Featured Slider

Sekelumit Cerita Film Ada Apa Dengan Cinta 2

Di bioskop sedang rame-ramenya pengunjung untuk nonton film yang telah lama ditunggu release-nya. Kemarin saya sengaja ikut mengantre tiket AADC 2 di Plaza Ambarukmo Jogja. Ada beberapa studio tetapi film yang ditayangkan hanya AADC 2 dan Civil War. Fokus ke cerita ke AADC 2, sebenarnya dari saat pertama kali launching, saya ngebet banget pengen nonton. Karena waktu dan lokasi yang cukup jauh, saya menunggu waktu yang pas dan alhamdulillah memang benar-benar pas :D. 
Saya ditemani seorang teman baik yang sebenarnya dia tidak terlalu suka dengan film Indonesia tetapi demi saya, dia rela juga ikut antri tiket dan masuk ke studio. Pas filmnya mulai, dia terang-terangan bilang "Nanti kalo aku ketiduran, tolong bangunin ya" saya mengangguk sambil tertawa.

Sebelumnya saya sudah membaca spoiler yang berseliweran di FB tentang film yang dibintangi Rangga dan  Cinta ini. Makanya, saat masuk di studio, saya tidak memiliki ekspektasi banyak dan tidak akan membandingkan secara frontal dengan AADC 1. Saya hanya ingin menikmati tanpa nuntut ini-itu, ahaha. 

Nostalgia Rangga & Cinta

Berawal dari iklan Line yang super kreatif, Rangga dan Cinta jadi reuni lagi kan. Entah kalau gak ada iklan Line, apakah film AADC2 akan tayang dan bisa tembus lebih dari 3 juta penonton seperti sekarang ini? Ah, pokoknya saya seperti nostalgia Rangga yang demen bikin puisi dan si Cinta yang fasih banget mengeja huruf J (kamu sakit Jiwaaa trus sama "yang kamu lakukan sama saya itu jahaaat"). Apa ada scene lain yang membuat kalian nostalgia sama Rangga-Cinta? ehehehe.

Akting mereka yang totalitas banget. Yaaah, meskipun di film ini, Rangga sedikit agak agresif ngejar Cinta (ternyata saya benar2 gak bisa lepas membandingkan ya. Maafkan!). Padahal menurut saya, Rangga diem aja udah bikin cewek-cewek termasuk Cinta dan saya klepek-klepek,ahaha. Dari geng Cinta, yang paling awet muda memang si Cinta. Udah punya 2 anak tetap saja wajahnya masih kayak SMA.

Puisi-puisi Rangga juga tetap bikin baper kok. Apalagi setiap puisi-puisinya dibacain sama Rangga dengan suara yang agak berat. Cinta aja baper berhari-hari apalagi saya dan kamu? Soundtrack AADC 1 memang masih mendominasi meskipun ada sedikit arransemen sama Melly Goeslaw dan suaminya.

Konflik

Hmmm, untuk konfliknya memang agak kurang menggigit sih. Di awal kayak ritme konfliknya lambat banget sampai teman di samping saya menguap beberapa kali. Tetapi pas pertengahan film sudah mulai masuk tuh ke konflik yang lebih variatif sehingga saya penasaran sama scene selanjutnya apa. Mulai baper waktu Rangga ketemu Cinta dan seharian diajak ngubek-ubek Jogja. Hayo ngaku, siapa yang habis nonton film ini trus ngebet banget pengen ke Jogja menyusuri tempat syuting AADC? *saya ngacung pengen ke Punthuk Setumbu.

Alur

Alurnya menggunakan alur maju. Awalnya agak monoton, tetapi pas pertengahan sampai akhir, asli bikin saya baper dan sempat mewek pas scene Rangga ketemu sama ibunya. Untuk perpindahan setting antara Indonesia dan New York agak kurang lembut jadi saya sempat agak roaming tentang alurnya. Sesekali menggunakan alur mundur saat scene Cinta mengingat Rangga di masa lalu *beneran gak bisa move on kan, Ta?

Setting

Nah Loh, udah dibilang gara-gara AADC ini, saya ngebet banget pengen ke Punthuk Setumbu. Bahkan ada juga yang menjadikan ladang bisnis dengan membuka tour ke tempat-tempat syuting AADC. Saya fokus di Jogja aja ya, kalo New York kejauhan soalnya :p. Lekuk-lekuk Jogja ditampilkan dengan apik sehingga adegan Karmen sama Mili ngejar-ngejar Rangga di gang-gang sempit Jogja yang menurut saya agak mustahil jadi termaafkan,ahaha. Lha iya, secara Jogja jalannya super crowded dan sempit, etapi Karmen lihai banget mengemudikan mobilnya tanpa hambatan mengejar Rangga. Mungkin memang itu jalannya si Rangga buat ketemu jodohnya kali ya,ahaha *maksa banget.

Nah, setting yang di Jogja ada beberapa tempat : Pantai Parangtritis, Ratu Boko, Alun-Alun Selatan, Gereja Ayam Magelang, Punthuk Setumbu, Sate Klathak.

Sate Klathak yang udah terkenal sebelumnya gara-gara Mas Rangga sama Mbak Cinta, jadi makin populer. Dahsyat banget emang efek AADC. Makan sate Klathak 20rb berasa syuting AADC, aahaha.

Jawab jujur, setelah nonton AADC, kalian jadi pengen ke Jogja gak? please jujur!

Puisi & Soundtrack

Siapa bilang puisi AADC 2 gak se-booming dari yang sebelumnya? Itu Aan Mansyur bener-bener deh bikin meleleh. Apalagi puisinya dibacain sama Rangga dengan suara yang khas itu. Trus ditujukan buat si Cinta. Jodoh banget deh! "Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh", kayaknya udah pada apal banget puisi itu di luar kepala. Kalo di AADC 2 juga gak kalah nampolnya guys. Simak deh!

Resah di dadamu
dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini
dipisah kata-kata
begitu pula rindu
jurang antara kebodohan dan keinginanku
memilikimu sekali lagi

Kembali ke selera masing-masing sih ya. Tetapi menurut saya, puisi-puisi di AADC2 juga ngehits. Tentang soundtrack harus saya akui tidak bisa move on dari AADC 1, makanya kebanyakan lagu diaransemen dari filmnya terdahulu. Saya apal banget itu satu kaset lagu di film yang pertama *gak ada yang nanya.

Penokohan

Cinta dengan gaya khasnya, sok jutek sama Rangga tapi sekaligus dengan sikap misterius Rangga. Di film ini, Rangga agak agresif. Mungkin karena digerus sama waktu 9 tahun gak ketemu sama Cinta. Karmen dengan tomboy dan sifat temperamennya. Dan Milly yang menjadi penyegar di setiap scene dengan banyolannya yang memang lucu. Lucunya natural dan tidak dibuat-buat.

Kalau saya jadi Cinta

Ini hanya pengandaian lho ya, karena memang AADC cuma ada di film. Karena apa? Karena sulit sekali diaplikasikan di dunia nyata. Tapi sekali lagi, pengandaian kan sah-sah saja. Kalau saya jadi Cinta apakah akan tetap memilih Rangga? Honestly, saya jawab iya. Satu karena Rangga juga masih single. Kedua karena udah dapet cemistry. Ketiga memiliki passion yang sama. Di film sangat kelihatan kalau Cinta itu pemaaf sekali kepada Rangga karena Rangga bisa membuatnya tidak bisa menolak. Istilahnya Rangga tahu sekali apa yang dimau oleh Cinta. Berbeda halnya dengan Tristan. Meskipun tajir sejak lahir, tapi karakter keduanya sangat berbeda. Jadi Tristan memang hanya sekadar figuran saja. Berbeda kalau porsi Tristan lebih dieksplore lagi dalam film tersebut. Mungkin saya akan memilihnya (*siapa gue? Aelah, ini cuma misal lho ya). Tapi kali ini Yes, i stand on the Rangga's side.

Pay Attention!

Please jangan bawa anak-anak di bawah umur untuk nonton film ini. Miris kalau ada yang nonton bawa anak-anak dan petugasnya mempersilakan saja. Ada adegan yang bikin saya baper dan tentunya gak layak ditonton untuk anak-anak di bawah umur. Ah iya, saya nonton film ini sudah seminggu yang lalu, dan ini postingan very latepost banget, tapi bapernya masih berasa sampai sekarang.

A photo posted by ayaa (@cahayatheprinces) on

2 komentar

  1. Asik..dapat gambaran AADC2 :) Rangga memang bikin baper ya mbak hehe..Thanks for sharing! (saya kapan ya nontonnya..#galau

    BalasHapus

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)