Setiap berkunjung ke rumah eyangnya suami, hampir tidak pernah melewatkan untuk mencicipi sate klathak Pak Pong yang lokasinya hanya setengah kilo dari rumah eyang. Kalau boleh membandingkan dengan yang dulu, mungkin 5 tahun lalu, sate Pak Pong sudah pesat. Tempatnya semakin luas dan berbanding lurus dengan pengunjungnya (makin ruame).
Fyi, di daerah Jejeran, Jogjakarta, banyak yang menjajakan sate klathak. Dulu saya sempat gumun, kok sak slepetan mata ada yang jual sate klathak dan laris semua. Tapi menurut saya, tempat Pak Pong yang paling laris. Bisa dilihat kalo kalian jajan kesini, antriannya semena-mena, ahaha. Paling cepet 1 jam baru bisa mencicipi sate klathak. Dan mungkin cuma butuh 10 menit untuk menghabiskannya.
Parkir luas dan petugas yang mengatur banyak
Nah, kali ini saya datang ngajak Ray. Seperti biasa, suasananya ramai sekali. Parkir mobil dan motor berjubel, tapi masih banyak space kok. Saya nggak pernah worry mampir kesini salah satunya karena parkirnya yang luas. Seramai apapun pengunjung, alhamdulillah ada saja tempat parkirnya. Selain itu, petugas parkirnya nggak cuma 1. Entah berapa, pokoknya yang bawa semprit lebih dari 1, LoL. Ada security yang bertugas menyebrangkan pengunjung juga. Maklum, sate Pak Pong berada di ruas kanan kiri jalan.
Duduk di kursi oke, lesehan pun oce
Tempat memesan menu dan membayar dibedakan antriannya. Biasanya saya mengambil menu sambil mencari tempat ke dalam. Sayangnya, belum ada no smoking area. Yang ngrokok masih campur. Bahkan ada bangku yang asap rokoknya kemebul, huh.
Favorit saya adalah saung-saung di dekat mushola yang bisa selonjoran kaki. Dapet bonus bantalan juga biar nggak dingin. Mungkin bantalan ini pengganti tikar. Di setiap saung ada colokan listriknya. Ke depan ditambahin wifi biar menunggunya nggak boring, hehe.
Yang pengin duduk di kursi juga ada. Tapi untuk yang bawa balita, kayak saya, biasanya lebih lega memilih duduk lesehan.
Dagingnya tebal dan empuk
Ini yang membedakan sate klathak Pak Pong dengan yang lainnya (saya pernah nyobain di 3 tempat berbeda). Satenya tebal dan bisa empuk. Biasanya kalo irisan tebal, daging bagian dalamnya kurang matang.
1 porsi dapat 2 tusuk sate yang nggak ada gajihnya. Gurihnya terasa banget. Yang membedakan sate klathak dengan sate biasa (berbumbu), terletak dari bumbunya. Kalau sate klathak hanya berbumbu garam dan bawang putih, tapi kok ya rasanya enak banget 👌👌.
Oh iya, setiap porsi sate klathak akan diberi sepiring kuah dan sepiring kecap dengan irisan bawang merah dan cabe. Nah, kalau sate biasa, selain dagingnya sudah berbumbu, kecap, bawang merah dan cabenya sudah dicampur dengan dagingnya. Biasanya juga ditambah irisan kubis dan tomat. Tapi kalo sate klathak, kuah dan kecapnya dipisah.
Menu
Di tempat Pak Pong, menu yang dijajakan berbahan dasar kambing. Ada nasi goreng kambing, tongseng, kicik, sate kecap, gulai. Untuk tongseng bisa request isinya lho: kepala, otak, kikil.
Minumannya pun beragam: aneka soft drink, es teh, es jeruk. Untuk yang memesan teh panas menggunakan gula batu. Bapak dan Ibu sangat menikmatinya, apalagi ada tambahan teh panas tawar yang disajikan dengan teko.
Menu
Di tempat Pak Pong, menu yang dijajakan berbahan dasar kambing. Ada nasi goreng kambing, tongseng, kicik, sate kecap, gulai. Untuk tongseng bisa request isinya lho: kepala, otak, kikil.
Minumannya pun beragam: aneka soft drink, es teh, es jeruk. Untuk yang memesan teh panas menggunakan gula batu. Bapak dan Ibu sangat menikmatinya, apalagi ada tambahan teh panas tawar yang disajikan dengan teko.
Harga
1 porsi sate klathak dibandrol seharga 23ribu. Harga itu belum termasuk nasi. Untuk nasi seharga 5 ribu dan teh/jeruknya 5 ribu.
1 porsi sate klathak dibandrol seharga 23ribu. Harga itu belum termasuk nasi. Untuk nasi seharga 5 ribu dan teh/jeruknya 5 ribu.
Mushola yang mewah
Yang membuat saya betah menunggu menu, salah satunya ada mushola yang mewah. Mewah karena luas, bersih dan mukenanya selalu wangi. Kemarin banyak asap rokok dimana-mana, dan mushola menjadi tempat paling nyaman buat Ray untuk menunggu.
Kanan kiri mushola dibangun presisi. Ada toilet pria dan wanita serta tempat mukena/sarung. Kalau di warungnya, lampu-lampu memakai lampu kuning yang agak temaram. Di mushola lampunya putih terang (duh, niat banget dibahas). Ah, pokoknya musholanya juara!
Datang lagi nggak? Of course.
Yang ada rencana ke Jogja, bisa mampir ke Sate Klathak Pak Pong di Jalan Imogiri km 10 (timur stadion) Bantul, hp 08112645251. Tapi wajib sabar sama antriannya. Yah, 2-3 jam lah. Tapi worth it kok.
Wihh lama juga ya antrian. heheh :))
BalasHapusMushollanya cantik ya, warna putih dan bersih :D heheh
BalasHapusSaya sering ke Jogja tapi belum pernah coba sate ini. Mungkin kalau ke Jogja lagi bisa mampir :)
BalasHapusMenunya hanya ada daging kambing aja ya mbak?
BalasHapusLihat gambar satenya, jadi pengen makan sate juga :) hehe
BalasHapusNah ini yang hits banget, apalagi jadi setting AADC, ya. Jujur belum pernah coba sate klatak ini hihihih semoga kalau ke Jogja, bisa mampir ke sini, tapi mesti kuat antri ya huuuhu
BalasHapus