Menurutku, hikmah adalah pesan
dari suatu peristiwa yang terjadi. Apapun yang telah terlalu pasti menyimpan
hikmah untuk pelajaran kita (saya). Entah sadar atau tidak, mau atau tidak
dalam menghayatinya.
Seminggu ini khadimat kami yang
nyuci-gosok di rumah sedang sakit. Biasanya hanya masuk angin, jadi Cuma sehari
atau paling banter dua hari gak masuk. Tetapi kali ini lain, Bu Ani—kami memanggilnya
demikian, sudah sakit beberapa hari. 2 hari kemarin tidak datang ke rumah. Cucian
numpuk. Mamanya Dio berinisiatif untuk mencuci sendiri memakai mesin cuci.
Uniknya disini dan saya mungkin
agak terlambat menyadari. Hampir 2 tahun memiliki mesin cuci tetapi saya belum
bisa menggunakannya. Biasanya saya mencuci pakai tangan secara tradisional. Haha
Saya berusaha mencari tau cara
penggunaannya, membaca petunjuk bukunya, nanya-nanya teman, sampai mereka
cekikikan. Dan terakhir, mamanya Dio yang mengajari cukup 2 menit penjelasan
dan saya tau. Padahal 3 hari ini saya membawa buku petunjuk penggunaan mesin
cuci itu kemana-mana. Di kereta, busway atau selang istirahat kadang
membukanya. Saya agak lelet membaca, karena saya membacanya sambil memahami
gambar dan fungsinya.
Mungkin hikmahnya ini ya saat Bu
Ani tidak masuk. Saya jadi bisa mencuci pakai mesin cuci, berbagi tugas kerja
dengan Mama Dio dan terakhir weekend ini
jadwal nyetrika. Haha
Cepat sembuh Bu Ani. Terima kasih
untuk pelajaran ini.
Kadang sesuatu itu sebenarnya simple, cara pandang kita yang membuatnya jadi rumit.
Good night.
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)