Featured Slider

Upaya Solutif Kepala Desa dalam Memberdayakan Masyarakatnya

Kebijakan seorang pemimpin tidak mungkin dapat membahagiakan semua pihak — Anonim
Saya tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa takdir Mas Jundi akan menjadi Kepala Desa atau lebih familiar disebut Lurah. Bertahun-tahun menjadi wirausaha (apapun dijalani), dari berjualan rokok, narik gerobak, bertani di sawah, beternak sapi dan beternak burung muray. Banyak yang berempati tetapi tidak sedikit yang mencibir “Sarjana kok narik gerobak di sawah”. Meski tidak secara langsung diungkapkan tetapi bisik-bisik itu juga sampai kepada kami sekeluarga. Setelah saya runut, proses-proses itulah yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini. Iya, menjadi Lurah—Bapaknya masyarakat dari 9 RW (Rukun Warga) dengan penduduk berjumlah 2586. Sampai sekarang pun saya masih gak percaya saat ada masyarakat datang ke rumah dengan bahasa Jawa halus memanggil Mas Jundi dengan sebutan “Pak”.
Malam sebelum pilkades, saya tidur bareng sama Mas Jundi, ngobrol banyak hal.

“Apa harapanmu untuk hasil besok, Mas?” tanya saya malam itu.

“Yang terbaik. Kalau memang gak terpilih, insya Allah itu juga pilihan yang terbaik” jawabnya tanpa ragu sedikitpun.

Waktu itu tidak hanya di desa saya yang mengadakan pilkades, tetapi beberapa desa juga mengadakannya di hari yang sama. Waktu paginya mau berangkat ke balai desa, Mas Jundi minta doa restu sama Bapak Ibu dulu. Ibu menangis dan saya juga ikut terbawa suasana.

Masih banyak yang under estimate dengan majunya Mas Jundi sebagai calon kepala desa. Kurang pengalamanlah, kurang matenglah (emang telur, ahaha), gak punya jiwa kepemimpinanlah. Pokoknya banyak hal-hal miring yang membuat Mas Jundi tidak difavoritkan dibanding dengan 2 calon yang lain. Tetapi, saya acungi jempol dengan niatnya Mas Jundi waktu itu, tidak patah semangat, mau door to door sama Mbak Endang (istrinya-red) mendatangi warga untuk minta dukungan. Makanya saat dinyatakan dipilih menjadi kepala desa, banyak yang nanya “Habis berapa?”, ahaha.

Saya belajar politik dari Mas Jundi. Satu tahun sebelum pemilihan, dia sudah memilih kader terbaik untuk mendukungnya. Mendaftar para calon pemilih dan melakukan pendekatan kepada warga. Sampai dia punya catatan kecil siapa yang nantinya akan memilih dan tidak akan memilihnya. Ada juga yang masuk dalam daftar abu-abu. Itu lho daftar yang gak jelas mau milih atau gak, di depan kayak mendukung maksimal, eh tapi ternyata di belakang enggaaaak. Dan dalam politik hal tersebut wajar terjadi.

Setelah surat suara dibacakan dan penghitungan suara selesai dilakukan, Mas Jundi akhirnya terpilih menjadi kepala desa yang baru. Yang membuat saya kagum, setelah dinyatakan dipilih menggantikan incumbent, sikap Mas Jundi tetap baik dengan 2 calon pilkades lainnya.

Sebelumnya Mas Jundi gak bisa ngetik word, excel dan segala pengoperasian yang ada di komputer. Bisa sih, tetapi gak terlalu expert. Nah, sejak jadi kepala desa, entah dia belajar bagaimana, saya membaca laporan desanya sangat runtut. Dia mengerakan sendiri. Meskipun kami dipisahkan jarak Klaten-Jakarta, saya tetap mengetahui perkembangan kebijakannya. Karena Sabtu dan Minggu adalah jadwal online untuk keluarga di rumah Klaten. Kebetulan, Mbak Era (istrinya Mas Joko, kakak ketiga saya yang serumah dengan saya) juga memberikan masukan-masukan tentang kebijakan hukum mengenai tindakan yang diambil oleh Mas Jundi. Kalau pas lebaran seru banget, ngobrolnya nyambung tentang kebijakan di pusat dan di desa, hehe.

Ini adalah tahun ketiga Mas Jundi menjabat sebagai kepala desa, dan saya akan menceritakan beberapa kebijakan yang menjadi program kerjanya, here we go :


Tahun Pertama, Penertiban Perangkat dan Kegiatan Administrasi

Di tahun pertama ini, Mas Jundi memulai untuk tertib absen bagi setiap perangkatnya pada waktu jam kerja. Menelpon setiap perangkat jika di balai desa masih sepi. Tidak serta merta langsung tertib, tetapi berjalannya waktu, para perangkat mulai disiplin dengan jam kerja. Mas Jundi sering meminta masukan mengenai kebijakan-kebijakan hukum untuk desa. Biasanya saya mengunduh peraturan yang disebutkan Mas Jundi melalui internet dan mendiskusikannya melalui telepon. Saat saya tidak mengerti, saya berdiskusi dengan Mbak Era yang lebih expert tentang produk hukum tersebut. Contoh konkretnya adalah saat terjadi kekosongan salah satu perangkatnya, kaur kesejahteraan rakyat (hingga sekarang belum terisi). Bagaimana dan siapa yang berhak mengangkat Kaur Kesra? Siapa yang berwenang menggantikan posisi itu? Mas Jundi tidak segan untuk bertanya. Ssst, gara-gara itu juga lho Mas Jundi punya email dan facebook. Iya, saya mengakui bahwa Mas Jundi pembelajar yang baik.

Awal kepemimpinannya, banyak kritik dan masukan dari beberapa pihak. Ada yang bersifat konstruktif dan ada juga yang destruktif. Untuk yang gak suka, Mas Jundi salah sidikit saja bisa dikuliti sampai habis. Karena kebijakan yang diambil Mas Jundi tidak bisa menyenangkan semua pihak, maka dia pun menjalaninya dengan santai jika apa yang diambilnya sesuai dengan aturan yang benar. Dan itulah pendidikan politik di level yang paling bawah—desa.

Mas Jundi belajar secara otodidak. Jam kantor di balai desa yang seharusnya jam 08.00 – 16.00 dilaksanakan secara fleksibel. Kalau memang tidak bertemu di balai desa, para warga bisa sms atau telepon untuk janjian di rumah. Bahkan sering lho, jam 05.00 pagi ada warga yang datang ke rumah untuk meminta tanda tangan atau meminta surat pengantar. Nah kan, jam kerjanya non stop.


Tahun Kedua, Perbaikan Infrastruktur dan Kas Desa

Sehari setelah Mas Jundi terpilih, para masyarakat banyak yang datang silih berganti ke rumah untuk mengucapkan selamat atau menyampaikan harapannya terhadap kepemimpinan Mas Jundi ke depan. Malamnya saat sekeluarga berkumpul, saya berkelakar “Besok kalau aku pulang dari Jakarta, semua jalanan tolong dibikin mulus ya, Pak Lurah” Bapak, Ibu dan seisi ruangan tertawa (jadi saksi dan bakalan ditagih kalau enggak mulus, ehehe).


 
Proyek Perbaikan Jalan yang Memberdayakan Masyarakat 

Saya pikir, masyarakat tidak membutuhkan janji yang muluk-muluk. Mereka hanya minta sarana dan pra sarana yang baik. Kebahagiaan mereka adalah sesederhana saat melewati jalan aspal yang nyaman dan irigasi lancar. Karena sebagian besar masyarakat di desa saya bermatapencaharian sebagai petani dan wirausaha mikro.

Di tahun kedua ini pas saya pulang Klaten, Mas Jundi mengajak saya keliling di beberapa ruas jalan yang dulunya rusak parah dan bertahun-tahun belum diperbaiki. Saya senyum-senyum karena jalannya sudah mulus. Mas Jundi membangun relasi dan mencari informasi untuk pengajuan proyek pembangunan infrastruktur untuk kenyamanan masyarakat. Alhamdulillah, desa mendapat bantuan dari Kementrian Pekerjaan Umum untuk perbaikan infrastruktur pedesaan. Beberapa jalan utama yang rusak diperbaiki. Ini baru beberapa, masih ada rencana perbaikan jalan lagi. Proyek tersebut dilaksanakan dengan memberdayakan warga setempat, sehingga arus keuangannya pun juga transparan. Rencananya di tahun ketiga akan ada perbaikan jalan di daerah Bulurejo di RW 8.

 
Salah satu proyek jalan yang sudah selesai diperbaiki

Mas Jundi juga fokus kepada pembuatan talut agar irigasi untuk para petani lancar. Beberapa proyek talut sudah selesai dikerjakan dan diharapkan para petani tidak kesulitan untuk pengairan sawahnya di musim kemarau seperti beberapa waktu yang lalu. Beberapa proyek perbaikan infrastruktur diajukan berdasarkan proposal kepada Kabupaten. Jika di-approve pun juga tidak serta merta langsung cair. Jadi, Mas Jundi pun menerapkan skala prioritas proyek mana yang urgen untuk didahulukan.

Pembuatan gorong-gorong untuk irigasi sawah 


 
Pembuatan talut untuk kelancaran irigasi masyarakat di sawah

Selain perbaikan infrastruktur, Mas Jundi juga memiliki program surplus dana desa. Maksudnya, pengelolaan dana desa yang lebih baik dan pencatatan arus kas dilakukan secara transparan dan jelas. Berkat kerja kerasnya, di tahun ini, 9 (Sembilan) RW diberikan jatah masing-masing sebesar Rp. 5.000.000 yang dialokasikan sesuai dengan kegiatan di masing-masing RW-nya.


Tahun Ketiga, Memberdayakan Usaha Masyarakat

Di desa desa saya kebanyakan bermatapencaharian sebagai petani dan sebagian lain wirausaha mikro. Di tahun ketiga ini, Mas Jundi punya program untuk memberdayakan mass market (Mas Jundi gak tau sih istilah keren ini, ehehe). Saya menyimpulkan istilah itu berdasarkan dari ceritanya saja. Ada Lik Sum yang hampir separuh hidupnya berjualan bubur. Mas Narto yang menyewakan gerobaknya saat musim panen tiba dan sampingan berjualan soto di rumah bersama istrinya. Ada Mbak Harti yang setia menjadi penjahit dan beliau adalah langganan keluarga kami. Itu baru contoh di 2 RW lho, masih ada 7 RW dengan sample yang bermacam-macam. Mas Jundi juga pernah cerita di salah satu RW-nya ada warga yang harus menjual kayunya ke pasar dengan jalan kaki. Trenyuh saat saya mendengar perjuangan salah satu mass market itu.

Sebenarnya potensi-potensi usaha mikro tersebut dapat dikembangkan dan dikelola dengan baik. Namun ada 2 kendala besar yang menurut saya menjadi PR yang harus dipecahkan Mas Jundi, yaitu : Modal dan Mentor. Sumber daya manusianya sudah ada, tetapi jika tidak didukung dengan modal yang memadai, maka usaha tersebut tidak akan berjalan dengan optimal. Kalaupun ada modal, jika tidak ada mentor yang memberikan arahan berupa strategi usaha dan pengelolaannya yang baik juga tidak akan maksimal. Dana desa tidak dapat digunakan sebagai sumber modal warga karena alokasinya sudah tersedot untuk perbaikan infrastruktur dan irigasi. Sehingga Mas Jundi masih mencari jalan lain agar dapat memberdayakan usaha mikro masyarakatnya. Totalitas jadi bapak desa, ceritanya :D.

Data menunjukkan, mayoritas masyarakat Indonesia mendapatkan pendanaan dari non bank secara informal. Dari sekitar 60% masyarakat Indonesia yang biasa meminjam uang, hanya 17% yang mengakses pinjaman di bank, sementara 43% mencari pinjaman di layanan informal. Hal ini terkait dengan habbit masyarakat Indonesia, dimana 40% enggan meminjam uang, dari jumlah tersebut 60% merasa takut pinjam uang, 20% tidak butuh pinjaman, dan 4% tidak memiliki jaminan. Bandingkan dengan Malaysia yang 100% masyarakatnya sudah pernah meminjam.

Berdasarkan data tersebut, ternyata ada salah satu upaya solutif untuk memberdayakan mass market selain melalui pinjaman karena masyarakat Indonesia masih enggan mencari pinjaman di bank, yaitu menabung di BTPN Sinaya. Kenapa di BTPN Sinaya? Bedanya apa dengan Bank lain? Informasi ini yang kemarin ditanyakan oleh Mas Jundi. Karena jujur, gerakan menabung di pedesaan itu sepertinya kurang populer. Mereka lebih memilih menabung dalam bentuk barang atau hewan ternak, misalnya : sapi, kambing atau emas.

Berasal dari frasenya, Sinaya berarti “Sinar yang Memberdayakan”. Jadi, seluruh dana masyarakat yang disimpan di BTPN Sinaya disalurkan kembali kepada masyarakat berpenghasilan yang notabene masih pra-sejahtera serta pelaku usaha mikro dan kecil. Selain itu, nasabah dapat berbagi dan berinteraksi langsung dengan nasabah mass market melalui program Sahabat Daya.

Awalnya Mas Jundi belum paham mengenai arah pembicaraan kami. Banyak pertanyaan yang muncul, kok nabung bisa memberdayakan? Siapa yang menjadi sasaran nasabah biar bisa memberdayakan masyarakat yang memiliki usaha mikro? Dan masih banyak beberapa pertanyaan lain yang dilontarkan Mas Jundi karena antusiasnya mendapat jalan keluar atas kendala dari program kerjanya.

Kalau di telepon memang terbatas sih, makanya saya membuat catatan tentang upaya solutif tersebut dan memutuskan untuk memposting di blog untuk referensi kepala desa yang mungkin memiliki kendala yang sama. Yaitu modal dan mentor untuk masyarakatnya yang memiliki usaha mikro.


Kenapa Menabung di BTPN Sinaya? 

Dengan menabung di BTPN Sinaya, disamping mendapatkan bunga yang kompetitif, selain itu dapat memberdayakan mass market. Jadi, dengan menabung, kendala modal dan mentor dapat teratasi sekaligus. Karena memang tabungan BTPN Sinaya ditujukan untuk memberdayakan usaha mikro.

Siapa yang menjadi sasaran untuk menabung di BTPN Sinaya?

1. Pelaku usaha mikro. Dengan penjelasan-penjelasan dan edukasi kepada mereka tentang informasi BTPN Sinaya, mereka dapat menjadi nasabah produktif. Menabung dan mendapatkan manfaat dari hasil tabungannya selain bunga, yaitu obyek pemberdayaan. Karena pihak BTPN Sinaya akan merangkul dan membina usaha para nasabah yang memiliki usaha mikro. Jadi BTPN Sinaya dapat menjadi mitra untuk usaha mereka.

2. Masyarakat menengah ke atas. Kepala desa dapat menggandeng masyarakat menengah ke atas untuk ikut andil dalam memberdayakan mass market, yaitu dengan menabung di BTPN Sinaya. Sehingga bisa dikatakan, dengan menjadi nasabah BTPN Sinaya, para penabung dan deposan bisa turut andil dalam upaya menciptakan kesempatan bagi mass market untuk tumbuh dan memiliki hidup yang lebih berarti. Segmen mass market bukan hanya membutuhkan akses keuangan, tetapi juga pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas mereka. Dengan melibatkan masyarakat kelas menengah ke atas, maka hal tersebut dapat menanggulangi adanya kesenjangan sosial yang mencolok dengan masyarakat yang pra sejahtera.

Berikut saya berikan gambaran singkat tentang simulasi menabung di BTPN Sinaya


Masuk ke web http://www.menabunguntukmemberdayakan.com/ Klik "Mulai Simulasi"


Pilih mau memakai akun FB atau secara manual dengan email


Masukkan nama dan email serta pilih bidang yang akan diberdayakan lalu klik "Login"


Kita bisa memilih berapa besar nominal yang akan ditabung dan berapa lama jangka waktu menabung

Inilah hasil simulasi untuk nominal uang 500 ribu selama 2 tahun


Masih banyak yang belum mengetahui tentang tabungan Sinaya. Mas Jundi pun sebelum saya ceritain juga gak tahu. Jadi, sebagai kepala desa yang menjadi bapaknya warga, perannya sangat penting untuk menyebarkan informasi tersebut agar banyak yang menabung dan banyak juga masyarakat diberdayakan melalui modal dan bimbingan dari mentor yang pakar dalam bidangnya. Ada beberapa jalan untuk menginformasikan tentang hal tersebut, antara lain :

1. Lewat Kumpulan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang sasarannya adalah ibu-ibu. Kalau ini bisa dilakukan oleh Ibu Kades. Sejak awal kepemimpinan Mas Jundi, Mbak Endang giat menghidupkan kegiatan PKK. Senam, kumpulan, pertemuan posyandu dan beberapa kegiatan lain yang sebelumnya sempat vakum. Di desa, banyak ibu-ibu yang memiliki usaha mikro, seperti : menjahit, menjual kelontong, menjual makanan dan gorengan, dll. Melalui forum PKK tersebut, Mas Jundi dan Mbak Endang dapat menghimbau dan mengajak ibu-ibu untuk gemar menabung di BTPN Sinaya yang tujuannya adalah memberdayakan usaha kecil mereka. Iya, mereka menjadi role model untuk itu

2. Lewat Kumpulan Siskamling di tiap RW. Kalau di poin pertama sasarannya adalah Ibu-Ibu, untuk forum siskamling, sasarannya adalah bapak-bapak.

3. Menggerakkan pemuda. Mas Jundi dapat bekerja sama dengan organisasi pemuda di tiap RW untuk menginformasikan tentang budaya menabung di BTPN Sinaya. Bahkan, Mas Jundi juga bisa mengajak mereka untuk ikut menabung dan andil dalam meberdayakan masyarakat. Jadi, dengan hal tersebut dapat menjalin hubungan yang harmonis antara pemuda dan kaum sepuh.

4. Mouth by Mouth. Mas Jundi relasinya banyak, dari badminton hingga rekan sesama kades. Biasanya informasi cerita mulut ke mulut ini sangat ampuh, mengingat di desa masih banyak masyarakat yang masih awam teknologi digital

Kepala Desa berfungsi sebagai penggerak dan integrator yang aktif untuk memberdayakan masyarakatnya. Karena saya yakin, sebenarnya masyarakat juga ingin maju, hanya saja memerlukan arahan dan bimbingan. Sehingga dengan budaya menabung, setiap masyarakat dapat aktif dalam memberdayakan usahanya, baik dari kalangan menengah keatas, maupun kalangan pra sejahtera. Baik dari pemuda maupun para orang tua.

Semoga amanah Mas Jundi--Bekerjalah maka Allah, Rasul dan orang mukmin akan melihat pekerjaanmu :)

Semoga dengan menabung di BTPN Sinaya, program Mas Jundi untuk memberdayakan masyarakat dapat tercapai. Kan keren tuh, memberdayakan mass market di desa lewat menabung sebagai langkah solutifnya. Terima kasih mass market, yuk menabung untuk memberdayakan J.

Sumber :
http://www.menabunguntukmemberdayakan.com/

http://www.btpn.com/berita-and-media/ulasan-khusus/btpn-wow-inovasi-layanan-keuangan-inklusif/

Foto proyek jalan dan talut dikirim dan diambil oleh Mas Jundi Istnanto
Read More »

Menerbitkan Buku, Salah Satu Impianku


“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pramoedya Ananta Toer
Kata-kata Pram memang nampol banget. Usia buku bisa melebihi usia penulisnya. Sosok Pram masih hangat sampai sekarang lewat tulisan-tulisannya. Bahkan beberapa bukunya sudah diterjemahkan ke beberapa bahasa. KEREN!
Saya suka menulis sejak duduk di bangku SD. Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi favorit dan niali mapel itu seringkali mendongkrak nilai rapor yang jomplang gara-gara Matematika, ahahaha. Mengarang, berimajinasi, berpuisi, pidato, mendongeng, pokoknya yang berkelindan dengan itu, saya sangat suka.
Naik SMP dan kenal karya tulis ilmiah, akhirnya saya ikut menekuni kegiatan itu. Pada waktu guru Bahasa Indonesianya bernama Bu Sri Wagiyati. Beliau gak ngajar saya sih, kami akrab karena saya ikut beberapa karya tulis ilmiah dan sering ikut lomba bercerita yang kurang peminatnya, ahaha. Saya sering ikut lomba secara mandiri. Maksudnya, sering ikut-ikut lomba karena saya tahu pengumuman tersebut dari koran atau majalah dinding. Jadi ikut diam-diam tetapi pada akhirnya maju lomba didampingi oleh pihak sekolah.
Di tingkat SMP hanya menang 2 atau 3 saja. Belum pernah juara 1, tetapi seneng banget karena dapat uang saku, ekeke. Lomba menulis itu kayak ibarat candu. Paling susah mikir rumusan masalahnya. Kalau itu udah ketemu, biasanya lancar jaya. Eh gak juga ding, ada lika-likunya juga pas menganalisis masalah dengan kajian teorinya.
Beranjak ke SMA, saya mencoba men-challange untuk ikut lomba menulis karya ilmiah yang termasuk non fiksi di tingkat karesidenan. Beberapa kali ikut hanya juara 2 dan 3 saja dan kayaknya penasaran banget rasanya juara 1 itu seperti apa. Ekeke. Akhirnya, waktu saya kelas 3 dan ikut lomba menulis tentang corporate social responbility sebuah perusahaan. Waktu itu saya menulis tentang Tanggung Jawab PG Gondang Baru terhadap Hasil Limbah Tebunya. 3 bulan melakukan research dan melakukan wawancara dibantu Ajeng Nurlaila (padahal dulu kita berdua gak akrab lho, tapi dia mau bantuin nyebar angket, hihi) kepada masyarakat yang tinggal di sekitar PG Gondang Baru. Final presentasinya di Jogya dan saya diantar oleh guru pembimbing yang lagi-lagi kami akrab karena saya suka banget ikut lomba-lomba begini. Pas pengumuman dan saya juara 1, rasanyaaaaaa kayak pecah telur. Ahaha. Memang luar biasa senangnya saat tulisan yang kita buat dihargai oleh orang lain.
Selain menulis non fiksi, saya juga suka menulis cerita fiksi. Entah dalam bentuk puisi, cerpen dan sampai saat ini belum kesampaian buat nulis novel. Sudah membuat plot, setting dalam outline, tetapi mandeg di jalan. Makanya waktu kemarin lomba bikin cerita #LoveStory yang diadakan Mbak Maya Siswadi, saya ngebet pengen ikutan. Dan alhamdulillah juara 1 (*kalem).
Lebih suka Fiksi atau Non Fiksi?
Saya cinta keduanya. Tidak berat sebelah. Dulu sampai sekarang non fiksi lebih ke hal-hal yang berbau akademis. Sedangkan fiksi adalah selingan dari rutinitas, bisa juga menjadi self healing. Saya punya beberapa outline novel yang masih tersimpan di folder. Ingin menyelesaikannya karena itu adalah salah satu impian saya.
Tadi pagi pas duduk di KRL tiba-tiba saja Mbak Ella nge-tag Give away yang hadiahnya mentoring gratis untuk menerbitkan buku oleh kursus menulis online Smart Writer. Dibimbing langsung oleh Mbak Leyla Hana dan Mbak Riawany Elita yang telah menulis beberapa buku sehingga membuat saya ingin menjadi bagian untuk kursus menulis online Smart Writer yang mereka kelola. Duh, semoga berjodoh ya Mbak (*ngarep banget).
Seperti yang yang disampaikan oleh Pramoedya Ananta Toer, bahwa dengan menulis, nama kita akan abadi setelah mati. Jadi, hal tersebut memperkuat keinginan saya untuk SEGERA menyelesaikan outline dan menerbitkan sebuah-atau bahkan beberapa buah buku. Beberapa kali saya mengalami block writer sehingga outline naskah hanya berhenti pada wacana saja. Untuk itu, biar lebih terarah dalam proses menulis hingga buku tersebut terbit, saya butuh coach. Iyaaaa, saya pengen dimentori langsung sama Mbak Ella dan mbak Ria di kursus menulis online smart write.
Btw, selamat ulang tahun Smart Writer semoga makin jaya dan mencetak penulis-penulis andalan J.
1st Giveaway Smart Writer

Read More »

Hijrah [Cinta] Jaman SMA

Assalamu’alaykum,


Bercerita tentang masa SMA berarti harus siap-siap untuk bernostalgila. Banyak sekali nukilan cerita yang sangat berkesan di setiap episodenya. Pada waktu itu penyebutannya adalah kelas X, XI dan XII (mungkin sampai sekarang masih). Di kelas X inilah saya menemukan banyak hal yang sampai saat ini menjadi pelajaran saya. Pas awal masuk sudah galau mau berjilbab atau enggak, mengisi formulirnya jadi baper berhari-hari. Setan lebih kuat akhirnya saya memilih seragam pendek artinya belum berjilbab, tetapi seragam olahraganya memilih panjang semua. Dari kelas X-lah saya yakin apa itu hidayah. Saya juga bersyukur teman sebangku saya jilbaber, sering ikut kajian Islam dan hal itu berdampak pada seringnya obrolan-obrolan Islam diantara kami berdua. Namanya Siti Nurjanah (sholihah). Sampai saat ini pun kami masih akrab. Apalagi kalau sedang membahas tentang rencana pernikahan, pasti paling semangat saling mendoakan :D.


Semester pertama di kelas X, hati saya mulai bergemuruh. Lagi-lagi tentang berjilbab. Gak ada paksaan sih, hanya saja ada yang kurang entah itu apa. Nah, karena Allah sangat baik, niat saya yang setengah-setengah itu digeber dengan paksa. Ceritanya waktu itu ada jam kosong, pelajaran BK (Bimbingan Konseling). Suasana kelas riuh sekali, siswa lelaki berlarian kesana-kemari. Yuditama membawa tongkat besar ke dalam kelas, entah bagaimana tongkat itu menyenggol ternit yang berada pas di atas saya. Kemungkinan besar ternit itu rapuh (serapuh hati saya waktu itu, ahaha) sehingga jatuh pas mengenai kepala saya. Semua kaget tak terkecuali saya. Saya dipapah keluar kelas. Posisinya masih sadar. Waktu duduk dipapah Siti dan teman-teman yang lain, tiba-tiba mata saya berkunang-kunang, pusing, trus pingsan.


Saya sadar pas masuk Rumah Sakit Ruang Tegalyoso H (apal banget kan :D). Di ruangan sudah ada Bapak, Ibu juga. Kepala saya masih pusing. Kalo gak salah, saya diopname sampai 5 hari. Ada beberapa tes yang saya lalui sampai dokter menyatakan bahwa tidak ada hal yang serius di kepala saya. Teman-teman menjenguk. Yuditama minta maaf karena tanpa sengaja menjatuhkan ternit itu di kepala saya. Tetapi sebenarnya saya yang harus berterima kasih, karena rangkaian kejadian itu membuat saya mantap untuk berjilbab sampai sekarang.


Kok mantap berjilbab gegara ketiban ternit? Itu hanya prosesnya saja. Selama 5 hari saya dirawat di Rumah Sakit, hati saya tidak karuan gelisahnya. Topiknya masih berjilbab. Memang benar ya kalau Allah memberikan cobaan di titik paling lemah hambaNya. Dan kadang kita tahu teorinya, tapi masih tetap mencari alas an untuk ini-itu yang menjadi pembenaran terhadap apa yang membuat kita nyaman. Berjilbab itu perintah, titik. Tidak ada koma setelahnya. Perintah yang wajib dilaksanakan seperti halnya shalat. Saya sesenggukan sendiri pada malam itu saat membaca perintah berjilbab. Saya merasa bahwa memang harus memakai jilbab sebagai rasa cinta kepada Dzat yang memberikan hidup. Iya, mulai saat itu saya melakukan hijrah untuk mengenakan jilbab hingga sekarang, dan insya Allah hingga nanti. Karena saya cinta, karena saya taat dan patuh kepada Sang Maha Cinta.


Keesokan paginya saya mengutarakan niat saya untuk berjilbab kepada Ibu. Sebelumnya saya juga pernah mengutarakan niat yang sama saat duduk di bangku SMP tetapi tidak jadi-jadi karena alasan saya segunung. Namun kali ini niat itu berbeda. Begitu kuat tanpa ada rasa takut apapun, rasa kehilangan apapun. Ibu yang mengurusi keperluan seragam dan lainnya. Baru semester satu ganti seragam lagi, serba panjang dan Ibu tidak protes akan hal itu.


Saat masuk ke sekolah pertama kali memakai jilbab, teman-teman banyak yang merespon positif. Teman sebangku malah memeluk karena ikut bahagia. Iya, saya berhijrah, berproses menuju yang lebih baik. Sejak saya memakai jilbab, rasa resah dan gelisah yang sebelumnya saya alami hilang berganti tenang. Saya lebih percaya diri. Ikut ekstra kurikuler Rohis. Dan membekas sekali saat istirahat, kami pergi ke mushola untuk dhuha. Mulai saat tu seperti menjadi rutinitas yang menyenangkan.


Kelas XI adalah masa penjurusan, saya masuk XI IPA 2. Teman sebangku saya berganti-ganti, pernah sebangku sama Esti Tri Utami yang sekarang di Korea, pernah juga duduk sama Dian Novianastasya Prabawati yang tahun lalu baru saja melangsungkan pernikahan. Saya mencoba menghafal nama lengkapnya dan ternyata masih ingat :D. Beberapa teman lainnya juga berpencar ke kelas IPA lainnya dan di kelas IPS, namun tetap berkomunikasi.

Reuni XI IPA 2

Naik kelas XII juga diacak lagi, saya dapat kelas XII IPA 2. Teman sebangku saya bernama Isnaini Lis Prasetyani. Doski jago banget Matematika dan inget banget kalau PR Matematika, dia dengan senang hati mengajari. Trus pelajaran apa yang paling disukai? Bahasa Indonesia dong. Sampai guru-gurunya hafal lahir batin. Ada Ibu Sri Sujiarti, Ibu Sri Wiji dan Ibu Maria (Setiap naik kelas, gurunya ganti dan berbeda).


Beberapa tahun yang lalu ada reuni beberapa kelas. Niatnya mau reuni di Warung Ilham sekalian buka puasa. Tetapi apa daya semua full booked. Akhirnya kami reuni di emperan warung makan. Dari yang dating reuni, saya ingat wajah-wajah mereka. Meskipun tidak pernah sekelas, tetapi wajahnya familiar. Yah, setidaknya familiar wajahnya dulu meskipun namanya lupa :D.
Reuni tahun 2011 antar beberapa kelas

Itulah serba-serbi nostalgia romansa SMA saya, saat saya masih mengenakan putih abu-abu. Sangat menyenangkan!


Ps : Saya tidak punya dokumentasi tentang kebersamaan di SMA. Dulu pernah punya, karena gempa Jogja beberapa tahun lalu, semua buku-foto dan beberapa hal yang lain tidak dapat terselamatkan. Tetapi, kenangan itu ada di dalam hati yang tak bisa dihapus dan diganti *tsaaah.


Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway yang bertema "Nostalgia Putih Abu-Abu" yang diadakan oleh Mbak Arina Mabruroh.
Read More »

Membeli Kado Cinta di Lazada

Bulan ini sepertinya ada beberapa barang yang hendak saya beli. Mulai dari perlengkapan pribadi dan kado untuk Bapak yang akan ulang tahun di tanggal 14 Februari. Mengingat kerjaan kantor yang akhir-akhir menggila, membuat saya malas sekali untuk belanja ke mall. Akhirnya pas jam istirahat kantor saya membuka online shop kesayangan saya, Lazada. Mengapa kesayangan? Karena beberapa kali belanja disana, pelayanannya sangat memuaskan. Beberapa keuntungan lainnya saat belanja di Lazada adalah :
Belanja Gak Ribet!

Pembayaran di tempat. Karena saya tinggal di Jabodetabek, ada beberapa item barang yang pembayaran bisa dilakukan di tempat. Istilah kerennya cash on delivery.

Pengiriman gratis. Asyiknya lagi ongkos kirimnya free. Jadi super hemat kan!

Jaminan perlindungan pembeli. Jadi waktu itu saya pernah membeli jam tangan. Ternyata kalep-nya rusak. Pas saya complain ke costumer service nya disuruh untuk return barang dan dipandu cara untuk melakukan return tersebut.

Hanya penjual terpercaya

Layanan pelanggan. Aaaa, ini yang membuat nyaman belanja. CS-nya baik dan ramah banget. Nggak Cuma via telepon tetapi juga bisa lewat chat. Dulu pas saya ada kesulitan untuk return barang yang rusak, CS lah yang sigap memandu hingga barang saya benar-benar diganti dengan barang baru.

Oh iya, Lazada royal memberikan diskon kepada konsumen setianya lho. Biasanya saya belanja di hari Senin. Seringkali saya mendapatkan diskon yang lumayan karena pembayaran yang saya lakukan menggunakan master card. Tetapi saya juga nggak ketinggalan saat Lazada mengirimkan newsletter memberitahukan bahwa ada sale besar-besaran di hari tertentu. Biasanya Mamanya Dio dan Dea rajin banget mantengin newsletter Lazada untuk berburu pampers dan susu beberapa karton. Karena harganya bersaing banget. Tinggal pilih item barang, lakukan pembayaran via online trus beberapa hari ada kurir Lazada yang mengantar ke rumah. Praktis banget kan? belanja nggak usah ribet!

Nah, kali ini ada 5 barang yang benar-benar saya butuhkan dan pengen banget dibeli di Lazada. 1 adalah kado untuk Bapak di hari ulang tahunnya dan 4 barang lainnya adalah barang yang saya butuhkan.  Inilah daftar belanjaan saya di Lazada :

Mi 4i - 16GB - Putih 

Kado Cinta untuk Bapak 
Saya ingin menghadiahkan HP ini pas di ulang tahun Bapak tanggal 14 Februari. Karena HP Bapak yang sekarang sering mati saat menerima telepon. Padahal tiap weekend Bapak pasti betah banget telepon saya untuk ngobrol apa saja. Pernah waktu itu, Bapak melihat saya membaca Al-Qur’an melalui HP. Beliau secara tidak langsung ingin mobile juga untuk ibadah dimana saja dan kapan saja. Dan dengan HP yang memiliki kapasitas RAM 2GB dan ROM 16 GB, sangat memadai untuk Bapak mendownload beberapa aplikasi tentang keagamaan di playstore, misalnya : Al-Qur’an, hadis, siroh Nabi, dll. Cocok banget deh sebagai kado cinta dari saya untuk Bapak yang dibeli di Lazada. 

Axioo CJM 825 - 2GB - Intel Atom N2500 - 10" - Merah  

Lebih produktif menulis dan ngerjain tugas kuliah dengan Axioo
Karena selama ini tiap ngetik laporan kerjaan, nulis blog, draft tulisan lomba pinjam laptopnya Bapak Dio-Dea, rasanya nggak mungkin bakal pinjam terus mengingat bulan depan sudah mulai masuk kuliah lagi. Jadi, laptop menjadi benda wajib yang harus saya miliki untuk mengerjakan tugas dan eksis menulis. Rasanya senang sekali kalau beli laptop pakai uang sendiri. rencananya sih memang dari bulan kemarin mau membeli laptop. Setelah mempertimbangkan spesifikasi dan budget yang saya miliki, pilihan saya jatuh pada 

Oxone OX-865 Eco Slow Juicer - Putih  

Semangat bikin jus sayur dan buah :)
Terakhir kemarin periksa ke dokter, benjolan yang ada di paha saya mulai membesar. Sebelumnya saya ketat sekali menjaga pola makan. Agar tidak membesar, dokter menyarankan untuk mengkonsumsi sayur dan buah. Lebih ampuh lagi kalau saya tahan minum jus sayur dan jus buah yang kaya akan enxim. Menurut informasi dokter, agar enzimnya tidak hilang, maka sayur dan buah diblender menggunakan slow juicer. Karena saya takut untuk dioperasi. Maka saya bertekad untuk benar-benar menjaga pola makan saya dan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh saya. Jadi pas teman saya merekomendasikan Oxone OX-865 Eco Slow Juicer yang katanya awet, saya jadi pengen membelinya untuk meningkatkan taraf hidup sehat saya.

Kalibre Cranium Tas 

Trendy dengan tas kalibre dari Lazada
Saya paling suka tas yang multifungsi. Bisa jadi selempang dan gendong. Nah, saat melihat Tas Kalibre ini di Lazada, saya mupeng abis. Dari dulu pengen beli tas yang model begini tapi belum ketemu yang pas. Kebetulan tas ini sesuai dengan kapasitas laptop yang ingin saya beli juga. Ya sudah, sekali belanja dapat dua *eh. Tas ini bisa saya gunakan untuk tempat laptop atau buku. Saat isinya lumayan berat, saya akan memakainya dengan posisi gendong agar seimbang. Tetapi saat santai, saya bisa menyelempangkannya sesuai selera. Desain yang menarik dan jahitan yang kuat membuat saya benar-benar pengen beli. Semoga di Lazada ada sale  besar-besaran lagi. hihi

Xiaomi PowerBank 10000 mAh - Silver  

Bisa Mobile everywhere tanpa was-was kehabisan baterai

Barang terakhir yang benar-benar saya butuhkan dan pengen banget dibeli adalah Power Bank. Handphone yang sering clang cling entah bunyi Whatsapp atau Line ternyata berpengaruh terhadap daya baterai HP. Apalagi saya adalah admin dari 3 grup yang saya monitor tiap hari. Jadi keberadaan power bank akan sangat membantu saat baterai HP sedang low dan posisi tidak memungkinkan untuk melakukan charging. Akhirnya setelah searching di Lazada saya memutuskan akan membeli Powerbank Xiaomi Silver 10000 mAh. 

Semoga bisa beli kado cinta buat Bapak di Lazada sekalian beli 4 barang lain yang sedang saya butuhkan. Setidaknya kalau sudah dijadikan wishlist akan semakin rajin menabung dan rajin memonitor diskon-diskon di Lazada. Hehe.

Ini adalah acara Kompetisi Blogger ShopCoupons X Lazada Indonesia. Yang diselenggarakan oleh ShopCoupons. Voucher Lazada disponsori oleh Lazada Indonesia.




Read More »

Pentingnya Stimulasi dan Nutrisi pada Anak

Nutrisi yang baik mengoptimalkan daya tahan tubuh anak terhadap infeksi berbagai penyakit

Dr. Nathanne menjelaskan kepada Audiens 

Waktu dapat undangan dari BriD untuk reportase ke acara SMART PARENTING HEALTH TALKSHOW dengan judul “LINDUNGI SANG BUAH HATI DENGAN NUTRISI DAN STIMULASI YANG TEPAT”, terus terang saya sangat senang sekali. Acara yang diadakan pada Sabtu, 30 Januari 2016 di FX Sudirman tersebut sarat akan ilmu tentang tumbuh kembang anak. Dr. Nathanne Septhiandhi, SpA yang merupakan salah satu spesialis anak di Brawijaya Clinic memberikan penjelasan secara gamblang mengenai pentingnya nutrisi dan stimulasi pada anak.

Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi sejak dini, terutama sebelum usia 3 bulan supaya dapat segera diintervensi. Karena bila deteksi terlambat, maka penyimpangan sukar diperbaiki. Mendengar intro yang disampaikan Dr. Nathanne (ganteng) ini, membuat saya semakin tertarik untuk mengikuti talkshow ini hingga rampung. Tumbuh diartikan sebagai peningkatan ukuran tubuh, contohnya : tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala. Sedangkan perkembangan diartikan sebagai peningkatan fungsi individu, yaitu : fungsi sensorik, motorik, kognitif, komunikasi, emosi-sosial. Nah, faktor penentu tumbuh kembang anak ada 2, yaitu : Eksternal (gizi, penyakit, kualitas pengasuh, dll) dan internal (genetik dan proses sejak kehamilan).

Peserta yang didominasi calon ibu muda dan ibu-ibu membuat saya tidak minder untuk belajar tentang seluk beluk parenting. Karena sebelumnya saya pernah diejek teman-teman karena ikut grup MPASI, pasalnya mereka melihat ke-single-an saya yang istiqomah. Aduh, abaikan curhatan iklan ini, ehehe. Intinya, setiap wanita wajib belajar tentang pembahasan ini karena kalaupun jomblo atau single, yang namanya wanita kelak akan mengalami menjadi seorang ibu.

Dr. Ganteng, eh Dr. Nathanne menjelaskan bahwa pemberian stimulus dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja setiap kali interaksi kepada anak. Tujuan stimulasi tersebut adalah untuk merangsang semua fungsi dan kemampuan anak agar kemampuannya berkembang optimal. Caranya bisa dengan rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, bermain, memecahkan masalah, mencoret, menggambar. Mommy dan Daddy bisa mempraktekkan di rumah ya.

Saat ada gangguan perkembangan pada anak, orang tua dapat melakukan intervensi dini dan melakukan intervensi tersebut. Berikut contoh gangguan perkembangan beserta intervensi yang dapat dilakukan :

Umur 3 bulan bayi tidak membalas tersenyum, intervensi yang dapat dilakukan adalah mengajak bayi tersenyum dan bicara sesering mungkin. Selain itu, menunjukkan wajah yang cerah pada bayi, memeluk dan mencium bayi sesering mungkin, memberikan gerakan lembut penuh kasih sayang.


Umur 9 bulan tidak mengoceh dadada..mamama, intervensi yang dapat dilakukan adalah mengaajak bicara anak sesering mungkin, mengusahakan selalu menatap muka anak bila berbicara agar anak dapat melihat bibir dan mata si pembicara, menyebutkan nama benda, gambar, mendudukkan anak, memberikan benda yang berbunyi dari arah samping kiri/kanan bergantian, ulangi.

Umur 9 bulan belum bisa bermain dengan benda-benda, mendudukan bayi dipangkuan, meletakkan mainan ditangannya supaya digenggam, tarik pelan-pelan, meletakkan di depan bayi mainan yang bisa dipegang dan tidak tajam, mengajarkan untuk meraih dan memegang mainan tersebut, mengajarkan memindahkan mainan dari tangan kanan ke kiri, meletakkan benda yang lebih kecil seperti potongan biskuit, Latihlah berulang-ulang, dengan kasih sayang.

Dalam pembahasan tentang nutrisi, banyak pertanyaan-pertanyaan dari beberapa audiense. Di session ini pun saya banyak belajar karena sebelumnya sempat salah menerapkan pola makan terhadap Dio dan Dea. Memberi makan kepada anak adalah proses natural, tetapi 50%-60% orangtua melaporkan anak mereka mengalami masalah. Yay, here we go, saya ceritakan satu per satu penjelasan Dr. Nathanne kemarin :

Inappropriate feeding practice

Masalah makan yang disebabkan oleh perilaku makan yang salah ataupun pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia. Permasalahan ini diakibatkan karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai 4 hal, yaitu : tepat waktu, kuantitas dan kualitas makanan, penyiapan dan penyajian yang higienis dan pemberian makan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak dengan menerapkan feeding rules. Contohnya : anak usia 1 tahun hanya mampu mengkonsumsi makanan lumat/ diblender terkait dengan kurangnya latihan oromotor pada periode kritis (usia 6-12 bulan). Saya setuju dengan hal ini, kadang ada juga orang tua yang terburu-buru memberikan makan tambahan kepada bayi usia dibawah 6 bulan hanya karena bayi tersebut sering menangis. Heuheu.

Feeding Rules

Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan yang teratur untuk anak, yaitu 3x makan utaman dan 2x makanan kecil diantaranya. Susu dapat diberikan 2-3x sehari sebagai tambahan. Yang menjadi catatan penting dalam penjadwalan makan adalah lama makan hanya 30 menit dan hanya air putih di antara waktu tersebut.
Selama makan, tidak boleh ada paksaan terhadap anak. intinya, suasananya harus menyenangkan. Selain itu tidak ada distraksi, misalnya mainan, televisi, gadget pada saat makan karena dapat mengganggu proses makan. Huaaaaa, ini juga menjadi PR buat saya karena Dio-Dea biasanya makan sambil bermain. FYI, menjadikan makan sebagai hadiah ternyata juga tidak disarankan lho, guys.
Kita wajib mengajarkan anak untuk makan sendiri. Tidak masalah jika kotor dan belepotan karena itu merupakan rangkaian proses belajar. Jika anak tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan kepala,menangis), maka kita bisa menawarkan kembalo makanan secara  netral, tanpa membujuk/memaksa. Variasi menu atau perubahan rasa perlu dilakukan agar anak tidak cepat bosan. Selain itu cara penyajian yang menarik juga akan mempengaruhi nafsu makan si anak.


Small Eaters

Terminologi yang dipakai untuk anak dengan keluhan makan sedikit, status gizi kurang, dan feeding rules benar. Biasanya anak yang termasuk kelompok ini adalah anak aktif, perkembangan normal, lebih tertarik pada lingkungan dibandingkan makanan, tidak memiliki masalah medis yang mendasari. Banyak orang tua cemas yang menghadapi anak dengan kondisi seperti ini. Dr. Nathanne menjelaskan bahwa orang tua bisa memberikan makan sedikit-sedikit dan cemilan sehat kepada anak.
Tidak semua masalah makan dapat diatasi dengan mudah karena penyebabnya ada banyak faktor. Perlu tata laksana terpadu yang melibatkan berbagai ahli. Rasanya 2 jam tidak cukup untuk membahas tentang nutrisi dan stimulasi pada anak. Bagi Bloggiest yang mau konsultasi ke Brawijaya Clinic, bisa langsung datang ke beberapa kliniknya lho :


Brawijaya Clinic @ fX Sudirman
fX Sudirman
Jl. Jendral Sudirman #K 8A-8B,
Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat
Telp : 021-25554099 , 25554154

Brawijaya Clinic @ Oktroi Plaza
Oktroi Plaza Building
Jl. Kemang Utara Raya No.1
Jakarta Selatan
Telp : 021-71792074, 71792101

Brawijaya Clinic @ UOB Plaza
ANZ Square – UOB Plaza
Podium Thamrin Nine
Jl. MH. Thamrin No.10 Jakarta Pusat
Telp : 021-29261880
Read More »