"Bukankah hidup adalah rangkaian dari proses menunggu?"
Menunggu adalah hal yang
menjadi daily activity saya. Ada yang
terjadwal, ada juga yang insidental. Yang terjadwal misalnya, menunggu kereta
setiap berangkat dan pulang kerja, menunggu mulainya jadwal kuliah dan
menunggu kamu melamarkuuu, ekekeke. Yang bersifat insidental misalnya top up tiket commuter
line yang tiba-tiba habis dan harus mengantri panjang sekali (nunggu juga
kan?), menunggu klien yang tiba-tiba datang terlambat. Dan masih banyak list yang merupakan kategori menunggu.
![]() |
Koleksi pribadi, ada yang mau barteran buku? Feel free :) |
Menunggu di Kereta
Setiap hari
(Senin-Jum’at) saya berangkat dan pulang kerja menggunakan kereta ke arah
Jakarta Kota. Sepadat apapun kereta, bahkan saat mogok, rel patah, masinisnya
galau sehingga kereta terlambat datang atau bahkan tidak jalan sama sekali,
saya tetap setia dan cinta mati sama kereta. Alasannya kenapa? Karena cepat
sekaligus nyaman untuk membaca. Untuk berangkat
ke kantor, paling cepat memerlukan waktu 1 jam (kalo trouble bisa nambah 2 atau 3 jam).
Trus ngapain dong selama 1 jam di kereta?
Karena saya bukan
penggila games, saya lebih memilih
membaca buku sambil menunggu kereta sampai stasiun tujuan. Bukunya pun yang
ringan dan tidak tebal agar bisa dibaca dengan santai. Kalau bawa buku setebal
gaban, bisa-bisa diomelin disuruh naik taksi sama penumpang yang lain :D (Jangan
egois dong, Buk. Kalo mau baca buku, jangan di kereta, ahahah).
Saat pulang kantor pun
juga begitu, agak legaan sih daripada pas berangkat kerja. Jadi saya bisa
memilih posisi dimanapun saya suka. Biasanya saya suka di dekat pintu yang
tidak dibuka-tutup saat kereta berhenti di tiap-tiap stasiun. Buku yang saya
suka saat di kereta biasanya novel-novel young
adult atau buku pengembangan diri. Pokoknya yang santai untuk melepaskan
penat atau jenuh saat di kantor. Cara paling Sexy saya untuk me-refresh otak setelah kerja ya gitu,
membaca buku. Ssstt, dengan membaca
buku di kereta, kita bisa membuat waktu 1 jam yang biasanya lama menjadi
singkat begitu saja lho. Jadi, sisipkan buku bacaan di tas saat bepergian
kemana-mana. Sehingga saat sedang bosan menunggu, kita bisa membacanya
sewaktu-waktu.
Menunggu Kantuk
Ada yang sering
mengalami amnesia nggak? Eh maksudnya insomnia? Saya nggak usah minum kopi aja
kadang nggak bisa tidur, apalagi dikasih kopi, bisa begadang sampai shubuh,
ahaha. Untuk mengatasi hal ini, membaca buku adalah pilihan paling Sexy hingga
tidur. Karena saya kurang suka menonton Televisi, biasanya saya hanya
formalitas menyalakannya. TV bunyi tetapi mata saya lekat di halaman buku. Dan
biasanya TV-nya saya timer, karena
seringkali saya tidur tanpa sengaja di atas buku yang sedang saya baca.
![]() |
Rak yang dekat tempat tidur, mau upload buku yang di tempat tidur nggak tega :D |
Kebiasaan saya dari
dulu yang tidak pernah hilang adalah banyak buku-buku di tempat tidur. Biasanya
sudah selesai membaca, lalu belum sempat mengembalikan ke rak sebagaiman
mestinya. Atau belum selesai dibaca, tetapi karena bahasanya terlalu berat,
saya beralih ke buku lain dulu dan di lain hari meneruskan buku yang belum
selesai sehingga numpuk di tempat tidur seperti tumpukan bantal. Makanya dulu
Ibu yang paling suka ngomel karena saya tidak tertib membereskan buku ke
tempatnya. Meskipun ngomel begitu, Ibu tidak mengutak-atik buku yang ada di
kamar tidur saya karena beliau tahu bahwa saya sedang membacanya.
Bagi saya, membaca buku adalah asupan nutrisi untuk diri
sendiri. Karena otak dan hati juga butuh amunisi biar nggak keseringan galau.
Saya pernah ditanya begini “Tipsnya apa ya, Mbak. Biar aku juga hobby baca buku?”. Jawabannya
hanya simple. Baca buku apapun yang
menjadi selera kamu. Saya fans berat Tere Liye, jadi saya suka bercerita tentang
buku-bukunya. Dan 8 dari 10 sahabat saya akhirnya jatuh cinta dengan
buku-bukunya karena bahasanya ringan dan inspiratif. Jadi, untuk mencintai buku
memang harus membaca buku-buku yang disukai. Kalau buku dengan bahasa “agak
berat” biasanya saya membaca sinopsisnya dan bertukar pikiran dengan teman yang
berhasil mengkhatamkan buku tersebut untuk meminta diceritakan inti sarinya. Saya
tidak memaksakan kalau saya tidak mampu menyelesaikannya.
Saya lupa kapan mulai
mencintai buku. Kata Bapak, saya paling boros dibandingkan ketiga kakak lelaki
saya untuk masalah membelanjakan buku. Karena bukan sesuatu hal yang buruk,
Bapak tidak pernah complain saat saya
belanja buku dalam jumlah yang banyak karena beliau yakin saya akan membacanya.
Kalau pas kuliah dulu, saya suka ke shopping
Jogja untuk hunting buku-buku yang
telah mejadi wish list. Tidak ada budget khusus, tetapi setiap bulan pasti membeli
buku. Saya lebih royal membeli buku daripada baju, ahaha.
Dari hobby membaca buku itulah, saya selalu
memanfaatkan waktu-waktu menunggu untuk membaca buku. Jadi suka heran kalau
ditanya “Duh, aku nggak punya waktu untuk
membaca Mbak. Kok bisa cepet sih membaca buku setebel itu? Kok bisa? Kok gitu?”
Ya itu tadi, memanfaatkan waktu menunggu adalah solusinya. Banyak dari
mereka yang pengen membaca buku, tetapi
mereka banyak alasan. Apalagi eman-eman (bahasa
Jawa dari sayang) untuk membeli buku. Padahal buat bayar makan seratus ribu aja
royaaal *eh. Nggak semua begitu sih.
Salah satu tips biar
tetap on fire dengan hobby membaca
adalah ikut bergabung dengan komunitas membaca atau menulis. Kebetulan saya
pernah ikut komunitas Bukimu Depok, yang kegiatannya barter buku dan
menceritakan isi buku antar muslimah. Selain itu saya juga ikut komunitas BBI
(Blog Buku Indonesia) meskipun jarang aktif karena saya lebih menjadi silent reader, tetapi jujur dengan adanya
komunitas tersebut, saya jadi tahu mana buku-buku yang lagi hits dan mana kualitas buku yang tidak recommended untuk dibaca.
Menunggu Jadwal Masuk Kuliah
Saat belum ada kejelasan
kapan jadwal masuk kuliah, saya menghabiskan buku-buku yang menimbun di rak
buku yang belum sempat saya baca (tapi belum habis-habis juga, huhu). Di
tahun ini saya juga menulis resolusi, dimana salah duanya adalah membuat rumah baca gratis dan membuat kelas bahasa.
Pokoknya nggak jauh dari bahasan tentang buku. Setali tiga uang, di rumah Klaten
ada teman yang mengajak untuk membentuk komunitas bernama “Oemah Sinau”.
![]() |
Created by : Imam Adi |
Oemah Sinau adalah
komunitas yang digagas untuk berkumpulnya anak muda yang memiliki ide dan
gagasan menarik untuk dapat direalisasikan bersama. Dan saat ditawari, saya
pantang untuk menolak, langsung saja mengiyakan. Sekarang Oemah Sinau sedang
bahu membahu membuat rak buku. Menata buku-buku yang nantinya akan kami kelola
untuk dapat dipinjamkan kepada anak-anak, remaja dan ibu-ibu. Sebenarnya tidak
hanya itu saja kegiatannya, ada fotografi, musikalisasi dan diskusi. Kebetulan
yang bersinggungan dengan saya adalah rumah baca dan kelas bahasa.
Seperti menemukan
wadah, saya membuat plan untuk
menghibahkan buku-buku saya untuk dimanfaatkan di Oemah Sinau. Saya pernah
diskusi tentang inisiatif membuat rumah baca dan kelas bahasa dengan Bu Kades.
Beliau pun bersedia memfasilitasi tempat dan malah meminta saya juga untuk
memasukkan buku bacaan yang berkualitas untuk ibu-ibu PKK. Waaaah, waktu itu
saya senang sekali dan lebih senang saat ada Oemah Sinau yang memiliki visi dan
misi yang sama. Selama 2 bulan terakhir saya baru berkoordinasi secara offline, karena masih terikat kerja di
Jakarta. Dengan membentuk rumah baca dan kelas bahasa tersebut saya bisa
mengkampanyekan pentingnya membaca buku. Lalu bagaimana mekanisme kampanye
tersebut dan sasarannya siapa saja?
- Rumah baca
Alhamdulillah ada beberapa teman yang
mau menyumbang buku baru dan bekas untuk Oemah Sinau, yang menjadi PR adalah
bagaimana cara pengiriman ke Klaten, hal ini masih saya diskusikan karena ada
banyak syekaleee. Sasaran pembacanya
pun saya buat menjadi 3 kriteria, yaitu : anak-anak, remaja dan ibu-ibu. Untuk
pemuda sudah ada pengurusnya sendiri. Sehingga
dalam hal ini, saya fokus ke keputrian dan ibu-ibu. Di desa saya, golongan
remaja dan ibu-ibu (15 tahun – 40 tahun) banyak sekali. Namun, minat bacanya
masih rendah. Bekerjasama dengan Ibu Kades dan memanfaatkan forum kumpulan
Ibu-Ibu PKK, saya bisa mengenalkan rumah baca di Oemah Sinau yang memiliki
beberapa koleksi bacaan dan dapat dipinjam. Dengan mengedukasi tentang
pentingnya membaca tersebut diharapkan para remaja dan ibu-ibu antusias untuk
meminjam dan membaca buku di Oemah Sinau.
![]() |
Kegiatan di Oemah Sinau - Taken by Imam Adi |
b. Kelas bahasa
Ini impian terpendam saya sejak dulu
untuk membuat kelas bahasa. Isinya tentang membaca dan menulis. Membaca apapun
dan menulis apapun. Membaca dan menulis adalah 2 sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan. Sasaran kelas bahasa ini adalah untuk anak-anak dan remaja.
Anak-anak ada kegiatan mendongeng, menjelaskan gambar, membaca puisi/cerita dan
hasil gambar dan tulisan puisi mereka bisa dikirimkan ke media atau diupload di
blog.
![]() |
Diskusi di Oemah sinau - Taken by Imam Adi |
Untuk program-program di Oemah Sinau,
khususnya Rumah Baca dan Kelas Bahasa sedang saya rintis. Diskusi secara intens dengan teman-teman membuat energi
saya berlipat-lipat untuk merealisasikannya. Saat ini, teman-teman sedang
membuat rak buku dan menyortirnya agar nantinya para pengunjung dapat nyaman
dan mudah untuk meminjam. Saya juga telah berdiskusi dengan Bu kades untuk
meminta dukungan beliau tentang program ini agar para anak-anak dan ibu-ibu
juga semangat untuk berpartisipasi. Bu Kades juga turut berperan aktif
menghimbau para ibu-ibu PKK agar menanamkan hobby membaca kepada anak-anaknya.
Kampanye tentang Kebiasaan Membaca Buku
Antusias dengan salah
satu penerbit buku perempuan yang berlokasi di Yogyakarta yaitu Stiletto Book, dimana buku-buku
dari penerbit tersebut cocok dengan sasaran pembaca di Oemah Sinau yaitu
perempuan yang berusia 17 tahun - 40 tahun. Stiletto juga memiliki visi dan
misi yang sama untuk menggaungkan hobby membaca di Indonesia. Oleh karena itu, saya
ingin berkolaborasi untuk mengkampanyekan betapa sexy memiliki hobby membaca di
saat menunggu. Sehingga, saat menunggu atau waktu luang mereka dapat
dialokasikan menjadi hal yang bermanfaat. Bukankah hidup itu adalah rangkaian
dari proses menunggu?
![]() |
Buku terbitan Stiletto - Source |
Nah, kampanye tentang
pentingnya membaca buku seharusnya dilakukan secara masif dari pihak keluarga,
masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Kampanye tersebut juga bisa
menggadeng penerbit untuk memberikan sosialisasi tentang pentingnya membaca
sebagai jendela dunia.
Bukankah hidup itu adalah rangkaian dari proses menunggu mati? So,
hal yang paling sexy saat hidup itu adalah dengan membaca buku.
Tulisan ini diikutkan dalam “LOMBA BLOG ULANG TAHUN KELIMA PENERBIT STILETTO
BOOK” dengan tema Campaign “Book Addict is the New Sexy”
Nama Lengkap : Nur
Sulistiyaningsih / Ayaa
FB :
Cahaya theprinces
Twitter :
@cahayatheprince
IG :
@cahayatheprinces
Email :
cahayatheprinces89@gmail.com
Pernah "sok" bawa buku pas mudik di kreta. Endingnya baca cuma 15 menit, jadi bantal tidur semalaman.. >.<
BalasHapusHabbit yaaa, hihihi
Hapusaku juga suka menunggu waktu sambil membaca, jadi gak terasa lama ... semoga menang ya
BalasHapusToss Mbak Selvy. ayo barter buku :)
Hapusbukunya keren2 euy... emang paling enak nunggu itu sambil baca buku :)
BalasHapusBener Mbak, padahal tiap hari gabisa lepas sama yg namanya menunggu :D
HapusMembaca itu memang menyenangkan dan sexy... hehee... ;)
BalasHapusKapan2 mau baca bukunya Mbak Fitri ya :)
HapusDulu waktu Sma di solo di dalam angkot aku masih sering mbaca novel... Tapi dijakarta ini huhuhu gak mampu
BalasHapusDi Jakarta malah aku tambah nerd karena banyak waktu2 menunggu, jd lebih asyik kalo membaca
Hapushuaa bukunyaa bikin ngiler...
BalasHapusrecomanded bangeet semuanya...
suka dengan aktivitas rumah bacanya, menginspirasi remaja untuk mencintai membaca
Mohon doanya ya Mbak Mut moga lancar rumah bacanya :)
HapusBenerrrr, aku juga suka merasa sexy klo lagi baca hahahahhahaha kesannya smart gitu ya mba hahaha. Aku suka buku - buku yang banyak gambarnya *loh buku baca atau buku gambar hahahha. Aku ada sedikit koleksi buku anak - anak yg lucu - lucu :p. Trus suka buku yang tentang cewe banget, tapi sebelnya jadi kebanyakan ngayal dan khayalannya dibawa ke alam nyata hahhahahaha
BalasHapusMbak Roooos, kamu bikin buku tutorial make up dong. Aku juga suka sama buku anak-anak, kapan2 barter buku yuuk :)
Hapusklo gue merasa macho klo lg baca. hahahha..
BalasHapusHai machooo, ahaha
HapusDulu aku suka banget baca buku di mana pun dan kapan pun. Sekarang menunggu disambi ngeblog. :D
BalasHapusHihi, nunggu sambil baca blog juga boleh :D
HapusAku juga suka baca buku. Tapi belakangan ini paling banyak baca 3-4 buku aja sebulannya..hehe
BalasHapusSemangat membaca Mbaak :)
HapusWaduh bukunya banyaaak hihi. Iya bener, kalo menunggu, daripada bengong, mending baca buku aja ya.
BalasHapusIt is true Mbak Lianny :)
Hapusyup membaca adalah pasion saya juga lo mbak semenjak kecil, maka dapat julukan si "Kutu Buku" sukses untuk kontes lombanya ya mbak :)
BalasHapusToss Mbak Put, karena buku bisa jadi teman dimanapun :)
Hapusenaknyaaaa, bisa baca buku... iri..iri.. sekarang bisa blogwalking aja udah syukur banget
BalasHapusHihihi, maksimalkan waktu pas nunggu2 aja. Aku jg gt.
HapusBuku salah satu bekal yg selalu ada di tas. jika bawa dompet, minimal ada bbrp lembar kertas dan 1 pulpen. Yah... kalo terpaksa menunggu, saya bisa baca/tulis.
BalasHapusSemoga beruntung, ya. Saya tidak ikut, meski ada rencana bikin Rumah Kreatif Susindra yg masih full dikerjakan sendiri, tetapi belum terealisasi. Jd tak tahu harus nulis apa.
Keren banget Mbak Susi, sy juga wajib bawa buku kecil untuk menuliskan note2 :)
Hapusdulu malah suka banget sama buku-buku, semenjak kerja jadi gak ada waktu daannn lebih banyak kemalas nya hihih
BalasHapusdulu sering banget baca buku, semenjak kerja jadi jarang hahaha
BalasHapusJadi bisa memanfaatkan waktu menunggu mbak Dew :D
HapusTos, aku juga senang membaca, mba :). Salam kenal mbaa
BalasHapusHihi, selamat membaca Mbaa :)
Hapusya, membaca buku itu keren!
BalasHapusYes, it's trueee
HapusNah.... saya juga suka baca buku kalo lagi menunggu. Misalnya nunggu pas motor lagi dicuci steam, nunggu antrian cukur rambut, nunggu ibu belanja kalau saya nganter dia ke pasar hehehe
BalasHapusbtw, beneran tuh bukunya ada yang mau di barter ? saya mau nih barter buku.
Iya, aku sering barter buku unt jabodetabek :D
HapusAku mau tidur jg baca. Kdg ngantuk tp sering tambah melek
BalasHapusBerarti buku yg dibaca seru
Hapuskalau suka baca nya baca novel gamasalah kan ? :D samasama baca juga .. kalau baca buku ilmiah ngantuk :D ..
BalasHapusGapapa, kan sama2 baca buku.hehe
HapusSetujuuu,, tapi buatku pribadi kalo pas lagi sendirian, misal nunggu pesawat harus ada buku, nunggu suami pulang malam ya baca buku, tapi kalo kondisi menunggunya rame2 sama temen2 biasnaya ngobrol :)
BalasHapusIya Ay, aku juga kondisional. Kl pas ada temen bareng juga ngobrol cantiiik :D
HapusKalo aku keren aja nunggu sambil baca buku yang lain pegang hp. Tapi itu cuma pencitraan aja sih, orang kadang baca buku suka ngantuk. Tergantung jenis bukunya juga sih.
BalasHapusKalo aku karena emang bener2 sukaaa baca sih, capek kalo pencitraan, ahaha
Hapussaya sejak kecil terbiasa membaca buku sebelum tidur entah mengapa baca malah jadi serius dan ngak tidur tidur krn penasaran sama isi bukunya heheheheh
BalasHapusWohoho, itu saya juga pernah Mbaak :D
Hapuskeren ya mbak :)
BalasHapusSemangat membaca Mbaak :)
HapusKeren itu mbak rumah baca dan kegiatannya. membaca memang sexy sihhh...
BalasHapushihi, mohon doanya Maaas :)
HapusMemang menunggu sambil membaca itu paling asyik. Buku jadi cepat selesai dibaca :)
BalasHapus