Buku yang selesai kubaca sekali duduk |
Hari ini aku memutuskan ke toko buku, hanya
sekedar membeli map kuning dan beberapa alat tulis kantor. Tetapi, di jalan aku
tersenyum-senyum sendiri, bukan karena hal yang “wah”, melainkan karena aku
memprediksikan niatku. Di toko buku banyak release
buku baru, ada yang berlabel “recommended”, “best seller”, aku hampir dan
kebyakan tergiur mengambil dan memasukkan ke tas belanjaan untuk dibayar di
kasir.
Hari ini berbeda, ada yang sedang launching
buku baru. Hari ini memang berbeda. Aku yang biasanya melewatkan acara itu,
pengecualian untu Tere Liye (:p), tapi kali ini aku menanyakan pada penjaga
barang karena tertarik dengan suaranya. Yah, wanita.
Aku : “Ada acara ya, Mas?”
Masnya : “Iya Mbak, penulis Mikha, Mikha gitu”
*sambil tersenyum khas.
Aku : “Makasih Mas”, *sambil meminta nomer
yang biasanya langsung aku kalungkan di leher.
Aku mendekat acara launching buku dan
melihat-lihat ada beberapa buku yang di pajang di dekat gadis yang sedang
berbicara dengan MC, mungkin menceritakan tentang bukunya, tebakku.
Waktu aku sama Mikha judul buku terdahulunya
dan gadis itu bernama Indi Sugar. Suaranya lembut, roknya mekar dan aku suka
pembawaannya. Tanya jawab, cerita tentang kenapa dia suka menulis, siapa yang
menginspirasinya, banyak dan aku menyimak.
“aku menulis karena aku suka bukan karena terpaksa. Sejak 7 tahun, aku sudah memulai menulis diary. Seperti melepaskan rasa, refleksi”, katanya.
Sebelumnya, aku penasaran dengan isi buku
Indy, karena secara barisan yang ada di depan hafal dengan setiap kata, bagian
yang ada dalam buku waktu aku sama Mikha bahkan ada juga yang niat bawa semua
koleksi buku dan DVD untuk ditandatangani.
Singkatnya, aku dapet buku Mikha, karena aku
menjadi salah satu penanya.
Sebelum pulang, aku menyempatkan beli buku
yang sudah kuniatkan dan memang benar, alat tulis tidak terbeli karena kuputuskan
untuk membelinya di tempat fotocopy langgananku. Menengok harga buku Mikha,
sekitar 22rb. Buku itu seperti buku saku, menuruutku. Berisi kumpulan puisi,
cerita nyata tentang Indy dan Mikha.
“Sugar..tau gak, kamu tuh ngingetin aku sama anak-anak di buku Torey Hayden”“Karena aku cacat?”“Bukan..tapi karena kamu spesial”.
Sejak duduk, aku bertanya-tanya kenapa
namanya Indi Sugar di balihonya. Apakah nama pena? Nama asli? Dan ternyata aku
menemukan jawabannya di buku ini lewat Mikha, yang sudah tiada.
Nb : ini Blog Indi :)
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)