buah hatinya, tetapi aktifitas yang dijalaninya tetap seimbang.

Baca juga : Saling Sapa Muna Sungkar

Pemilik blog http://www.naqiyyahsyam.com/ juga memiliki hobby membaca. Dari hobby tersebut, ia mendirikan perpustakaan keliling. Membaca dan menulis memang seperti 2 mata sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Makanya saya tidak heran kalau produktifitas Mbak Naqi juga ditunjang dengan hobby membacanya. Beberapa buku yang dibaca Mbak Naqi, diresensi dan dikirimkan ke beberapa media. Makanya, gak bohong kalau beliau jago banget kalau meresensi buku. Karena beberapa kali hasil resensinya dimuat di media.

Eh, kalau ngintip tulisan-tulisan di blognya, Mbak Naqi juga sering menulis tentang dunia parenting dan MPASI. Terakhir postingannya malah tentang tip agar asi lancar dan berkualitas. Jadi, tulsan-tulisan pribadinya juga dibagikan kepada pembaca. Saya suka dengan bahasa beliau yang elegan dan tidak terkesan menggurui. Mungkin karena memang pengalaman pribadi Mbak Naqi.

Baca juga : Konsep Hidup Bermanfaat ala Ernawati Lylis

Oh iya, ternyata hibby membaca dan menulis Mbak Naqi menurun ke putranya lho. Bahkan salah satu tulisan anaknya masuk ke media cetak. Benar-benar buah jatuh tidak jauh dari pohonnya ya,hihi. Dan mungkin hal tersebut adalah hasil jerih payah Mbak Naqi selama ini. Menyebarkan semangat membaca dan menulis, sehingga anaknya juga tertular magnet semangatnya *saya juga mau ditularin*.

Mau belajar tentang menulis resensi dan tembus di koran? Mau tahu rahasia dan tip seputar parenting dan MPASI? Kepoin tulisan Mbak Naqi di blog beliau yang sangat bermanfaat.

Salam hangat dari saya ya Mbak Naqi :)







Read More »

Kemeriahan Festival & Launching OEMAH SINAU

A photo posted by ayaa (@cahayatheprinces) on



Di Bulan Desember, saya di-tag oleh Imam Adi yang merupakan salah seorang yang menginisiasi berdirinya "Oemah Sinau". Saya berpikir bahwa itu hanya komunitas biasa, tetapi ternyata saya salah. Semakin saya mengenalnya, semakin saya merasa memiliki dan ingin berbaur lebih jauh sekali. Membayangkan festival dan launchingnya pun saya tidak terbesit untuk meriah dan banyak yang antusias. Tetapi saya lagi-lagi saya salah. Dari pagi hingga malam, acaranya sangat meriah. Bahkan banyak yang menyumbang di acara tersebut. Mulai organ tunggal, atrakasi "Temon Kiss" dan masih banyak yang lainnya.


Banyak  yang mendukung acara ini, tetapi tidak sedikit yang under estimate. Hal tersebut membuat kami lebih bersemangat untuk membuktikan bahwa harapan itu benar-benar ada. Mengolah SDA & SDM desa dengan optimal yang dapat dirasakan masyarakat. Mengubah stereotip masyarakat bahwa pemuda mencari kerja tidak harus ke kota, karena di desa menyediakan banyak peluang untuk itu. Kebetulan waktu saya pulang, ada beberapa perantau yang pulang. Saat sharing, kami memiliki visi dan misi yang sama untuk Oemah Sinau. Memecahkan permasalahan-permasalahan yang muncul saat berdirinya komunitas itu. Entah mengapa, saya punya alasan untuk pulang selain sekolah dan mendampingi kesembuhan Bapak dari TBC.


Undangan telah disebar dan di sela rapat kami juga harap-harap cemas tentang acara tersebut. Apakah diterima masyarakat? Apakah meriah dan ada yang datang? Jangan-jangan nanti sepi dan masih banyak jangan-jangan yang lain sehingga membuat salah dua dari kami mengeluarkan joke yang konyol. Dan ternyata, animo masyarakat di luar ekspektasi kami. Mereka bertanya program-program yang akan kami lakukan setelah festival dan launching ini. Bahkan banyak wartawan yang datang untuk meliput acara tersebut.

  • Mengenalkan Kearifan Lokal. Kami mengenalkan permainan tradisional yang sempat berjaya di tahun 90-an dan perlahan tergerus oleh era digital
  • Budaya tradisional. Mengenalkan tarian-tarian tradisional dan wayang kulit kepada anak-anak.
  • Pendidikan. Kebanyakan dari anak-anak di desa kesulitan untuk mengerjakan PR dari sekolah dan mereka belum memiliki wadah untuk menyelesaikannya. Kalau yang mampu ikut les, mereka bisa saja menyewa guru privat. Tetapi di desa kami kebanyakan adalah keluarga menengah kebawah, sehingga untuk masalah pendidikan menjadi permasalahan yang dilematis.
Festival & Launching Oemah Sinau menjadi awal untuk kami memulai program-program yang tidak hanya sekadar wacana. Acara yang dilaksanakan pada 9 April 2016 dibuka oleh Bapak Kepala Desa. Berikut adalah rangakaian acara yang membuat kami berpeluh bahagia. Yes, it's beyond our expectation.


Pagi - Siang

Dari mulai jam 07.00, panitia sudah siap menyediakan stand-stand untuk jajajnan pasar, siap menyambut Tim Dokter dari RS Chakra Husada Klaten yang bekerjasama dengan kami untuk mengadakan pengobatan gratis. Pembukaan festival di pagi hari dibuka oleh Bapak Kades yang mendukung penuh acara ini. 
A photo posted by ayaa (@cahayatheprinces) on


Kami menampilkan tarian tradisional, pentas seni anak-anak PAUD dan beberapa kesenian lainnya yang memanjakan pengunjung. Kurang lebih pukul 8.30, pengunjung berdatangan untuk melihat dan membeli jajanan pasar. Anak-anak juga tak segan mencoba membuat batik dengan lilin dan canting. Stand tanaman organik juga tidak sepi pengunjung. Hal-hal tersebut membuat kami berkesimpulan bahwa kearifan lokal tidak sepenuhnya ditinggalkan oleh masyarakat.

Pengobatan gratis menjadi tempat yang paling diminati para lansia untuk memeriksakan kesehatan mereka. Banyak dari mereka berkonsultasi dengan para Tim medis untuk menanyakan seputar kesehatannya. Setelah itu, mereka mendapatkan obat yang telah diresepkan dokter.

Siang - Sore

Beranjak siang, suasana semakin ramai dengan anak-anak yang ingin mengikuti lomba. Lomba macapat, lomba ngulukke merpati, lomba egrang dan aneka lomba lainnya yang digandrungi anak-anak. Di depan camp Oemah Sinau, panitia juga menggambar permainan engklek/jingjlong dimana permainan itu sangat familiar di jamannya. Tetapi Tim Oemah Sinau dengan telaten mengenalkan permainan tersebut kepada anak-anak.
A photo posted by ayaa (@cahayatheprinces) on




Lomba-lomba selesai sekitar pukul 15.30. Setelah Ishoma, panggung festival mulai ramai lagi dengan "Joget Bareng Temon Kiss". Fans Temon datang dari beberapa daerah seperti Wonogiri, Yogyakarta, Juwiring. Temon adalah salah satu pemuda Kadilanggon yang sekarang berkreasi dengan jogetnya. Berbeda dengan tarian lainnya, Temon memberikan komando kepada fans untuk tertib dan tidak berdesak-desakan. Sehingga joget sore itu berlangsung dengan kondusif. Masyarakat Kadilanggon juga antusias untuk melihat atraksi Temon. Setelah Temon, panggung festival diisi dengan band-band lokal.

Malam

Di malam harinya, festival dibuka oleh Bapak Camat. Kesenian wayang kulit yang dibawakan oleh dalang cilik membuat beberapa sisi penuh dengan pengunjung. Dalang yang datang dari PKBM Oemah Wayang membius anak-anak karena penasaran. Pada acara malam harinya, dosen-dosen dari Fakultas Ilmu Ekonomi datang untuk menyaksikan program-program dari Oemah Sinau. Inisiasi dari Oemah Sinau ini adalah kerjasama dari pemuda Kadilanggon dan mahasiswa FIE UII yang memiliki visi dan misi yang sama.

Tim Oemah Sinau memberikan jajanan pasar gratis untuk para pengunjung seperti gethuk, cenil, pisang, kacang dan minuman jahe. Sehingga suasanan pada malam itu benar-benar terasa sekali keakrabannya dari satu pengunjung lain yang menikmati makanan dalam satu tampah.

PR kami masih banyak untuk mewujudkan program kerja Oemah Sinau. Banyak yang ingin membantu dengan cara-cara mereka seperti donasi buku, donasi uang dan urun pemikiran. Dan kami mengucapkan terima kasih untuk semua itu. 
Read More »

Charger Semangat Lewat Workshop dan Event


Saya aktif ngeblog sejak akhir tahun 2015. Tepatnya setelah ikut Fun Blogging 8 yang diadakan oleh Mbak Shinta Ries, Mbak Haya Aliya Zaki dan Teh Ani Berta. Sebelumnyapun saya juga hanya ikut-ikutan workshop menulis untuk menjaga semangat saya biar tetap on fire. Sebelumnya, menulis hanya sebatas suka-suka, tetapi setelah ikut workshop FB 8, banyak sekali hal yang saya dapatkan termasuk menjadikan blog ini sebagai rumah yang nyaman untuk menuliskan hal-hal yang dianggap bermanfaat dan mengubah blog menjadi domain pribadi juga salah duanya hasil saran dari Mbak Shinta.


Mulai saat itu, saya juga semangat menulis lagi baik fiksi maupun non fiksi. Giat ikut lomba yang temanya saya suka. Hingga saya juara 1 lomba menulis lanjutan cerita yang diadakan oleh Mbak Maya Siswadi. Hadiahnya parfum seharga 900 ribu yang sampai saat ini Ibu dan Bapak saya eman-eman buat make, hehe. Setelah itu saya juga makin semangat mengikuti beberapa giveaway dan event Blogger.

Mengikuti workshop tidak selalu gratis lho. Tetapi menurut saya, hal tersebut seperti investasi karena mengikuti workshop tersebut sarat akan ilmu yang diserap. Jadi, dalam menggali dan memupuk passion seringkali juga butuh modal untuk itu. Kalau event bagaimana? Jujur, saya malah baru tahu kalau datang ke event dapat goodybag dan printilan lainnya. Karena memang niat awal saya karena suka sama nulis dan tema yang diangkat.

Saya pernah ditawarkan undangan untuk menghadiri event kecantikan yang sebetulnya saya tidak terlalu concern tentang hal-hal yang berbau dengan tema tersebut. Tetapi karena saya ingin tahu banget untuk pengetahuan, maka saya menerima. Lagi-lagi alasannya simple, pengen tahu cara membuat alis yang sering saya lihat di kereta. Di gerbong perempuan ada beberapa wanita yang pandai bersolek. Kadang saya iseng memerhatikan mereka, dari alis, bibir atau pemakaian eye shadow, ahaha. Meskipun setelah mengikuti event tersebut saya tidak mempraktekkannya karena memang alasannya hanya sekadar ingin tahu "Oh caranya begitu". Lalu, jika ada beberapa undangan untuk event Blogger, bagaimana cara menyiasati keuangan agar dompet aman dan nyari ilmu serta sosialisasi juga tetap nyaman. Mungkin hal-hal berikut yang dapat diperhatikan oleh Blogger saat akan hadir dalam event :
  • Tema. Biasanya kalau temanya tentang parenting, menulis atau kesehatan, saya semangat buat ikutan. Apakah tema yang diadakan oleh penyelenggara sesuai dengan selera kita? Jadi kalaupun harus mengeluarkan ongkos untuk hadir, hal tersebut worth it.
  • Tempat dan transportasi. Kita juga harus mempertimbangkan tentang tempat dan transportasi yang dapat menjangkau lokasi event lho agar dapat disesuaikan dengan budget. Kalau jalan berliku-liku dan butuh biaya banyak untuk kesana, mungkin bisa nyari barengan atau alternatif kendaraan lain untuk menekan biaya.
  • Tujuan. Tanyakan tujuan mengikuti workshop atau event untuk ngapain. Tidak melulu tentang hal yang disukai lho, kadang saya iseng ikut workshop yang di luar jalur yang ditekuni karena hanya pengen tahu. just it.
  • Tidak melulu tentang gudibeg. Alhamdulillah, saya gak terlalu memusingkan tentang gudibeg, dapet syukur, enggak juga gak apa-apa (tapi biasanya dapet,ahaha). 
  • Landasi dengan suka. Mau tema apapun, kalau dasarnya sudah suka, maka ngejalanin dan nyeritain hasil workshop dan event juga bakalan enak. Nulis reportasenya pun juga bisa mengalir tanpa paksaan.
  • Tebar networking. Gara-gara event dan workshop lho, pertemanan saya makin meluas, friend di FB dan twitter juga meningkat. Jadi dalam acara tersebut dapat kita manfaatkan untuk menebar dan menjalin networking.
Jadi, kata orang Jawa ono rego ono rupo, untuk naik level pengetahuan kadang kita harus merogoh kocek, kalau ini yang berkaitan dengan workshop.  Tetapi jika ada event tentang Blogger, 6 poin di atas bisa jadi pertimbangan agar saat kita mendatangi event tersebut jelas output yang kita dapatkan. Di samping itu juga bisa menghemat biaya untuk datang ke suatu eventYes, seringkali workshop dan event untuk blogger adalah untuk charger semangat biar gencar menulis. Tetapi bukan berarti kalau gak ada itu langsung melempem yaaaa.

Kalian punya cerita menarik menghadiri event Blogger juga? Sharing yuk!
Read More »

Kado Buat Mas Dani

Sumber : "Coba tebak, apa isi kado yang dikasih istri sholekahnya Mas Dani? :)

Beberapa Minggu ini, aku memang sangat intens mengurus Bapak. Jadi sering menemaninya ngobrol-ngobrol ringan biar gak suntuk. Pagi jadwal disuntik dan harus mengingat-ingat sisi pantat mana yang harus disuntik (kanan atau kiri) biar tidak terlalu nyeri jika bagian yang sama disuntik terus-menerus selama 2 bulan. Jadi, aku meminta perawat untuk menyuntik sisi kanan bergantian dengan yang kiri tiap harinya. Biasanya setelah disuntik, Bapak langsung turun ranjang untuk berjemur di depan rumah. 

Pagi ini, saya menyiapkan makanan beliau. Kata Ibu, hanya aku yang mengerti seleranya. Karena tiap kali Ibu membawakan makanan, selalu tidak habis dan membuat Ibu pundung, ahaha. 

"Bapakmu dijupukne dhaharan sik, Wuk. Yen karo aku mengko mesti ra entek. Mbuh, tanganmu eneng apane yen sing njupukne kowe, mesti kok piringe resik (Bapak kamu diambilin makanan dulu, Dik. Kalau sama kamu pasti makannya habis. Gak tahu kenapa, tiap tanganmu yang ngambilin kok piringnya bersih gak bersisa)" Pesan Ibu.

Saya mengambilkan secentong nasi, tempe goreng telur dan sayur sawi. Lidah Bapak itu 11-12 dengan lidahku. Kalau masalah habis-tidaknya makanan, aku sendiri gak tahu. Biasanya aku memilih menemani Bapak makan, meskipun hanya diam dan sesekali ngobrol. Sejak Bapak sakit TBC, aku menyisihkan semua perlengkapan Bapak dari yang lain, diberi nama  "Kakung" biar tidak tertukar dengan yang lain. Dari mulai sendok, gelas, handuk bahkan sampai sandal aku kasih nama dengan spidol permanen, ahahaha. 

Memang benar, piring Bapak tadi pagi bersih tanpa sisa. Entah karena lapar, masakannya enak atau seperti yang dibilang Ibu tadi kalau aku yang mengambilkan jadi beda rasa. Aku seperti biasa, di samping ranjang tempat tidurnya. Kali ini aku mencorat-coret buku dan membuat list. 

"Pak, kado sing paling cocok dinggo wong lanang sing nembe ulang tahun, nopo nggih? Kula bingung. (Pak, kado apa yang cocok untuk laki-laki yang lagi ulang tahun ya? Aku bingung.)" Aku bertanya kepada Bapak yang menyeruput teh hangatnya.

"Opo kowe wis duwe pacar, Wuk? Kok arep tuku kado (Apa kamu sudah punya pacar, Dik? Kok mau membelikan kado segala?)"

Kadang suka gemas sama Bapak tuh kalau aku bertanya malah dibalikin pertanyaan. Aku kembali mencoret-coret buku tulisku dengan pensil. Biasanya kalau ngasih kado Bapak atau Mas-Mas (kandungku), ide-ide itu muncul bertebaran lho. Tapi memang sih, kalao Bapak ulang tahun biasanya aku cuma beli kue aja, gak repot-repot. Maksudnya biar Bapak "merasa diperhatikan", padahal setiap hari juga berlimpah perhatian. Aku juga pernah ngasih dasi, tapi setelah itu dimarahi Bapak setelah tahu harganya. Karena biasanya Bapak beli dasi yang 20 ribuan doang. Padahal pas sebelum ngasih tahu harganya, Bapak memuji-muji kalau seleraku bagus lho, warna dan kainnya juga halus. Lha kok setelah tahu harganya jadi malah eman-eman  make takut lusuh, ahaha. Seperti beli parfum seharga sejuta, tapi malah sayang dipake takut habis.

Usul dari Bapak

Sik sebentar. Mas Dani yang tak maksud di tulisan ini bukan suaminya Mulan Jameela lho, tapibanker pemilik blog danyrachmat.com yang sebentar lagi ulang tahun dan minta dikasih kado, ahaha.

"Wong lanang diparingi kembang kiro-kiro seneng mboten, Pak? (Laki-laki dikasih kado bunga kira-kira suka gak ya Pak?)" aku bertanya dan berharap Bapak tidak menimpali pertanyaan balik.

"Koyo wong mati wae diwenehi kembang. Yen pengen sisan diwenehi menyan sisan ben komplit (Kayak orang meninggal saja mau dikasih bunga. Kalau tetap pengen ngasih bunga, jangan lupa dilengkapi dengan menyan)" Bapak berbicara lurus dan aku tertawa pecah. Menurut Bapak, memberikan kado bunga adalah salah satu bentuk kemubadziran. Makanya tiap mengajak Bapak ke resepsi pernikahan yang banyak papan bunga di depan gedung, beliau selalu menggeleng. Kenapa gak dikasih dalam bentuk uang saja buat DP rumah atau membeli perkakas dapur. Lha harga papan bunga seperti itu kan paling sedikit 500 ribu. Masuk akal sih, itu bentuk kemubadziran. Besok kalau aku ulang tahun gak usah dikasih bunga ya, Mas *eh.

Aku masih berpikir keras kado apa yang cocok buat Mas Dani. Kue? Pasti yang lain udah ada yang ngasih. Dompet? Dia seorang banker tajir dan disayang bos, pasti punya banyak dompet buat nyimpen duitnya. Bunga sudah dieliminasi Bapak yang katanya bentu kemubadziran.

"Di kado sempak wae, Wuk" suara Bapak tiba-tiba membuatku hampir tersedak.

Aku memandangi wajah Bapak menelisik apakah ia sedang bercanda atau tidak. Tetapi wajahnya tidak menunjukkan bahwa ia sedang bercanda. Dan aku tahu persis bahwa ia serius memberikan pendapatnya.

"Sempak item ben ra gampang reged. Biasane wong lanang ki males yen dikon salin sempak. Opo meneh yen lagi tugas luar kota. Mesti sempak 2 wae wis cukup dinggo seminggu (Sempak hitam biar gak gampang kotor. Biasanya kalau lelaki itu malas buat ganti sempak. Apalagi kalo pas dinas keluar kota . Cuma sempak 2 biji aja udah cukup buat seminggu)" Bapak melanjutkan idenya tadi.

"Masa iya ngado sempak sih" seloroh batinku.

"Wong lanang yen wis seneng karo sempak'e, mbok wis jebol mesti tetep dinggo. Opo meneh sing nukokne bojone. Di eman-eman banget (Laki-laki kalo udah suka sama sempaknya, sobekpun masih tetap dipake. Apalagi sempak pembelian istrinya. Pasti sempaknya disayang banget.)"

Aku masih mencerna ide Bapak dan setengah tidak percaya. "Masa iya lelaki sayang banget sama sempaknya? Sampe bolong juga tetep dipake gitu?" batinku bertanya-tanya. Mau nanya Bapak lebih jauh, tapi rikuh. Mau nanya suami, tapi belum punya. Ya Allah, toloooong.

"Eh tapi sing arep mbok kado ki sopo, Wuk? (Eh tapi yang mau dikasih kado itu siapa, Dik?)" Bapak membuyarkan lamunanku.

"Rencang tebih, Pak. Tiyange sampun gadhah garwo sholehah. Niki wau mung tanglet kado nopo sing pas kagem ulang tahun wong lanang, soale tiyangipun nyuwun pendapat. Menawi garwane seneng kalih jawabane, mangke kulo angsal HP (Teman jauh, Pak. ORangnya udah punya istri sholehah. Ini tadi aku cuma nanya kado apa yang pas buat ulang tahun seorang cowok, soalnya kalo istrinya suka sama jawaban yang aku kasih, nanti aku bakal dapet HP" Bapak melongo, mungkin terkejut kok menjawab pertanyaan begini saja bakalan dikasih hadiah, ahaha.

"Jawab wae, bojone kon ngado sempak (jawab saja, istrinya suruh mbeliin kado sempak)" Bapak keluar kamar meninggalkanku yang masih bengong.

***

Buat Istri Mas Dani Rachmat : Kata Bapakku, kado yang pas dan menarik untuk hadiah ulang tahun Mas Dani adalah "SEMPAK HITAM" *sumpah aku gak tau filosofinya apa, Mbak kenapa harus ngado itu.

Buat Mas Dani Rachmat : Selamat ulang tahun, semoga berkah usianya, Mas. Makin sholeh jadi suami dan bapak. Bahagia dunia akherat. Amin *ini doa tulus lahir batin dariku

Buat Mas Dani & istri, maafkeun aku kalo sok ikrib ya, mari kenalan dulu --- Ayaa, f, 26 Klaten. Dapet salam dari Bapakku "Moga awet selalu" katanya.
Read More »