Judul : TEST PACK
Penulis : Ninit Yunita
Penerbit : Gagas
Media
Cetakan : ke-13,
2012
Tebal : 200
hlm
ISBN :
979-3600-96-9
Sebagian dari kita mungkin ada yang mencintai seseorang karena keadaan
sesaat. Karena dia baik, dia pintar, even mungkin karena dia kaya. Tidak pernah
terpikir apa jadinya, kalau dia mendadak jahat, mendadak tidak sepintar dulu
atau mendadak miskin. Lalu bagaimana kalau kita sudah menikah? Apakah kita
tidak akan mencintainya lagi saat alasan baik, pintar, kaya tidak melekat
padanya lagi?
Ninit Yunita, dalam novelnya berjudul Testpack membuat kita memahami
arti sebuah komitmen dalam perkawinan. Hal tersebut didapati dalam kisah
perkawinan Arista Natadiningrat (Tata-Red)
dan Rahmad Natadiningrat (Rahmad-Red)
Yang dihadapkan pada permasalahan pelik, yaitu tidak kunjungnya buah hati
padahal usia perkawinan mereka sudah menginjak 7 tahun. Don’t love someone because of what/how/who they are. From now, strat
loving someone, because you want to.
Dengan memadukan beberapa bahasa, bahasa gaul ala gue elu, bahasa Sunda kakang-eneng
dan meracik bahasa inggris yang mudah dipahami pembaca, penulis
menyampaikan beberapa nilai dari sebuah cerita dalam buku ini. Bagaimana rasa
sebal Tata saat bertemu dengan orang yang hanya sekedar menanyakan “kapan punya anak?”, dimana emosi pembaca
juga diajak untuk membayangkan bagaimana rasanya di posisi Tata tersebut.
Bagi Tata, memiliki anak adalah segalanya, hingga ia memiliki beberapa
testpack dengan bentuk yang beraneka ragam dalam jumlah yang banyak, baik telah
digunakan maupun masih dalam segel toko, tetapi semua testpack tersebut
menunjukkan hasil yang sama, bergaris
satu. Berbeda halnya dengan Rahmad, ia berpikir bahwa anak is not the most important thing in our
marriage (hlm 34).
Dalam novel ini diceritakan dua profesi yang saling bertautan erat,
dimana Rahmaddigambarkan sebagai seorang psikolog sementara Tata adalah lawyer. Di pertengahan cerita, kedua
profesi ini saling berkelindan saat Bapak dan Ibu Sutoyo, sedang mengalami
prahara dalam rumah tangganya. Mereka berdua adalah pasien Rahmad yang
melakukan konseling tentang perkawinannya yang berada di ujung perceraian. Di sisi
lain, mereka salah satu dari mereka adalah klien Tata dalam pengurusan
perceraian tersebut.
Penulis berhasil menciptakan suatu konflik yang merepresentasikan
konflik sehari-hari yang terjadi dalam rumah tangga. Selain itu, ia juga
memberikan pengetahuan sex dan kamasutra yang diselipkan di alur cerita
dengan bahasa yang menawan dan tidak terlalu vulgar. Secara tidak langsung
penulis juga memberikan edukasi bagaimana kiat-kiat agar wanita dapat hamil,
mulai dari pemilihan makanan, cara berhubungan seksual hingga
pantangan-pantangan lain yang tidak boleh dilakukan agar dapat memperoleh buah
hati yang diidam-idamkan.
Tata telah melakukan serangkaian tes ke dokter kandungan dan
dinyatakan bahwa ia dalam kondisi baik. Setelah mengetahui hal itu, Tata
membujuk suaminya agar memeriksakan kondisinya ke dokter juga. Dalam hati
Rahmat was-was. Ia takut kalau dia yang bermasalah dan Tata meninggalkannya.
Klimaks cerita terjadi saat Tata mengetahui bahwa Rahmad mandul. Disitulah
komitmen diantara mereka berdua dipertanyakan. Akankah Tata benar-benar
meninggalkan Rahmad karena alasan itu? Atau komitmennya lebih kuat untuk
mendampingi Rahmad dalam keadaan apapun?
Salah satu endorser
menuliskan “jangan kawin dulu sebelum baca ini”, saya sependapat dengan kalimat
ini, novel ini memberikan pencerahan bahwa dalam perkawinan tidak cukup hanya
dengan kata cinta, tetapi komitmen untuk terus mencintai bukan karena tetapi
mencintai walaupun keadaan pasangan kita.
*Review ini merupakan salah satu bentuk pemenuhan tugas FLP Pramuda 18
**saya pernah memasukkannya ke blog Rumah Baca Deandra, Cuma saya gak
sanggup menduakan blog ini T-T
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)