Hujan
selalu setia menghampiri semasa sore
Membuat
indah pinus bersolek
Kubiarkan
basah diriku pasrah
Saat
lakuku lelah berjalan
Aku
tiba di persimpangan berlumpur
Samar
berdegup keras
Katak-katak
mulai riang bernyanyi
Meneriaku
yang lama berdiam basah pasrah
Di
persimpangan berlumpur, aku terhenti
Berbelokkah?
Atau
aku lurus menuju peraduanku?
Aku
membenci persimpangan
Dan
pinus menertawakanku
Karena,
hujan pun seketika terhenti seiring langkahku
Namun,
pinus sudah mengembun dengan sejuknya
Dan
akhirnya, aku melompat menerjang persimpangan berlumpur
NB
: Live must go on, seberapapun macetnya lini waktu, seberapapun menyedihkan,
menyedihkan, meskipun di persimpangan, harus selalu melangkah, ‘boleh berhenti’
tapi ‘sejenak saja’ untuk persiapan melangkah lebih jauh lagi.
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)