Jakarta, 14 Juli 2014
Dear My lovely angel Ririn Gagarin,
Sepertinya aku melupa akan waktu, amnesia karena usia,
sehingga Juni nampak seperti Juli. Aku terhenyak dengan kalenderku.
Seminggu yang lalu genap 25 tahunmu.
Harus mengucapkan? Sebenarnya memang iya, tetapi aku yakin kamu tidak meragukan
cinta, kasih sayang dan doaku padamu. Mendadak aku melototi kalenderku yang terdapat bulatan besar di angka 7. PAdahal uforia pemilu pun masih lekat kalo pilpres jatuh di angka 9, 2 hari setelah angka 7. Kenapa lupa? Entahlah, mendadak menjadi apatis dengan kalender.
Banyak hal yang bergulir diantara kita, tapi itu membuat
kuat persahabatan kita, bahkan seperti saudara kembarku. Aku layaknya bercermin
saat melihatmu, menatap ragaku dan jiwaku di pantulan cermin. Kamu selalu
menyayangku, aku tau, dan demikian juga aku begitu menyayangmu. Sampai-sampai
kamu kebas dengan omelanku karena kamu bilang itu wujud sayangku.
Dear,
7 tahun yang lalu aku mengenalmu sebagai sosok anggun yang
luar biasa dengan segudang cerita. Berangsur tahun merekatkan jalinan asa kita.
Entah kenapa aku mengenal kata chemistry
darimu, mengerti beberapa hal meskipun tak kamu ucapkan. Dan kadang kamu pun
paham tentang berbagai hal yang tak aku utarakan. Apa itu chemistry? Kamu menjelaskannya dengan jalinan kita.
Aku seperti tersengat listrik melihat kalenderku tadi
pagi, apa-apaan ini sudah beralih bulan menjadi Juli (padahal sebelumnya aku ingat kalo harus nyoblos di angka 9 bulan Juli). Pantas kamu selalu
mendengungkan niat untuk menggenapkan dien
mu, karena usiamu pun ikut berubah ekornya dari 4 menjadi 5--semoga kita disegerakan. Agar ibadah kita menjadi sempurna.
Apakah jarak memisahkan kita? TIDAK. Apa itu jarak, karena
kita sedekat asa merasa karena doa. Bahkan dengan seuntai kertas yang kau
tuliskan, aku mengerti perjalananmu beberapa tahun terakhir. Kamu bilang kamu
ingin menangis? Sini aku peluk dan kudengarkan hal yang setidaknya membuatmu
sesak. Aku tidak akan berkomentar karena kamu hanya butuh pendengar. Itu dulu.
Karena kamu sekarang garang karena tempaan, dan aku suka.
Bagaimana saat kita berlari? Menggenggam erat satu sama lain?
Saat ini seperti mendengarkan dvd dan
memutar rekaman tentang kita jaman dulu. Bahkan sekarang aku sedang mengintipmu
sedang tidur dengan gaya khasmu, karena tadi pagi kamu bilang kalau hari ini kmau bed rest di rumah.
Terima kasih untuk semuanya, Darl. Terima kasih. Maaf kali ini aku mendadak amnesia dengan hari
lahirmu. Mungkin aku belum menjadi sahabat yang baik, tetapi percayalah, saat
kamu membutuhkan teman untuk bicara tentang ceritamu, aku akan takzim
mendengarkan. Meskipun ceritamu berulang-ulang tentang hal yang sama, aku akan
duduk mendengarkan, sesekali memelukmu saat kamu tak bisa melanjutkan abjad
yang kau eja.
Semoga tambah dewasa dan doa terindahnya adalah semoga
disegerakan untuk menggenapi dien-mu.
Amin
Ah iya, sampaikan salam sungkem baktiku pada seorang ibu
yang rahimnya dititipi gadis secantik kamu. Bilang padanya, aku rindu. Sungguh.
Bahkan saat ini ingatanku terseret pada sosok itu, yang senyumnya merekah
meramu beras kencur karena aku masuk angin. Ah, nostalgia itu indah ya Darl.
Disini jam makan siangku, karena Ramadhan memberi libur
ke-3, dan aku memutuskan tidak keluar hanya untuk mencumbumu lewat surat ini. Dear, maafkan aku yang tak bisa mengingat dengan baik angka 7 di
bulan Juli.
Semoga kebaikan senantiasa tercurat untukmu, Dear. Percayalah, aku akan tetap
memelukmu, DISINI, dengan doaku.
With love,
Aya
*Aku menyayangimu, Darl.
**Kamu yang mengenalkanku tentang kata chemistry. karena rasa gak pernah bohong.
*** Oh iya, tahun 2015 siapa yang menikah duluan? kamu atau aku? semoga saja KITA, yaa..
*Aku menyayangimu, Darl.
**Kamu yang mengenalkanku tentang kata chemistry. karena rasa gak pernah bohong.
*** Oh iya, tahun 2015 siapa yang menikah duluan? kamu atau aku? semoga saja KITA, yaa..
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)