Featured Slider

3 Hal yang Harus Dilakukan untuk Menggali dan Mengembangkan Potensi Diri


Mas Jundi, kakak ketiga saya, pernah menuliskan dengan apik 3 falsafah jawa di tembok kamar rumah lama. Mungkin sekitar 15 tahun lalu, saat saya memakai seragam putih-biru. Dulu, saya belum mengerti artinya, tapi setiap membacanya kok rasanya damai sekali. Seiring berjalannya waktu, 3 falsafah Jawa itu menjadi pegangan Mas Jundi untuk melakoni hidupnya hingga sekarang.

Dari ketiga kakak lelaki saya, saya mengakui kalau perjalanan Mas Jundi penuh dengan pelajaran dan proses yang menempanya hingga bisa menjadi "bapaknya" masyarakat. Dia membuktikan bahwa dengan kerja keras dan penerimaan yang baik telah memberikan pengalaman-pengalaman berharga. Semula diremehkan bahwa dia tidak bisa, justru menjadi lecutan baginya untuk belajar hal yang belum pernah ia alami.

"Selama masih bisa dipelajari, tidak ada yang tidak mungkin", katanya.

Potensi diri bisa digali dan dikembangkan asal kita punya kemauan. And he proves it! Saya masih ingat saat ia sujud syukur di depan balai desa saat diumumkan bahwa ia yang akan memimpin desa untuk 6 tahun ke depan. Bapak dan ibu meneteskan air matanya saat itu. Proses tidak akan pernah menghianati hasil. Hanya tinggal waktu saja, saat kita mengimaninya.

Hampir 4 tahun berjalan, dia merombak hampir semua aturan dan melakukan gebrakan-gebrakan baik secara struktur maupun infrastruktur. Sebelumnya dia tidak pernah memegang komputer, tapi sekarang ia sudah fasih mengolah RAB Desa. Banyak kritik dan masukan ia terima untuk perbaikan ke depan.

3 Filosofi Jawa yang Mengena

Nah, 3 hal ini yang dulu pernah dilukis di tembok kamar Mas Jundi. Sesekali muncul dalam obrolan kami dan ia membuktikannya dengan lakunya, makanya bisa mengembangkan potensi dirinya yang sebelumnya tidak pernah diketahui. Saya pun mengadopsinya untuk mengembangkan potensi diri biar selalu tetap belajar hal-hal baru yang bersifat dinamis. Here we go:

1. Ojo gumampang

Kalau saya mengartikannya jangan terburu-buru dalam melakukan sesuatu. Terus terang, saya bukan perencana yang baik, tetapi seiring berjalannya waktu, saya belajar untuk merencanakan sesuatu  secara matang (well prepared) apalagi kalau sudahenyangkut tim.  Filosofi ini juga menyiratkan agar kita tidak memandang orang lain lebih bahagia, lebih sukses atau lebih segalanya sehingga kita melupakan bahwa kita memiliki tugas sendiri untuk diselesaikan. Istilah bekennya "rumput hijau lebih indah daripada rumput sendiri" padahal setiap orang memiliki tantangan sendiri-sendiri. 

Sesekali saya pernah demikian, heuheu. Manusiawi sih, tetapi jangan sampai hal ini bisa menurunkan kualitas hidup kita sehingga bisa membuat kita rendah diri. Saat dilanda perasaan seperti ini, biasanya saya merenung sejenak. Membayangkan orang-orang yang kurang beruntung namun mereka memiliki rasa syukur yang berlimpah. Biasanya itu menampar saya untuk on the track dan tidak membandingkan lagi dengan si A atau si B.


2. Ojo gawe gampang

Hampir-hampir mirip ya frase katanya, tapi ternyata memiliki makna yang berbeda. Dalam bahasa indonesia berarti jangan menggampangkan, terutama yang berurusan dengan orang lain. Menggampangkan karen ada "orang lain" dan seakan-akan kita menggantungkan hidup pada orang tersebut. "Ah, aku kan anak pejabat. Gampanglah ngurus begituan". Hal-hal semacam itulah yang mematikan potensi diri.

Makanya dari kecil, kami dididik untuk mandiri dan mengurus segala hal tanpa dibayang-bayangi sosok siapapun. Dan ternyata itu sangat berguna buat saya pribadi. Oh iya, Mas Jundi bisa seperti sekarang ini juga tidak lepas dari memegang prinsip ini. Tidak mengandalkan siapapun. Pedomannya adalah kemampuannya sendiri. Berkali-kali diremehkan dalam forum, tapi dengan elegan membuktikannya dengan kerja nyata. Makanya, saya pun jadi merasa termotivasi juga untuk menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

3. Ojo nggampangke

Filosofi yang terakhir hampir sama dengan yang kedua namun ini lebih berkaitan dengan waktu. Pernah menyepelekan waktu? Saya! Menunda pekerjaan karena merasa memiliki waktu yang melimpah tetapi akhirnya kewalahan karena pekerjaan menumpuk dan bingung harus mengerjakan yang mana dulu? Huft. Dalam hal ini dibutuhkan skala prioritas dan disiplin waktu, sehingga semua bisa terselesaikan dengan baik.

Memiliki target-target yang ingin dicapai, misalnya sehari ini mau menyelesaikan apa saja dari yang paling urgen. Hal ini juga berkaitan dengan kesempatan atau peluang yang bisa kita peroleh saat bisa disiplin menyelesaikan tugas-tugas kita. Nah, saya juga masih belajar dalam memanajemen waktu dengan baik.

3 filosofi itu terinspirasi dari Mas Jundi dan saya terapkan untuk menggali dan mengembangkan potensi saya. Apalah teman-teman memiliki tips dan trik mengembangkan potensi diri? Atau mungkin memiliki  filosofi yang mengena dan menginspirasi biar terus semangat meng-upgrade potensi diri? Let'a share yak :)

Tidak ada komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)