Featured Slider

Sepatu Etnik yang Nyentrik, The Warna Pilihannya!


Teman-teman suka nggak sih, sebelum bepergian matching-in warna baju, sepatu sampai aksesoris yang dipakai? Memadu padankan warna biar eye catching. Lebih suka warna yang senada atau warna yang nabrak? Hehe.

Maksudnya, misal kita pakai baju kuning, yang lainnya juga mengikuti warna tersebut. Atasan kuning, bawahan hitam, sepatu sama tas ada aksen yang nyrempet warna kuning. Pokoknya warna tertentu mendominasi ootd deh.

Atau malah lebih suka yang memakai atasan kuning, bawah biru, sepatu orange. Yah, intinya yang dipakai itu kayak warna pelangi. Itu masih mending nabrak warna. Saya pernah melihat ada orang yang datang ke pesta yang menggunakan atasan polkadot dan bawahannya bunga-bunga. Tapi pas dikenakan tetep manis dilihat.

Nah, kalau saya pribadi sih perpaduan antara keduanya. Kadang niat banget kalau ada acara tertentu, saya suka mix and match ootd dengan salah satu warna yang mendominasi. Tapi kalau pas lagi malas, atas nama kenyamanan, saya memakai warna atau corak yang nabrak.

Kalau memakai corak yang "nabrak" kadang ada bisikan atau komentar yang kurang sedap. Karena hal ini lebih ke selera fashion masing-masing. Jadi, ya PEDE dan senyaman kita saja.

Pilihan Sepatu

Yang tidak kalah selektif bagi saya selain pemilihan baju adalah saat memilih sepatu. Koleksi sepatu saya dari zaman SMA hingga sekarang masih sama, kebanyakan flat shoes. Kalau mau memakai yang agak tinggian, saya lebih suka memakai wedges daripada high heels.

Entah kenapa saya sangat jatuh cinta dengan sepatu model flat shoes. Mungkin karena faktor kenyamanan menjadi alasan utama, sehingga model tersebut masih menjadi pilihan hingga saat ini. Saya pernah memiliki pengalaman seharian beraktifitas di outdor yang mengharuskan saya mobile kesana-kemari. Dan pemilihan sepatu yang tepat membuat saya bisa bebas bergerak tanpa harus merasakan sakit di tumit. Di saat yang bersamaan, ada salah seorang teman yang mengaduh mengeluhkan tumitnya sakit karena tumitnya sakit. Saya berasumsi kalau sepatu yang ia kenakan yang membuatnya merasa tidak nyaman dan kesakitan.

Keseharian saya yang sekarang ini lebih sering menggunakan kereta atau bis saat harus mengajar ke Solo, membuat saya lebih aware untuk memilih sepatu. Apalagi kalau di kampus saat kegiatan belajar mengajar diwajibkan memakai sepatu. Ada sih yang memakai sepatu trus bawa cadangan sandal sehingga bisa dipakai saat mengajar selesai. Tapi kok saya merasa ketepotan. Maunya ya seharian aja pakai sepatunya biar nggak susah bawa sandal buat ganti.

Sepatu Etnik yang Nyentrik, The Warna Pilihannya

Awal bulan lalu, ada teman yang merekomendasikan sepatu etnik yang dijual secara online, The Warna. Sempat agak ragu karena saya belum pernah sama sekali membeli sepatu online. Selama ini saya prefer beli langsung dan mencobanya di tempat karena kalau beli online takut nggak pas di kaki ukurannya. Tapi kali ini karena saya kesengsem sama corak dan warnanya yang elegan, saya memutuskan untuk memesan online.

Pertama saya memilih dulu sepatunya di web The Warna. Dari beberapa koleksi sepatu etnik yang bikin mupeng, saya jatuh cinta pada sepatu the warna seri yellow toraja. Berbahan tenun ikat yang dipadukan dengan kulit sintetis berwarna kuning sehingga terlihat nyentrik saat saya pakai.

Kedua, saya mengukur kaki saya biar ukuran sepatunya pas dan nyaman. Yang saya takutkan membeli sepatu online adalah ukurannya tidak pas di kaki. Tapi alhamdulillah kemarin saat memesan online sepatu the warna yabg notabene merupakan pengalaman pertama kali, ukuran sepatunya pas di kaki saya. 

Sudah 2 minggu dipakai, dan beberapa teman kagum dengan desain etniknya yang menawan sehingga tertarik untuk membelinya juga. Kekhawatiran mereka hampir sama seperti saya yaitu tidak bisa memperkirakan ukuran kaki mereka. Tapi pesona the warna mengalahkan kekhawatiran mereka untuk memiliki koleksi sepatu the warna.

Oh iya, seri Toraja Yellow yang saya miliki saat ini nyaman sekali dipakai. Hal itu terbukti saat saya mengenakan untuk acara yang berlangsung seharian di kampus minggu lalu.

Bagian dalamnya dilapisi spon lembut sehingga nggak heran kok nyaman banget di kaki saya. Empuk dan di tumit tidak sakit. Selain itu, saat berjalan atau berlari pun enak. Maksudnya bukan lari maraton, tapi lari ngejar kereta *pengalaman*.

Sepatu ini memiliki bagian telapak berbahan fiber. Sol nya anti licin dan anti slip. Kan ada tuh sepatu yang dipakai di lantai tertentu bikin kita nggak seimbang saat berjalan karena merasa licin. Yang makin bikin jatuh cinta, sifatnya elastis dan mudah ditekuk.

Nah, kalau teman-teman juga kepengen memiliki sepatu cantik ini, kepoin aja instagramnya @thewarna. Dijamin nyentrik dan nyaman deh :)

4 komentar

  1. Flat Shoes emank jadi primadona deh, bagi wanita yang mobilitas nya tinggi pasti nyaman banget pake flat shoes, by the way, sepatu nya unik banget.. warna nya keren anti mainstream :)

    BalasHapus
  2. Flat Shoes emank jadi primadona deh, bagi wanita yang mobilitas nya tinggi pasti nyaman banget pake flat shoes, by the way, sepatu nya unik banget.. warna nya keren anti mainstream :)
    oh iya, kalau berkenan, follow balik ya blog saya :) salam kenal :)

    BalasHapus
  3. Aku suka sepatu The Warna mbaa. Yg model gini tapi ku beda warnaaa. Cakep ya kuning jugaaa^^. Sepatu jg sering ku mix match hehe

    BalasHapus

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)