Assalamu’alaykum,
Tema 3 hari terakhir ini masih hujan. Sekalipun hujan menyebalkan—basah,
becek, macet, kereta mogok, aku tidak pernah membencinya. Justru seringkali
menyimpan jas hujanku dan memilih menerabas hujan sambil bersenandung. Berkali-kali
merapal doa. Karena waktu hujan adalah salah satu waktu yang baik untuk berdoa.
Berdoa apa? Rahasia :p
Pagi ini hujan dari shubuh (lagi). Bedanya, waktu berangkat menuju
stasiun, cuacanya cerah (ceria). Niatnya masih full untuk berangkat ke kantor. Sesampainya di stasiun, tidak
seperti biasanya, banyak penumpang berjubel, seakan-akan garis kuning yang
menegaskan para penumpang harus berdiri di belakangnya tidak berfungsi seperti
biasanya.
Aku selalu memilih gerbong kereta yang paling depan atau justru paling
belakang. Gerbong wanita. Sepanjang gerbong penuh sesak. Menyimpan tenaga untuk
kereta berikutnya. Sesaat kemudian, gerimis mengundang (cieh kayak lagu). Niat berkurang 5%, jadi 95%. Kereta selanjutnya
datang dan tanpa diberi aba-aba, para penumpang langsung mendekati pintu-pintu
masuk kereta.
OMG, full body! Banyak
penumpang yang nggak masuk. Kereta berikutnya juga demikian. Niatku meleleh
banyak kali ini 20%, masih tersisa 75%. Aku mengumpulkan tenaga lagi. Kereta berikutnya,
lagi-lagi sama, gak dapat masuk. Sampe segitu favoritnya ya kereta. Aku memilih
menunggu ruang sebelah yang menuju ke arah berlawanan. Itu berarti, aku harus
menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya.
Saatnya setan dan malaikat mempengaruhi. “Pulang Ay, telat banyak. Hujan
lagi”, di sisi lain “Kamu ada janji dengan Klien hari ini, Ay. Please go ahead”, Malaikat dengan lembut
memberi pengertian. Aku mengeluarkan handphone.
Membaca jatah hari ini. Khatam.
Pagi ini malaikat menang. Tulisan ini untuk nuraniku. Ia yang kadang
hanyut dengan kegelisahan dalam pilihan. Pagi ini, ia memenangkan satu hal. Bahwa
ia selalu bisa memilih untuk selalu berbuat hal yang menenangkannya. Selamat nurani
atas keberanianmu menyelesaikan kewajibanmu di saat yang lain lebih memilih
kembali.
Sedikit menghilangkan penat dengan tumpukan akasara yang tersusun rapi dalam suratmu :)
BalasHapus