Featured Slider

Pengalaman Menginap di Best Western Premier Solo Baru


Hai teman-teman, weekend ini liburan kemana? Ah iya, saya mau cerita kalau beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan untuk menginap dan melakukan liburan singkat bersama beberapa blogger dan tim manajemen hotel Best Western Premier Solo Baru. Hal itu semacam pelarian pasca terserang tipes dan memakan waktu yang cukup lama untuk recovery-nya.

Solo sebenarnya bukan kota yang asing bagi saya, tetapi untuk berkunjung dan mengeksplore tempat dan budaya tidak akan membuat saya kapok bahkan seperti candu. Sore itu, saya memutuskan naik motor untuk menghadiri acara yang bertajuk “Upclose and Personal with Best Western Premier Solo Baru” yang diadakan selama 2 hari 3 malam.

Pengalamannya bagaimana menginap disana?

Honestly, saya sangat puas dengan fasilitas dan pelayanannya. Dan, inilah hasil eksplore saya selama menginap di Hotel Best Western Premier Solo Baru :)

1. Lobby yang luas
Pertama kali datang dan check in, Mas Danish langsung menyilakan saya ke kamar dan memberitahukan acara yang akan dilalui. Sebelum naik ke kamar, saya takjub dengan lobby hotel yang luas dan ini sangat friendly untuk anak-anak yang biasanya suka bermain lari-larian. Selain itu juga ada mini bar dan meja billyard dengan charge 50rb/jam. Yang menunggu kolega atau teman, gak bakal boring :)
Kalau pas ngajak anak-anak, mereka bisa lari kesana kemari leluasa :)
Mini Bar
Wanna play Billyard?

2. Bed room yang nyaman
Suasana kamar dan kasurnya sangat bobo-able buat saya. Kebetulan saya mendapat kamar di lantai 18 yang dapat melihat kota Solo secara luas. Guest rooms and suites yang ditawarkan hotel pun ada beberapa kategori—Superior, Deluxe, Super Deluxe, Suite dan Premier dengan harga yang kompetitif. Tinggal memilih saja kamar mana yang sesuai budget.



3. Bath room dengan air hangat yang always ON
Aaaaaa, ini yang bikin saya gak khawatir kalau mandi terlalu malam atau kesiangan sekalipun, karena air hangat di hotel is always ON. Perlengkapan yang ada di kamar mandi pun super lengkap—sabun, shampoo dan conditioner, alat cukur juga ada dan ada jarum lengkap dengan kancing untuk sewing. Then, untuk yang keramas berkali-kali bisa menggunakan hair dryer yang juga tersedia, sehingga pas injury time, alat ini sangat helpful untuk mengeringkan rambut agar gak apek pas pakai jilbab.



4. Meeting Room dan Convention Hall yang Memadai
Menurut Bapak Rahmat selaku General Manager, meeting room dan convention hall hotel Best Western Premier Solo Baru tidak pernah sepi peminat. Tidak heran jika meeting room yang jumlahnya 10 ruangan, saat ini menjadi 14 ruangan. Untuk convention hall, desain arsitekturnya sangat apik. Luasnya bisa diatur tergantung berapa kapasitas orang, karena convention hall hanya dipisah dengan sekat. Sehingga, jika membutuhkan tempat yang dapat menampung banyak orang, sekat tersebut dapat dibuka. Jadi, untuk acara wedding atau mengadakan konser, pihak hotel telah mengakomodir. 




5. Kolam Renang dilengkapi Ruang Tunggu yang Cozy
Sayang banget kemarin gak bisa berenang, huhu. Tapi saya cukup nyaman untuk menunggu di dekat kolam renang dengan penataan meja dan kursi yang tidak terkesan sempit. So, untuk menunggu teman yang sedang berenang, tempat tersebut cozy dan tidak membosankan.

Yang tidak berenang bisa menunggu di sini sambil foto2, ngobrol, curhat :D
6. Desain Arsitek yang Elegan
Entah mengapa saya menyukai desain arsitek hotel yang sangat elegan. Di beberapa titik tertentu didesain dengan sentuhan dan ukiran-ukiran yang detail. Misalnya di sepanjang lobby menuju arah meeting room ada beberapa pintu dengan ukiran unik berwarna gold. Desain ruangan dan beberapa sentuhan artistis itu instagram-able lho.


7. Diapit Mall dan Dekat ATM Center
Kalau pengen nyobain citarasa foodcourt, di sekitar hotel berdiri megah mall Hartono. Dan yang butuh uang cash trus mau nggesek ATM, di sekitar hotel juga ada ATM Center lengkap. Saya pernah punya pengalaman kehabisan cash dan untuk menemukan ATM Center butuh effort yang berpeluh :(. 

8. Dapat Melihat View di Solo dan Instagramable
Alhamdulillah kemarin dapat kamar yang membuat saya leluasa untuk melihat Solo. Dan view yang menarik adalah saat pagi hari, habis maghrib dan malam mau tidur. Di lantai 18, saya melihat Solo seperti bintang yang berkerlap-kerlip. Dan view seperti ini, instagramable bangeeet.
View Solo dari Lantai 18
9. Fitness Center dan Bhuvana Spa
Di lantai 3, ada fasilitas fitness dan juga fasilitas Spa. Di bhuvana Spa, saya merasakan aroma rempahnya. Disana juga menyediakan untuk couple, sehingga satu ruangan bisa ditempati suami istri. Cucok banget buat yang honeymoon.
Fitness Center



Aroma rempahnya membuat rileks
10. Live Music 
Pada hari tertentu, di hotel menyajikan live music  bagi pengunjung. Kalau di hari pertama kemarin, ada genre pop dan di hari kedua ada keroncong. Kebetulan ada Tia AFI yang juga menyumbang suara emasnya.
Hari pertama

Hari kedua
11. Parkir Luas
Kemarin waktu saya datang kesana, parkir motornya lega. Untuk yang bawa mobil jangan khawatir, area parkir di hotel sangat memadai.

12. Free Wifi
Jangankan di hotel, di café saja sekarang yang ditanyakan pertama kali adalah password wifi,ahaha. Dan di hotel Best Western Premier Solo Baru ini juga menyediakan free wifi yang menjangkau seluruh ruangan sehingga kita bisa mobile. Meskipun di beberapa titik, kadang-kadang wifi melemah, cara jitu saya adalah merefreshnya agar sinyalnya bisa stabil lagi. Off kan dulu wifi-nya, trus On kan lagi. Selesai.

13. Aksesnya tidak terlalu macet
Bagi saya, hotel Best Western terletak di lokasi yang aksesnya tidak terlalu macet. Jalanan di sekitar Solo Baru masih bisa dilalui motor dengan kecepatan 80 km/jam :p. 

14. Delicious food and fresh fruit
Untuk makanan dan pelayanannya pun tidak mengecewakan. Dari aneka makanan tradisional dan internasional disajikan dengan menarik. Nah, untuk buah, saya acungi jempol, karena rasanya manis dan penyajiannya selalu fresh. Mbak dan Masnya pun tidak sungkan menerangkan isi dan komposisi dari makanan tersebut. Selain itu, mereka dengan humble menawarkan menu baru dan menu terlaris yang menjadi andalan hotel.








Yang tidak kalah menarik adalah restorannya juga sangat cozy sehingga meskipun selesai makan, saya betah berlama-lama disana.




15. Pelayanan Prima
Pada sesi sambutan di acara ramah tamah, Bapak Mustafa Rahmatono, selaku General Manager hotel, menjelaskan bahwa beliau membangun kesolidan dan sifat kekeluargaan di Tim Manajemen dalam pengelolaan hotel hingga tercipta pelayanan yang prima kepada para pengunjung. Tidak hanya di level staff saja, bahkan seringkali Pak GM tidak segan turun langsung kepada para pengunjung untuk menanyakan kepuasan mereka mengenai fasilitas dan servise yang diberikan sebagai masukan pengelolaan ke depan.
SAmbutan Bapak Rahmatono
Kesolidan Tim Manajemen
Yang mau liburan ke Solo, hotel Best Western Premier Solo Baru bisa menjadi referensi menginap yang nyaman. Fasilitas oke dengan pelayanan yang memuaskan dan tentunya dengan harga yang kompetitif untuk hotel yang berbintang 4.  Fyi, bagi traveller yang low budget, di agen travel online sering memberikan diskon untuk menginap di hotel ini lho. Dengan harga murah, kita bisa mendapatkan fasilitas dan pelayanan yang oke. Liburan menyenangkan, menginapnya pun nyaman.

Yuk liburan ke Solo! Di posting selanjutnya, saya akan memposting hasil eksplorasi saya di Kampung Batik Kauman, Candi Cetho dan Rumah Teh Doro Dongker.

Untuk yang mau reservasi hotel Best Western Premier Solo Baru bisa hubungi kesini :
Alamat: Jl. Ir. Soekarno, Solo Baru, 57552, Central Java, Indonesia
Phone: +62 271 623 123 Fax: +62 271 788 0921

Source :
- Pengalaman pribadi
- http://www.bwpremiersolobaru.com/
- Hasil wawancara dengan Tim Manajemen Hotel



Read More »

Allah Membayar Lunas Jumawa Saya


Sehat itu Mahal, tetapi Luebiiiiiih Mahal Kalo Sakit...

Demam itu sebenarnya kayak warning sih, kalo kita menyadarinya. Ada yang salah dalam tubuh kita. Atau kalo tubuh bisa teriak, demam ibarat klakson yang bunyinya "Woy, istirahat woooy".

Sebulan Lalu

Saya masih perkasa antar jemput Ibu dan Bapak bergantian (bukan di hari yang sama namun berdekatan) untuk cek ke dokter masing-masing. Bapak dijadwalkan suntik yang menurut Beliau sakitnya setengah ampun. Dan entah bagaimana rasa takutnya bikin emosi beliau seminggu terakhir awut-awutan. Bapak yang biasanya makan aja komentar sayur yang dimasak apa, lha akhir-akhir ini anteng bukan main. Eh ternyata Mas Jundi kena getahnya, masalah remeh temeh memantik emosi Beliau. Tidak perlu menunggu waktu, saya pun juga kena imbasnya.

Usut punya usut, saya sempat tersulut sama iklim ngambeknya Bapak yang gak jelas itu. Mas Joko sebagai warga Depok pun, saya suruh untuk menelepon biar hatinya agak adem. Dasar Bapak yang pinter nyembunyiin hatinya, kalo sama anak yang jauh, gak ada rasa kesel-keselnya :D. 

"Mas, tadi telepon Bapak gimana?" saya nanya sama Mas Joko.

Ternyata cerita tentang A, tapi persepsi Bapak B. Akhirnya mikir kemana-mana dan duaaaaaarrrrrr. Saya jadi gemes sendiri. Ngemong orang tua apalagi lagi sakit itu lahir batin harus waras, gak boleh ikutan senewen. GABOLEH.

"Kan dulu kita juga diemong, Lik" saya membaca wasap Mas Joko kok mendadak jadi mellow.

PR Bapak uring-uringan Bapak terjawab setelah saya membereskan file-file di kamar. Saya melihat sehelai rujukan yang berakhir 3 hari lagi. Itu berarti Bapak disuntik beberapa hari lagi. Masya Allah. Saya gak bakat jadi cenayang

Saya menghampiri kamar Bapak.

"Obate taksih pinten, Pak?"

"Loro (dua-red)" jawabnya.

"Benjing perikso nggih" saya menawarkan hati-hati.

Saya menunggu jawaban, wajah Bapak berubah. Dan saya tahu betul kenapa akhir-akhir ini emosi Bapak jadi naik turun kayak roll coaster. Lha mending masalah besar, ini tentang recehan genteng bocor yang biasanya kalem aja bisa meledak-ledak.

Saya mendekat, memegang tangannya, daaaaaaan dingin. Dari kapan beliau menahan rasa takutnya? Dan saya hampir tersulut amarahnya, trus jadi marah-marahan gitu?

"Sesuk kulo kancani, Pak. Suntik terakhir to?" saya mencoba menghibur pelan.

"Tapi kuwi ki suntik paling loro je, wuk......" seperti anak kecil Bapak mulai mengadu dan saya mendengarkan dengan takzim sampai Beliau benar-benar legaaaaaaaa.

Untuk orang yang gak takut, mungkin akan rileks menghadapi injeksi atau jarum suntik. Tapi tidak dengan Bapak. Beliau tetap takut dengan jarum suntik hingga diinfus pun di tusukan ke delapan baru berhasil memasukkan infusnya. Tujuh suntikan sebelumnya gagal karena Bapak tegang. Belum sampai disitu, Beliau harus menyugesti dirinya sendiri untuk bisa melalui 60 kali injeksi tanpa putus dan akhirnya Beliau lulus. Alhamdulillah.

Setelah Bapak tenang, saya keluar kamar dan bertemu Mbak Endang sambil senyum-senyum.

"Bapak ngopo e Dik?" tanya Mbak Endang.

"Wedi disuntik Mbak. Lagian wis disuntik bola-bali kok isih wedi ya, Mbak" saya masih menyeringai. Jumawa saya waktu itu, dan saya ingat sekali.

Daaaan, disuntik berkali-kali bukan berarti menghilangkan rasa sakit dari suntikan itu lho, makanya saya tidak pernah membohongi Bapak setiap kali ditanya "Sakit ra ya Wuk?". Jawaban logisnya ya pasti sakit karena disuntik.

Jumawa Saya Dibayar Lunas

Awalnya sih saya cuma demam sumer-sumer (paling 36 sampe 37), jadi masih beraktifitas seperti biasa. Masih bisa ngampus dan ngerjain tugas sampai malam. Masih bisa berhaha-hihihi sama temen. Meskipun badan saya sudah merasakan tidak enak seperti masuk angin. Paginya saya tetap berangkat kuliah tapi menenggak obat dulu saking kepala sudah gak karuan. Siangnya, badan sudah tidak bisa diajak kompromi lagi, akhirnya tumbaaaang.

Harusnya disini saya sudah aware, tapi masih mengira kalau itu hanya masuk angin biasa. Saya bertayamum dan sholat sambil tidur. Untung di Solo kok ya temen-temennya pada care (pelukin satu-satu :*). Sesorean tidur, magrib saya ke apotek nyari obat dan vitamin. Setelah meminum obat, kepala lumayan enteng tapi saya memilih langsung tidur. Entah bagaimana, shubuh-shubuh kok badan saya panas tetapi tubuh menggigil. 

Mbak Endang menyuruh saya pulang naik kereta. Niat awalnya memang begitu, tapi merasa badan saya agak enakan, kok langsung bablas naik motor sampai Klaten. Sampai Klaten gak demam tinggi sih, cuma sumer-sumer. Mbak Tami (ipar pertama saya) yang kebetulan pulang dengan senang hati mengerik badan saya. Diagnosis masuk angin masih nangkring di posisi teratas setelah melihat seluruh badan saya gosong dikerik.

Sebenarnya hanya mau titip berkas saja sama Mbak Tami, tapi kok ya takut kalo ada kekurangan dan memang selalu gak puas kalo titip-titip. Akhirnya, dengan kekuatan bulan setelah dikerik, saya ikut ke Semarang. Cuaca di Semarang ternyata lagi hujan :(. Dan kondisi perumahan Mbak Tami, kalo ditempuh dengan mobil malah memakan waktu yang lama, jadi saya prefer naik motor yang bebas lalu lintas. 2 hari di Semarang, badan masih byar pet panasnya, rasanya juga meriang. Akhirnya saya memutuskan ke dokter karena takut gejala tipes.

Dokter pun mendiagnosa kalo saya cuma kecapekan dan memberikan resep untuk pusing dan penurun panas. Yes! Saya lega. Keesokan harinya, saya dicangking Mbak  Tami ke Klaten sekalian sidang. Badan masih lumayan strong sih sampai rumah. Masih sempet mampir beli soto juga meski lidah udah nano-nano rasanya :D.

Sampai rumah saya tumbang gabisa ngapa-ngapain, padahal sepupu besok paginya akad dan niatnya saya juga mau dateng. Saya merasa kedinginan, padahal suhu tubuh udah panas banget. Seisi rumah masih biasa tanggapannya karena mengira saya istirahat. Drama dimulai saat saya bilang ke Ibu saat saya kedinginan tapi tubuh saya panas sekali. Setelah itu Ibu saya gak balik rewang dan memilih menunggu saya.

Bapak juga ke kamar. Mulai agak panik. Mbak Endang menelepon Mas Jundi yang ternyata juga lagi ngurusin salah satu warganya yang nggliyer jatuh sampai bibirnya dijahit. Akhirnya, selesai magrib saya pergi ke rumah sakit sambil sayup-sayup kalo di kampung lagi banyak yang terserang DBD dan warga sedang mengajukan vogging.

"Mas sampe mana?" Saya merasa kok perjalanan panjaaaang banget.

"Bendo. Mumet Dik?" Mbak Endang menjawab. Kalo Mas Jundi jawabnya pake action aja, langsung tancap gas. Saya tahu banget seharian dia belum istirahat.

Sesampai di depan Cakra Husada saya sudah mempersiapkan hati untuk diambi darahnya, tetapi sama sekali gak kepikiran bakalan diopname (khusnudzon braaay).

Cek tensi. Cek suhu badan. Masya Allah 41 derajat itu kalo skin to skin rasanya panas syekali,huks. Pantesan. Trus perawat bawa suntikan ke IGD, Insting saya juga langsung tanggap dan saya menyingsingkan lengan buat diambil darahnya. Daaaan, alhamdulillah ternyata diambil darahnya itu sakit :p. 30 menit menunggu, dokter jaga bilang kalo saya positif kena tipes dan HB saya turun. Opname yaaaa, siap di jas-jus :(((

Mana yang kemarin bilang 40 kali disuntik tapi kok masih tetep aja takut????? Huhuhu. Asli, jumawa dan becandaan saya dibayar lunas hari itu. Saya seketika minta maaf sama Bapak saya meskipun Bapak saya gak tahu apa-apa. Dari sini saya diajarkan untuk tidak jumawa dan beretika atas ketakutan dan kelemahan orang lain, karena belum tentu saat kita menjadi lakonnya, kita akan mampu dan tidak merasakan ketakutan yang sama. huks astaghfirullah.

Buat teman-teman, jangan lupa jaga kesehatan ya :)))
Read More »

Inovasi BCA dalam Ngobrol Bareng Blogger DIY

Blogger-Bloggernya pada antusias

Pada Senin, 5 September 2016 kemarin, saya menghadiri undangan Ngobrol Bareng Blogger Yogyakarta yang diadakan oleh BCA dan berpartner dengan Blogger Perempuan Network di Roaster & Bear. Sampai di lokasi pukul 17.00, dan sudah banyak blogger yang melakukan registrasi. Saya memilih bangku yang strategis--gak langsung kena AC dan tentu saja bisa mendengarkan sharing dari pembicara. Yogyakarta merupakan kota keenam yang merupakan salah satu agenda BCA untuk ngobrol bareng dengan Blogger mengenai inovasi produknya.
Memanfaatkan foto booth
Sebelum acara dimulai, saya berkeliling dulu menyalami beberapa blogger dan antri untuk photo booth. Honestly, acaranya sangat asyik dan hangat. Mmmm, serius tapi santai, duh gimana ya bahasanya, hehe. Setelah sesi foto, kami disodori menu yang ada di Roaster & Bear, saya memilih sapi lada hitam dan lemon tea (minumnya gak mau neko-neko :D). Sejak awal, kami disuguhi oleh lagu-lagu yang dibawakan oleh salah satu band kawakan dari Jogja. Jadi, memang suasana kekeluargaannya kerasa banget.
MC yang mamandu acara
Setelah magrib dan makan malam, 2 MC membuka acara dan sedikit berbincang dengan beberapa blogger mengenai blog yang dikelolanya. Kurang lebih pukul 19.00, tiba di sesi pertama yang dibawakan oleh Yehezkiel Cyndo. Dalam pemaparannya, Mas Cyndo mengaku dirinya bukan seorang blogger, tetapi hal-hal yang digelutinya memiliki kaitan dengan dunia blogger. Lebih tepatnya, Cyndo dan Blogger sama-sama menggunakan media sosial untuk melakukan branding. Lelaki yang hobby menggambar sejak kecil tersebut, sudah memiliki studio sendiri dan sudah melakukan branding tentang hasil menggambarnya di akun instagramnya, @yehezkielcyndo.

Mas Cyndo sharing tentang passionnya dalam menggambar
Dalam akun instagram tersebut, ia khusus memposting hasil-hasil karya menggambarnya baik ilustrasi, desain maupun mural (lukisan di dinding). Berkat passion yang ditekuninya secara konsisten, ia pernah berkunjung ke Filiphina. Jadi, untuk menjadi master dalam bidangnya saat ini, ia melalui proses panjang dan tidak instan. Ia mengaitkan dengan dunia blogger, jika sudah memiliki passion menulis, tekun dan konsisten adalah kuncinya.

Nah, sesi kedua diisi oleh pihak BCA yang diwakili oleh Mas Richard yang mengenalkan #InovasiBCA, yaitu aplikasi Sakuku dan Sakuku Plus. Teman-teman sudah menggunakan aplikasi Sakuku belum? Bagi yang belum mengetahui tentang aplikasi Sakuku, saya akan menyampaikan beberapa poin yang didapatkan dalam  acara kemarin.
Mas Richard (tengah-red)
Jadi, Aplikasi Sakuku merupakan dompet elektronik yang memudahkan penggunanya saat bepergian. Untuk mendapatkan aplikasi tersebut mudah sekali.


Di aplikasi Sakuku ada beberapa fitur yang memudahkan penggunanya :
  1. Bayar belanja, fitur ini memudahkan untuk membayar belanja teman-teman yang hobby belanja online atau belanja ke toko-toko yang sudah bekerja sama dengan Sakuku. Fyi, Sakuku sudah bekerjasama dengan beberapa merchant, sehingga kalau mau belanja-belanja sudah gak worry lagi. Asal saldonya ada lho ya :p. 
  2. Isi Pulsa, menurut penuturan Mas Richard, fitur ini yang banyak digunakan oleh pelanggan setia BCA. Jadi, fitur ini memudahkan teman-teman untuk isi pulsa sendiri atau teman dan bahkan bisa minta teman untuk mengisikan pulsa ke kita. Tentunya teman yang diminta juga menggunakan aplikasi ini ya.
  3. Transfer, kalau fitur ini teman-teman harus mangaktifkan Sakuku Plus dulu, sehingga melakukan transfer atau minta transfer ke teman yang menggunakan Sakuku juga.
  4. Split Bill, yang hobby jajan trus iuran uang di tempat. Fitur ini bisa menjadi jawaban. Jadi, tagihan bisa dibagi sama rata ke sesama pengguna Sakuku. Ah iya, fitur ini juga khusus untuk pengguna Sakuku Plus.
  5. Tarik Tunai, untuk fitur ini juga dikhususkan bagi pengguna Sakuku Plus.
Lalu, apa bedanya Aplikasi Sakuku dan Sakuku Plus? Nah, lebih detailnya bisa dilihat di bagan berikut :
Sakuku


Trus gimana cara mengaktifkan Sakuku Plus? Ada 3 opsi untuk mengaktifkan Sakuku Plus, check it out :



Berdasarkan penjelasan Mas Richard, paling tidak ada 3 keuntungan Sakuku yang langsung dinikmati penggunanya :
  1. Mudah, bisa langsung diunduh di application store
  2. Praktis, no HP kita langsung menjadi nomor kepemilikan Sakuku
  3. Gratis, no biaya administrasi bulanan
Setelah pemaparan Mas Richard, lagi-lagi kita disuguhi menu dari Roaster & Bear yang memanjakan lidah para Blogger. Ada beberapa pertanyaan dari Blogger mengenai aplikasi Sakuku dan dijawab dengan gamblang oleh Mas Richard.

Berlanjut ke sesi terakhir, ada stand up comedy dari Mas Adit yang membuat kami tertawa renyah karena banyolannya.

Finally, acara pun selesai. Yakin gak mau donwload aplikasinya setelah tahu banyak keuntungannya? hihi.


Read More »