Kalau ditanya buku apa yang paling disukai? Jawaban saya BANYAK. Tetapi saat pertanyaannya diubah lebih spesifik menjadi “Buku apa yang paling menginspirasi dan gak bosan dibaca berkali-kali?”. Pilihan saya jatuh ke novel Hafalan Salat Delisa.
Saya membaca novel ini
tahun 2009 dan novel inilah yang membuat saya jatuh cinta dengan karangan Tere Liye lainnya. Bahasa, setting dan penokohannya
kuat membuat saya terharu saat membacanya (lagi dan lagi). Apalagi di bagian
Delisa yang mencoba menghafal “Inna sholati, wanusuki, wamahyaya, wamamati,
Lillahirabbil” (asli hati jadi gerimis—lebhaaay).
Novel ini mengisahkan tentang Delisa, gadis berusia 6 tahun yang sedang
berjuang mengkhatamkan hafalan sholatnya. Umminya menjanjikan kalung emas jika
Delisa dapat menghafal sempurna hafalan sholatnya.
Tere Liye
menggunakan setting di Aceh dengan peristiwa tsunami dalam novel ini dan ending-nya
mampu membuat saya bertanya-tanya apakah ini based on true story gak ya?
Ini
adalah kisah tentang tsunami… Ini
adalah kisah tentang kanak-kanak… Ini adalah kisah tentang proses
memahami… Ini adalah kisah tentang keikhlasan… Ini adalah kisah
tentang Delisa…
Di suatu
pagi, Delisa diantar Ummi untuk ujian hafalan sholatnya di sekolah. Sebelum berangkat,
Zahra, Aisyah dan Fatimah memberikan semangat agar Delisa tenang dalam
membacakan hafalan sholatnya. Saat sedang ujian, tsunami datang meluluh
lantakkan Aceh. Di dalam ilustrasi ceritanya, Delisa tetap khusuk dan
melafalkan hafalan sholatnya.
Ummi, ketiga
kakaknya dan gurunya menjadi korban tsunami. Tubuh Delisa terombang-ambing,
berhari-hari hingga ditemukan oleh Kapten Smith. Salah satu kakinya yang
terinfeksi terpaksa harus diamputasi. Di Rumah Sakit tempat Delisa dirawat, ia
berkenalan dengan Suster Shofi yang membantu untuk mencari keluarga Delisa.
Shofi sangat takjub dengan Delisa karena meskipun telah kehilangan Ummi, kakak
dan kakinya, Delisa tetap tegar dan riang.
Pesan moralnya
sangat mendalam, imajinasi pembaca dapat dibuat ikut hanyut dalam karakter
tokoh novel ini. Membaca novel ini seperti belajar pada sosok Delisa yang
belajar untuk mengkhatamkan hafalan sholatnya. Dimana sholat adalah rukun islam
yang kedua dan WAJIB dilakukan oleh setiap muslim. Dari Delisa, saya juga
belajar tentang “memperbaiki niat”. Saat Delisa yang awalnya ingin cepat
menyelesaikan hafalan sholatnya karena sebuah kalung. Tetapi pada akhirnya ia
tulus hanya ingin dapat mendoakan Ummi dan Ketiga kakaknya.
Karena antusias
sama novel ini, saya jadi kepo sama
penulisnya. Dan tidak menyia-nyiakan kesempatan saat ada workshop menulis oleh Tere Liye di
Yogyakarta. Dapat dilihat disini. Selesai acara, saya mendekati Tere Liye paling akhir
untuk minta tanda tangan dan menanyakan beberapa hal. Dari percakapan tersebut
saya mengetahui bahwa sebenarnya Hafal Sholat Delisa itu novel yang belum
selesai. apa ceritanya belum selesai tetapi bisa jadi best seller. Kata Tere Liye, dia sudah
kehabisan ide untuk mengembangkan novel tersebut. Selevel Tere Liye bisa
kehabisan ide juga? :D
Menurut penuturan
Tere Liye, naskah Hafalan Sholat Delisa
juga pernah ditolak penerbit karena pada saat itu tema tsunami sudah banyak
yang menulis. Di session itu, Tere Liye juga
kampanye tentang novel Delisa yang diangkat ke layar lebar. Nah, itulah mengapa
novel Hafalan Sholat Delisa menjadi buku paling inspiratif. Karena ada behind the scene-nya.
Sudah mononton
versi film-nya? Jujur,
di bioskop nangis sesenggukan. Imajinasi saya berkelebat tidak tertahan untuk
membandingkan dengan novelnya. Dan saya suka. Sudah mendengarkan Original Soundtrack Delisa yang
dinyanyikan oleh Rafly bikin hati tambah gerimis.
Lembut kukenang,
kasihmu Ibu
Di dalam
hatiku ini menanggung rindu
Novel Hafalan
Delisa cocok untuk semua umur. Highly
recommended. Saya juga pernah mendongeng isi ceritanya kepada
Iqbal sama Ihsan sebelum tidur. Karena pada waktu itu, mereka juga lagi gencar
menyempurnakan hafalan sholatnya. Aaaaaaa, pokoknya keren alur, setting, plot
sama penokohan di novel ini.
Kalian punya
buku inspiratif? Let’s
share to us. Atau kalian mau barter buku? Boleeeeeh banget :p
In the end, pernah membayangkan pahala
jariyah bekerja? Iya, saat kita bisa mengajarkan Al Fatihah kepada anak-anak
dengan sempurna, dan mereka melafalkannya dalam sholat di sepanjang hidupnya,
pahala mereka pun ikut mengalir untuk kita. Lalu bagaimana saat kita bisa
mengajarkan hafalan Sholat kepada Delisa kecil yang lain?
*Tulisan ini diikutsertakan dalam Give away yang diadakan oleh Siethi-Nurjanah
*Tulisan ini diikutsertakan dalam Give away yang diadakan oleh Siethi-Nurjanah
karyanaya tere liye emang selalu menggugah hati sih, eh btw udah baca yang Pulang belum, itu keren loh baca novelnya berasa kayak di fiml actiopn gitu
BalasHapusUdah baca karangan Tere Liye semua kecuali "The Gogons", aku nyari belum nemu Mas :D
HapusAku juga udah baca semua novel tere liye, kecuali the gogons
HapusKarya2nya bener2 keren
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusThe Gogons James and Incredible Incidents itu buku emang susah dicarinya, udah lama soalnya,aku juga belum baca
Hapusnovelnya tere liye cakep-cakep dan produktif lagi.. produktif dan laris terus
BalasHapussukses GA nya :)
uwooh. saya pun nangis baca ini kak.
BalasHapussaya belum pernah baca novelnya. Bahkan belum ada satupun novel Tere Liye yang saya baca hehehe. Tapi pernah nonton film Delisa ini. Memang berhasil bikin syaa menangis :)
BalasHapus