Ini adalah cerita lanjutan
dari yang sebelumnya, bisa di klik disini.
Sepulang kantor, aku tidak
langsung ke kamar. Menemani anak-anak bermain sampai mereka beranjak tidur. Sekitar
jam 9 malam, ada 2 miscalled yang
dulu pernah menanyakan tentang hal-hal yang berbau dengan wanita.
Setelah mandi dan Isya aku
menghubunginya. Sebenarnya aku sudah bisa menebak isi pembicaraan yang akan
kami bahas.
30 menit berlalu, dia
tidak mengarah ke topik pembicaraan yang aku tebak sebelumnya. Aku mengira
bahwa aku salah menerka, cuma feeling
ku jarang sekali meleset (pede
banget,ahaha).
Dia akhirnya bilang “Bu
Aya, tolong doain yang baik-baik ya. Insya Allah besok pagi aku akad nikah”.
Aku tertawa renyah
mendengarnya.
“Dengan wanita yang
kemarin kita bicarakan”, tanyaku.
“Iya. Doane jangan lupa”,
balasnya di radius entah berapa, karena sinyalnya putus-putus.
“Semoga menjadi keluarga
sakinah, mawaddah, warahmah ya Mas, salam buat calon istri”
“Iya, semoga kamu juga
disegerakan”
Beberapa obrolan kami
masih berlanjut, hingga akhirnya ia undur diri karena sinyalnya naik turun.
Jawaban atas pertanyaan
yang pernah menjadi teka-teki, akhirnya terpecahkan. Allah memberikan jalan
bagi hamba pilihan—yang mendekat memohon petunjukNya.
Allah, karuniakanlah kami
hati yang cantik, yang senantiasa mengharapkan Ridho-Mu.
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)