Featured Slider

Mengurus Pelunasan Biaya Haji di Bank Syariah Mandiri

Pelunasan haji di bank syariah mandiri

Intermezzo:
Sore ada telpon dari pihak BSM menanyakan pelunasan haji karena tanggal 5 Mei seluruh berkas harus dikumpulkan ke Kemenag Klaten. Saya "iyain" karena sebenarnya sudah mau mengurus dari beberapa minggu yang lalu, cuma ada jeda Bapak medical check up haji lalu dirujuk opname seminggu membuat hal itu terkesampingkan *tsah*

Keesokan paginya, saya dan ibu ke BSM. Entah bagaimana dari rumah terdoktrinnya mau ke BNI Syariah. Eh gimana? Di hati tuh tahunya ya BSM, tapi di pikiran sama mulut kok bisa-bisanya bilang BNI. Sampai-sampai ngobrol di watsapp sama Mas Bedul mau pamitan ke BNI, padahal niat hati mau ke Mandiri. Kok bisa? Ya bisa, ahahaha.

Dan ternyata, posisi kedua bank tersebut berdampingan kayak sahabatan. Saya bilang sama ibu mau parkir di depan kfc saja biar bisa sekalian beli sarapan. Nah, drama dimulai! Setelah dari kfc, saya langsung nyelonong ke BNI. Ketemu satpam minta nomor antrian trus duduk manis sama ibu. Nunggu beberapa waktu, lalu satpam menyuruh kami ke lantai 2. Antri lagi, duduk manis lagi. Tiba giliran antrian, si mas teller mengucap salam-ini syariah woy, saya menceritakan bla bla bla kalau mau ngurus berkas pelunasan. Si masnya minta buku tabungan dan dari situ saya baru sadar kalau saya salah masuk bank. Huks.

Muka masnya senyum-senyum geli, satpam di belakang saya menghampiri dan bilang kalau BSM ada di sampingnya Bank ini. Ya ampun pagi-pagi bisa error begini. Saya menggandeng ibu turun tangga yang you know lah, tangga di bank-bank sedikit agak curam, dan itu membutuhkan effort yang lebih untuk ibu karena takut terpeleset.

Kenapa sih kalian berdua harus jejer kayak infomaret sama alfamaret? Ah, bahkan indo sama alfa aja masih ada jaraknya. Lha ini bener-bener sampingan banknya! Ahaha. Gitu kan ya, manusia emang nggak mau disalahin. Salah sendiri nggak teliti *selftoyor*

Proses pelunasan haji di Bank Syariah Mandiri

Sebenarnya prosesnya mudah dan relatif cepat, tapi... Kalau sudah ada "tapinya" berarti ada klausul yang harus diperhatikan. Nah, saya termasuk yang paket spesial. Ekeke. Mudah kalau berkas komplitnya dan cepat kalau nggak antri. Kedua syarat itu luput saya penuhi. Jadi pengurusan yang harusnya 15 menit, bisa molor sampai 6 jam ditambah bumbu cerita lainnya.

Kebetulan banyak yang melakukan pengurusan hal yang sama di hari itu, jadi antrian lumayan panjang. Dan kebanyakan dari mereka sudah sepuh, sehingga syarat-syaratnya juga banyak yang luput. Saya kira, syarat yang disiapkan Bapak dari rumah sudah sesuai karena sebelumnya beliau sudah dapat brief dari Kemenag, jadi saya pun tenang. Tapi ya gitu deh, sedikit saja informasi luput, bisa mempengaruhi durasi penyelesaian.
Berkas yang harus disiapkan:
1. BPIH
2. Buku tabungan
3. Materai 6000 2 lembar. Kalau nggak bawa dari rumah, bisa beli di bank
4. Foto 3x4 background putih dengan wajah nampak 80% sebanyak 5 lembar. Yang keempat ini yang luput, sehingga saya harus bolak balik ngurusnya. Soalnya yang disiapkan Bapak adalah foto berwarna dan pihak bank gak menerima.


CS banknya tetap membantu memproses sementara itu saya disuruh ke Kemenag untuk mengambil foto yang dimaksud. Jadi, di Kemenag banyak banget sisa foto yang tidak diambil oleh para jamaah. Akhirnya saya dan ibu bergegas ke Kemenag karena takut tutup terjeda salat Jumat. Alhamdulillah ketemu petugasnya dan alhamdulillah foto Bapak Ibuk nggak ada. Ahahaha. Ya ampun~~

Petugas Kemenag ramah banget. Beliau menyuruh ke foto Buana (ini kerjasama dengan Kemenag untuk memudahkan calhaj). Yaudah saya dan ibu langsung saja kesana dan ternyata pas banget masnya pergi Jumatan. Saya dan ibu nunggu 1,5 jam. Nah, masalah foto saja bisa membuat proses pelunasan jadi lama kan?

Mungkin di Kemenag hanya menginformasikan foto yang dikumpulkan 3x4 5 lembar, jadi persepsi Bapak Ibu saya foto apa saja boleh asal ukurannya 3x4. Kan orang tua pikirannya sederhana.hehe. Atau mungkin juga pihak Kemenag sudah rinci menjelaskan, tapi Bapak Ibu saya miss tentang itu. Soalnya, di BSM tadi juga banyak yang demikian. Mereka kembali karena syarat foto tidak sesuai dengan yang diminta oleh bank.

Masnya yang sholeh sudah balik dari Jumatan. Saya menyodorkan nomor porai haji Bapak dan Ibu, trus masnya ngeprint in. Seakan masnya tahu kebutuhan saya apa. Dia hanya menanyakan "Untuk bank ya Mbak?". Saya mengangguk dan dia sudah mencetak foto sesuai keperluan saya. Ini foto Bapak Ibu dari tahun 2011, dan dengan menyodorkan nomor porsi, masnya sudah langsung gerak cepat. Proses cetak fotonya sebenarnya cepat, tapi, iya ada tapinya , yang lama itu nunggu kelar jumatan.

Masalah foto udah kelar, saya balik lagi ke BSM untuk mengurus berkas pelunasannya. Disana yang antri lebih banyak dari pagi harinya. Dan masih banyak yang bingung mengenai syarat-syaratnya. Ah, kadang hal yang sederhana kalau nggak tau ilmunya bisa pusing tujuh keliling ngurusnya. Saya tinggal ngasih pas foto dan CS-nya memanggil untuk memberikan berkas tersebut. Saya disuruh tandatangan trus dikasih 2 tas kecil isi perlengakapan haji.

Masha Allah, dari jam 9 pagi dan kelarnya jam 2 siang. Kalau berkasnya komplit, bisa lebih cepat pengurusannya nggak usah pake drama. Oh iya, ini hanya mengurus berkasnya saja ya, kalau pelunasan uang sudah dsri beberapa bulan sebelumnya. Untuk tahun 2017 sepertinya biaya untuk per orang sekitar 35jt an. Itupun masih sisa.

Selesai ngurus berkas dari bank, sebenarnya saya harus ke Kemenag untuk mengumpulkan tanda pelunasan tersebut dengan disertai foto copy KTP. Tapi karena melihat ibu udah capek banget, makanya saya memutuskan drama pelunasan hari itu bersambung di keesokan harinya. Meskipun sampai postingan ini published, saya belum kesana karena jeda long weekend. Hehe

Boleh diwakilkan nggak?

Sebenarnya, berkas pelunasan haji tersebut mau diselesaikan sama Om saya yang kebetulan juga 1 rombongan. Tetapi pihak bank tidak membolehkan karena yang harus datang adalah yang bersangkutan, anak atau istrinya. Akhirnya setelah beberapa minggu saya mengurusnya sebagai wakil dari bapak ibu tanpa harus menandatangani surat kuasa. Saya juga nggak ditanyai "Anaknya apa bukan?" 

Oke, sekian ya ceritanya. Semoga kita dimampukan juga untuk berhaji. Moga juga kuota tiap tahunnya bisa banyak, sehingga gak perlu lama nunggu berangkatnya. Aamiin.

6 komentar

  1. Itu materainya ko harus dua ya, Mba ?
    Dan ini aku baru tahu kalau bisa diwakilkan.
    Nice info nih Mba :)

    BalasHapus
  2. BSM sama BNIS sebelahan sih masih wajar. Ibu saya pernah mengurus rekening ke BSM padahal harusnya BRIS, dan jaraknya tuh sekitar 1km :)) Mungkin karena sama-sama syariah, udah nyangkutnya di situ doang hahaha

    Hampir di semua lembaga yang ada pelayanan masyarakat nggak ngasih informasi detail buat persyaratan, jadi cenderung berbelit-belit. Dulu pas ngurus paspor juga gitu, syarat tertulis A dan B, pas sampe ternyata harus nambah copy A, copy B, tambah C buat ini itu. Banyaak banget orang yang udah ngantri dari jam 6 pagi sampai 11 siang cuma buat pulang tanpa selesai berkasnya. Moga-moga aja lembaga gitu bisa berbenah ya supaya pengurusan dokumen lebih efisien dan pelayanan lebih cepat :)

    BalasHapus
  3. Aku ada tabungan di BSM tapi blm mencukupi untuk daftar haji. Tks infonya ya ntar baca lg kl mau melunasi semua biaya2nya ternyata sbg customer kita kudu lbh bawel biar jelas detilnya seperti apa.

    BalasHapus
  4. Wakakakaka baca sambil ngakak diriku mbak, duh duh mana yang ngajak Ibu pula. Kasihan ya jadinya naik tangga begini begitu, kesini kesitu wakakakaka. Untung dirimu gesit mbak wkwkwk. Aamiin semoga kuota nambah, smeoga kita kelurana berhaji dan semoga ga salah masuk bank lagi ya wkwkwk. Btw semoga ibadah ortunya dilancarkan dan diberikan kesehatan sampai pulang ke tanah air ya mbak aamiin

    BalasHapus
  5. Ini khusus BSM ya Mbak? Apa syarat dasarnya kayak gini juga kah? Noted aja dulu, semoga dimampukan juga untuk ngurus ini.
    Makasiih ya Mbak Ay :*

    BalasHapus

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)