Tumpukan rindumu itu harus
bermuara pada yang berhak. Pada siapa? Ah kembalikan saja pada pemberinya.
Bulan ini semua surat-suratmu beronggok di folder tanpa kau berniat untuk
mengirimkannya.
Apa maksudnya pergi dengan
gundukan tanya yang seakan sengaja kau tinggalkan untuknya. Bagaimana bisa kau
setega itu. Membiarkan luka menganga dan menaburkan garam dan cuka di atasnya.
Kamu telalu hiperbola tentang ini.
Tidak juga. Aku biasa saja
menanggapinya.
Apa begini treatment-nya? Saat kamu gundah. Kamu resah hanya kau biarkan
membusuk di hatimu. Kenapa tidak menuliskan surat saja. Bercerita kepadaku.
Kemarilah akan kupeluk. Dan kamu akan merasakan bahwa pelukan adalah penawar
yang menghangatkan.
Yah, rasanya seperti “agak” lega.
Perasaan bersalah itu berangsur memudar meskipun tidak bisa sepenuhnya hilang.
Sekarang giliran kamu menunggu ya. Iya disitu, di kedai mocca yang sering kita
datangi sebelumnya.
Tunggu aku. Please.
Continue....
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)