Featured Slider

Khatam Alquran Saat Ramadan

Tadarus Alquran
Kegiatan Tadarus Alquran di Masjid setelah Tarawih
Momentum ramadan sering dipakai oleh kaum muslim untuk berlomba-lomba dalam meningkatkan kualitas imannya dengan berbagai amalan yang telah disiapkan sebelumnya. Memasuki 10 hari terakhir membuat saya menggelitik dengan pertanyaan "Apakah amalan terbaik yang mengisi ramadan tahun ini?". Kalau boleh jujur, kita bisa menilai sendiri kualitas ramadan kita, apakah lebih baik dengan tahun lalu, atau justru sebaliknya.

Khatam alquran menjadi salah satu amalan yang paling hits dilakukan saat ramadan. Bahkan ada beberapa teman saya yang menargetkan khataman 2 hingga 3 kali selama ramadan. Sehingga ada beberapa masjid yang melakukan khataman dengan agenda doa bersama.
"..... dan amalan yang disukai Allah adalah amalan yang berkesinambungan walaupun sedikit (HR. Bukhari)".
Amazing rasanya saat merasakan ramadan dapat memacu kita untuk meningkatkan amalan kita. Menjadi PR bagi kita juga untuk mempertahankannya saat ramadan telah purna nanti. Saat ramadan amalan begitu menggebu, semoga di bulan Syawal semakin syahdu. Khatam alquran dapat dijadikan amalan bulanan meski tidak ramadan. Pun untuk menghadiri majlis taklim dan menyemarakkan masjid. Banyak masjid yang megah tetapi jamaahnya sepi. Awal-awal ramadan, saf tarawih dan subuh selalu penuh, tetapi menjelang akhir ramadan justru mengalami "kemajuan". Semoga syawal tidak menjadi antiklimaks amalan kita. Dan semoga Allah memberikan nikmat ibadah untuk menyelesaikan ramadan dengan baik serta mengisi bulan-bulan setelahnya dengan amalan kebaikan layaknya ramadan.

word count : 208 kata

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis : 1001 kisah masjid




Read More »

Liburan Tanpa Macet? Ke Embung Nglageran Aja


Kalau libur panjang, kayaknya jalanan ibukota pindah ke Jogja-Solo. Macetnya bikin hati ini malas untuk kemana-mana. Eits, tapi sebenarnya ada lho obyek wisata yang ditempuh dengan nyaman tanpa macet dan uwel-uwelan pas libur panjang. Liburan yang cukup panjang ini, saya diajak pergi ke Embung Nglanggeran. Saya sempat menolak karena menyadari jalanan macet banget meskipun naik motor. Pengalaman kemarin Jogja-Klaten yang biasanya 1 jam, ternyata bisa sampai 2 jam lebih,huhu.
Hawanya enak, viewnya jugak :)
Saat diyakinkan bahwa rute yang ditempuh berbeda dengan rute biasanya. Ditambah ia menunjukkan jarak GPS hanya 15KM dari rumah, membuat saya luluh. Dari semangat lowbat 25% bisa up jadi 75% :D. Saya pernah lewat jalan gunung kidul yang menanjak tapi imbalannya view kanan-kiri jalan sangat asri. 

Baru pertama kali datang kemari dan pake acara kesasar dulu, aroma pegunungannya sudah terasa saat sudah mau sampai lokasinya. Memang sih, Embung Nglageran berada di kawasan Gunung Purba yang merupakan Kawasan Desa Wisata. Jadi, area ini juga sering dipakai untuk outbond, makrab, berburu sunset dan sunrise serta climbing

Welcome Embung Nglageran!
Benar yang diceritakan teman saya kalau Embung Nglageran hawanya enak dan nyaman dikunjungi. Lokasinya tidak begitu menanjak, dan ada gubug peristirahatan untuk para pengunjung. Tangga-tangganya pun juga friendly di kaki, sehingga pengunjung gak gempor saat naik turun ingin melihat pemandangan sekitar.

Saya penasaran muterin Embung yang berada di Patuk, DIY ini, karena ternyata airnya mengalir di setiap sisinya (tidak mengendap). Embung tersebut sengaja dibuat untuk pengairan. Awalnya Embung Nglageran dikelola oleh Karang Taruna setempat sejak tahun 1999. Karena adanya kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, maka karang taruna dipercaya untuk mengembangkan area seluas 48H untuk kawasan wisata. Dan pada tahun 2007, keseriusan  tersebut mendapat dukungan penuh dari Dinas Budpar Daerah Istimewa Yogyakarta.

Udara Sejuk & Pemandangan Asri

Sebelumnya saya membayangkan macetnya jalanan saat liburan, tetapi setelah tiba di Embung Nglageran, bayangan tersebut berubah menjadi kegembiraan yang luar biasa. Berkali-kali menghirup udara yang sejuk dan menikmati pemandangan yang asri. Baik menikmati gemericik aliran air embung maupun semilir angin sekitar.





Kalau teman-teman mau  liburan di daerah Jogja-Klaten tanpa macet, mungkin kawasan ini dapat menjadi referensi. Cocok membawa balita karena kalaupun minta gendong gak bikin pegel tanjakannya. Bawa tikar dan bekal juga bisa lho. Jadi pikniknya gak setengah-setengah :D. Kalaupun gak bawa bekal, di sekitar kawasan juga ada warung yang harganya ekonomis. Menjual makanan tradisional.


Transportasi

Nah, sepanjang pengamatan saya kemarin (bahasanya gak kuat banget), yang berkunjung kemari adalah yang menggunakan motor dan mobil pribadi. Mungkin karena areanya semi pegunungan kali ya, jadi rute angkutan belum ada (atau saya belum tahu?). Tapi, semoga saja ke depan, obyek Embung Nglageran bisa menjadi salah satu wisata yang nyaman untuk dikunjungi keluarga. Jadi, selain menambah pemasukan untuk karang taruna dan warga sekitar, di sisi lain bisa memanjakan pengunjung dengan pesona alamnya.

Kalau saya pribadi sih, lebih prefer naik motor. Honestly, bisa benar-benar menikmati udara dan view di kanan kiri yang merupakan pertanian terasering. Sssst, pengakuan paling dalam sih, karena kalau naik mobil, saya kebanyakan tidur karena mual bau kamper mobil, huks.

Btw, selamat liburan lebaran teman-teman. Maaf lahir batin :)
Read More »

Mengulik Kisah di Istana Bunda Vian

Assalamu'alaykum semuanya, bagaimana puasanya? Semoga lancar ya :)

Diambil dari Blog Mbak Sri Rahayu
Di postingan kali ini, saya pengen banget mengulas tentang bullying terhadap anak. Beberapa waktu yang lalu, ada teman yang sharing kalau anaknya mengalami hal serupa, pulang dengan baju kumal, kotor dan wajah yang sedikit ketakutan. Terus terang, waktu duduk di bangku SD, saya juga pernah mengalaminya. Diolok-olok, dikasarin pake tangan sampai saya menangis. Karena takut, saya tidak cerita kepada orang rumah. Sampai akhirnya, teman saya mengadukan perlakuan kasar teman lelaki saya kepada Mas Jundi, dan beliau datang ke sekolah menemuinya untuk memperingatkan agar tidak mengganggu saya lagi. Setelah itu, teman lelaki saya mengintimidasi saya, menakut-nakuti tetapi tidak pernah lagi main tangan. Fyi, perlakuan tersebut juga dilakukan kepada teman-teman wanita saya yang lain.

Bela diri buat anak, pentingkah?

Maraknya bullying, membuat orang tua sangat was-was. Karena disadari atau tidak, efek bullying itu tidak hanya mengenai fisik saja tetapi juga bisa psikis. Bisa jadi anak minder dan serba takut untuk mengeksplore kemampuannya karena dibayang-bayangi dengan intimidasi orang lain. Ternyata, teman blogger saya juga pernah mengalami juga kasus bullying yang terjadi pada anaknya. Namanya Mbak Sri Rahayu. 

Pemilik blog Istana Bunda Vian ini mengisahkan di salah satu postingannya bahwa anaknya juga pernah menjadi bulan-bulanan teman-temannya. Anaknya mengalami kekerasan fisik sehingga saat pulang sekolah merasakan kesakitan di bagian tubuhnya. Saking sebalnya, ia memutuskan untuk mengajari beladiri yang aman sebagai bentuk pertahanan diri anaknya jika mengalami bulliying lagi. Setelah beberapa informasi dikumpulkan, maka pilihannya jatuh ke olahraga wushu, sebuah seni beladiri dari daratan China yang menitikberatkan pada keindahan dan kelenturan serta kecepatan dan teknik bermain tongkat dan pedang.

Saya pribadi sepakat kalau beladiri merupakan salah satu pertahanan diri yang penting diajarkan untuk anak. Bukan untuk menyerang, tetapi membela diri saat si anak dalam posisi terintimidasi dan bullying berupa kekerasan fisik. Tugas orang tua mengarahkan dan menjaga agar anaknya terhindar dari efek bullying. Memberikan pemahaman mengenai fungsi beladiri kepada anak juga tidak kalah penting. Jangan sampai hal tersebut digunakan untuk membulying temannya.

Salut buat Mbak Sri Rahayu deh. Ia tidak sekadar memilihkan beladiri yang menurutnya cocok untuk anaknya, tetapi juga mendampingi sang anak dalam berlatih. Hal itu bisa menjadi semangat untuk anak-anak jika orangtua memberika support dan mendampingi hal-hal yang dianggap baru baginya.

Berkunjung ke blog ibu 2 anak ini ternyata juga dimanjakan dengan postingan jalan-jalan dan kuliner lho. Cerpen-cerpennya juga bisa jadi hiburan saat senggang. Berawal dari kasus bullying dan beladiri untuk anak, waktu 1 jam tidak terasa saking asyiknya baca-baca postingan lain Mbak Sri di blognya.

Nice to know you Mbak Sri :)


       
Read More »

Karena Kematian itu...... Dekat

Kepalaku masih tidak bisa berhenti memikirkan kejadian tadi pagi. Tidak biasanya aku ikut jalan-jalan selepas shubuh. Tetapi untuk menghilangkan rasa kantuk, aku ikut bergabung jalan-jalan Bapak, Ibu dan Mbak Endang. Sesampai di ujung gang, banyak teman-teman Bapak dan Ibu yang menunggu. Ritual jalan-jalan ini sudah berjalan sebulan sebelum puasa hingga sekarang. Muterin rute rumah warga 3x yang kemungkinan berjarak 2-3 kilometer sudah membuat Bapak dan Ibu keringetan.

"Bu, ternyata korban yang tabrak lari sudah ketemu" suara Mbah Amat terdengar sampai belakang. Aku dan Mbak Endang memperlambat langkah.

"Itu lho mantunya Pak X, suaminya si Fulan" telingaku tidak salah dengar kali ini tetapi demi memastikan kabar tersebut, aku bertanya kembali seperti halnya pertanyaan repetisi.

"Innalillahi, bukannya kemarin istrinya baru saja melahirkan, Mbah?" ulu hatiku seperti teriris. Mbak Endang juga merasakan hal yang sama. Jadi, semalam salah satu polisi di desaku dikabari oleh rekannya kalau ada korban tabrak lari di daerah Demak, Semarang. Mungkin saja beliau baru saja pindah domisili mengikuti istrinya, sehingga namanya tidak familiar. Ada 3 orang nama yang disebutkan tetapi setelah di cek satu per satu, ternyata yang namanya disebutkan sehat wal afiat. Dan entah bagaimana ceritanya, hingga nama korban yang dimaksud ditemukan, tidak lain adalah suami dari teman sebangkuku SD. 

Bayinya baru berusia 18hari, dan sekarang ia yatim. Untuk menuliskan ini, aku harus menyeka sudut mataku berkali-kali. Saat aku ke pasar, tetangga bilang kalau jenazah dimakamkan di rumahnya (Pekalongan-Red), bukan di Klaten. Lalu bagaimana dengan si Fulan? Trus anaknya? Tiba-tiba hatiku perih sekali lagi. Tetanggaku bilang kalau si Fulan tidak bisa kesana karena memang kondisinya masih nifas dan kurang sehat setelah melahirkan. Waktu buka puasa, katanya si Fulan masih sms-an dengan suaminya untuk mengingatkan buka. Dan ternyata komunikasi itu adalah yang terakhir kalinya.

Bukankah kematian itu sangat dekat?

Sampai di rumah, aku masih saja setengah tidak percaya. Semoga temanku dan bayinya kuat dan tabah melalui ini. Semoga juga suaminya diampunkan dosanya, dilapangkan kuburnya. Amin amin amin.

Dalam momentum Ramadhan ini, seperti diingatkan kembali "Bagaimana kalau ini adalah Ramadhan terakhirmu?". Mulutku sendiri kelu untuk menjawabnya. "Bekal terbaik apa yang kau jadikan andalan untuk bertemu Rabbmu?". Air mataku meleleh kali ini, bibirku bisu tergugu.
Read More »

5 Hal yang Dilakukan Saat Anak Belajar Menjalani Puasa Pertamanya


Selamat puasa semuanya! Bagaimana puasa pertamanya? Semoga lancar sampai akhir. Nah, kali ini pengen banget cerita tentang puasa pertamanya Khansa (5y.o). Tahun ini adalah puasa perdananya. Setiap anak memang beda-beda sih ya pengalaman ikut puasa pertama, apalagi dalam tahap belajar. Dulu kalau Iqbal belajar puasa juga pas TK sekitar usia 5 tahun. Hanya 2 hari puasa bedug, pertama bedug dhuhur, hari kedua bedug ashar dan seterusnya sehari full. Saya kira akan bedug sebulan, tetapi rasa ingin tahu Iqbal dalam menahan rasa lapar dan dahaganya sangat tinggi. Jadi pas hari ketiga, dia excited sekali menyelesaikan sampai bedug magrib.

Cerita Ihsan juga menarik. Dia yang menurut saya spesial karena membujuknya puasa dan memberikan pengertian kepadanya dengan bahasa yang mudah dimengerti di usia 5 tahun waktu itu. Kenapa harus puasa sih? Kalo haus yaudah langsung minum aja? Persepsinya dulu begitu. Ihsan tetap belum mau puasa meskipun dibujuk di usia 5 tahun. Hingga di usianya 6 tahun, dia mencoba puasa seperti metodenya Iqbal, puasa bedug dhuhur, ashar dan lama kelamaan bedug magrib sampai komplit. 

Pernah suatu hari, Ihsan merengek mau batal minum air putih karena  siangnya main ke rumah temannya dan melihat temannya tidak puasa. Dia pulang sambil marah-marah sambil bertanya kenapa dia disuruh puasa tetapi temannya enak-enakan makan minum. Saya yang melihat wajah manjanya waktu itu tertawa tipis. Ihsan memang spesial, pertanyaan-pertanyaan kecil yang logis dia tanyakan kepada kami. Ibunya yang tahu persis sifatnya juga senyum-senyum menanggapinya. Karena merasa capek, Ihsan sempat mengancam mau minum sirup di kulkas. "Mau dibuatin apa buat sendiri, Mas?". Ibunya menantang permintaan Ihsan. Dia mungkin agak kaget dengan pernyataan ibunya. "Apa gak sayang kalau mau batal, sebentar lagi udah buka lho. Coba tidur sebentar, nanti pas bangun tak buatin kolak". Ibunya menambahkan. Ihsan masih mengerutu gak jelas, tetapi juga ragu mau membatalkan puasanya. Akhirnya dia lari ke kamar nonton TV sampai tertidur. Iyaaaaak, dia lulus puasa sehari meskipun sempat tergoda temannya dan hampir minum es sirup marjan cocopandan. ahaha.

Sekarang giliran Khansa yang belajar di puasa pertamanya. Dia bertahan sampai jam setengah 3. Dibujuk menunggu bedug Ashar tetapi raut wajahnya sudah memelas dan menangis karena gak kuat menahan haus. Ibunya mengambilkan air putih dan susu. Khansa hanya meminumnya setengah lalu melanjutkan puasanya sampai magrib. Masih dalam tahap belajar, anak-anak butuh pemahaman dan pengertian  mengenai puasa dan menanamkan kepada mereka bahwa puasa Ramadhan wajib dilakukan. Jadi, nanti meskipun tanpa diawasi, mereka bertanggung jawab untuk melakukannya sepenuh hati.

Hal-hal berikut mungkin bisa dilakukan agar anak semangat melakukan puasa pertamanya :
  • Ajari puasa bedug terlebih dahulu. Bisa bedug dhuhur atau ashar.
  • Kalau terpaksanya mereka batal, jangan dipaksa. Beri mereka minum/makan dan ajak mereka untuk menyelesaikannya sampai selesai hingga bedug magrib. Hal itu akan membiasakan mereka saat siang adalah waktunya menahan lapar, haus dan amarahnya/
  • Mengkondisikan lingkungan sekitar mereka. Kadang ada teman mereka yang tidak puasa, dan hal tersebut dapat mengganggu puasa mereka yang notabene dalam tahap belajar. Jadi sebaiknya menciptakan permainan yang kreatif di rumah bisa menjadi solusi. Karena setelah bermain bisa dimanfaatkan untuk tidur. 
  • Tanyakan menu apa yang mereka inginkan saat sahur dan buka. Iqbal, Ihsan dan Khansa aktif request menu untuk sahur dan buka. Jadi pas dibangunin sahur, mereka juga kooperatif. Momen buka puasa dapat dijadikan untuk cerita-cerita bagaimana puasa mereka pada hari itu.
  • Jangan pelit pujian. Saat anak-anak berhasil puasa penuh, pujilah effort mereka. "Wah Mas Iqbal sholeh udah full puasanya. Besok dibangunin sahur jam berapa, Mas?". 
Kalian punya pengalaman yang mengesankan tentang puasa pertama anak-anak? Yuk sharing :)

Semoga Allah makin cinta :).
Read More »

Ngubek-ubek "Ocehan Ade Anita"


Karena akhir-akhir ini gak bisa tidur alias insomnia, maka kebiasaan lama saya muncul, yaitu membaca beberapa web online. Akhirnya terdampar di sebuah blog berniche parenting kepunyaan Mbak Ade Anita yang kebetulan pemenang Arisan Link Blogger Perempuan pekan ini. Blog Ocehan Ade Anita ini memang unik. Bercerita tentang keseharian dengan bahasa yan sederhana yang bahkan kita sendiri bisa juga menjadi lakon utamanya. "Ah kok gue banget ya" dalam satu artikel yang ditulis Mbak Ade.
Saya pernah bertemu Beliau di Fun Blogging 8, tapi belum sempat ngobrol panjang kali lebar, hihi. Baru kenal gitu lho :D. Back to the topic, ada artikel yang membuat saya terpikat untuk membacanya sampai selesai. Tentang pertemanan yang tulus. Saya pernah juga menulis topik yang sama dengan pertanyaan besar yang menggaung dalam benak saya, "Apakah teman itu harus memilih-milih?". Karena kalau yang hobby nyinyir, mereka pasti akan berkomentar dengan tegas "Mbok ya temenan itu gak usah milih-milih", ahaha. Bijak sekali. Dan pada akhirnya saya berkesimpulan bahwa "Memang benar, berteman tidak boleh memilih tetapi wajib memilahnya".

Kenapa begitu? Karena teman itu seleksi alam. Dan tidak ada paksaan untuk itu. Saya pernah nyaman merasa "sendiri", melakukan apapun sendiri karena merasa yang berada di sekitar saya tidak sevisi. Hanya itu. Tetapi, saya mulai sadar bahwa kita tidak boleh memakaikan baju kita kepada orang lain. Karena tidak selalu pas. Mulai open minded dan terbuka dalam berteman, tidak tersinggung terhadap perbedaan dan tidak memaksakan orang lain untuk satu pemikiran. 

Membaca postingan Mbak Ade tentang "Tulus dalam Berteman", rasanya saya sangat setuju kalau ujian pertemanan adalah waktu. Termasuk arisan link ini lho ya, hihi. Bagaimana sebuah pertemanan tidak melulu tentang materi dan rasa pamrih. Ujian pertemanan dapat datang kapanpun dan itu benar-benar meguji seberapa tangguh kadar persahabatan. Dan hal itu akan dikembalikan dengan pertanyaan "Tujuan kita bersahabat apa sih?".

Rasanya tulisan Mbak Ade di bawah ini nampol banget. 

Jika sebuah pertemanan bisa dibatasi dengan kurun waktu tertentu... itu bukanlah sebuah pertemanan. Tapi hanya hubungan palsu yang akan segera berakhir ketika guncangan datang meski hanya sebentar.
Jika sebuah pertemanan dibangun karena sebuah pamrih tertentu, maka tunggulah kedatangan sebuah pamrih yang lebih besar lagi. Karena kedatangan pamrih kedua, akan menghapus tanpa sisa pertemanan yang sudah terjalin sebelumnya.
Satu hal yang dapat saya ambil dari postingan Mbak Ade bahwa sebaik-baik manusia adalah seseorang yang bermanfaat bagi yang lain. Jadi, lewat pertemanan atau dengan menjalin hubungan baik dengan yang lain, kita dapat menjadi salah satu yang bermanfaat itu. 

Kalau kalian butuh referensi bacaan yang menyegarkan tentang dunia parenting, pernikahan atau tentang cerita sehari-hari dengan bahasa yang lugas dan sederhana, jangan sungkan ngubek-ubek "ocehan Ade Anita".


Read More »