Aku,
23 tahun 8 bulan. Sebagian sebaya di desaku bahkan adik-adik tingkatku sudah
menikah, ada juga yang sudah punya anak. Yah, pertanyaan familiar untuk usiaku “kapan
menikah?”, padahal aku lebih suka mendengar pertanyaan “kapan sekolah lagi,
Mbak?”. Aku hanya menyeringai dan ibuku menjadi orang paling depan yang
menjawabnya.
Beberapa
waktu yang lalu, ada seorang teman mengabarkan menikah, aku senang, memberi
selamat dan doa. Tetapi setelahnya ada temannya lagi yang bilang kalau itu Cuma
hoax hanya sekedar kidding, seru-seruan. Butuh waktu yang
lama untuk memahami, tercengang sendiri, bergumam sendiri tentang tindakan
mereka. Berjalannya waktu, aku berdiskusi dengan beberapa sahabat dan aku
menyimpulkan aku dan mereka memiliki pandangan atau persepsi yang berbeda
tentang sebuah pernikahan. Itu saja.
Lalu
pernikahan itu seperti apa di mata kalian? Menggabungkan dua dimensi jiwa menjadi
satu harmoni dalam kurun waktu yang sangaaaat lama sampai usia seamkin senja. Kabar
yang miris adalah ketika divorce
disebut sebagai trend, ah aku tidak suka menyebutnya. Ada yang menikah
bertahun-tahun bahkan sudahmencapai golden
time, tiba-tiba divorce. Tidak ada
petir, hujan atau pun angin tentang pernikahan, tiba-tiba divorce.
Ah
iya, note ini ditulis sebagai alarmku, tidak kurang tidak lebih. Saat aku
menanyakan pada ibuku yang sudah hampir 40 tahun menikah dengan Bapakku, apakah
beliau mencintai Bapakku, “Dulu itu, ibu gak kepikiran menikah dengan Bapakmu,
Nduk. Gak ada proses pacar-pacaran kayak anak jaman sekarang. Bagi ibu, setelah
menikah dengan Bapakmu, cinta adalah mengabdi”, aku mencoba mencerna jawaban
ibuku. Memang, ibuku adalah house wife
tulen. Mengasuh kami ber-4 sendiri, mengerjakan pekerjaan rumah, sawah dan
meladeni suaminya sendiri. Cinta itu
mengabdi, Nduk.
SEBAGIAN
dari kita mungkin ada yang mencintai seseorang karena keadaan sesaat. Karena dia
baik, karena dia pintar, even mungkin
karena dia kaya. Tidak pernah terpikir apa jadinya kalau dia mendadak jahat,
mendadak tidak sepintar dulu, atau mendadak miskin.
Will you still love them, then?
Will you still love them, then?
That’s
why you need commitment
Don’t
love someone because of what/how/who they are
From
now on, start loving sameone
Because
you want to--Ninit Yunita.
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)