Featured Slider

#2019JadiASN, Seleksi Tes Kemampuan Bidang CPNS Dosen

Setelah penantian panjang, ditanya sana sini setiap hari tentang kelulusan TKD, akhirnya diumumkan juga. Oh iya, bagi teman-teman yang melamar dosen, kementrian ristekdikti biasanya ngumuminnya paling akhir. Jadi gak perlu worry nanyain mimin sosmednya tiap hari mengenai pengumumannya, ahaha.

Berangkat seleksi TKB :)

Baca juga: Seleksi TKD CPNS DOSEN

Nah, setelah diumukan lulus TKD, kali ini saya mau sharing tentang seleksi TKB ini karena sebelumnya saya merasa nggak menemukan pencerahan kisi-kisi soal buat CPNS dosen :(. Kebanyakan teman saya memilih menjadi praktisi, bukan akademisi, jadi saya belum memiliki bayangan soalnya seperti apa. 

Tesnya diselenggarakan 3 hari, 13-15 Desember 2019. Ini nggak saklek 3 hari sih, tapi itu waktu yang diberikan dari pemerintah kepada instansi agar menyelesaikan seleksi TKB. Masalah berapa lamanya, tergantung masing-masing instansi. Untuk formasi dosen saja, setiap universitas beda-beda. Ada yang hanya sehari, dua hari bahkan 3 hari. Kebetulan kampus saya cukup sehari. Marathon dari pagi sampai magrib :D.

Selain website kementrian, saya juga cek dan ricek website kampus tempat saya melamar. Karena untuk hal-hal teknis, seperti pembagian waktu ujian tiap fakultas, dresscode, perlengkapan ujian diposting di web kampus.

Saya memutuskan membawa Ray. Ibu sama Khansa juga ikut :D. Di pengumuman, pelaksanaannya 2 hari, jadi saya mengira tesnya hanya sampai siang dan dilanjut esoknya. Ternyata diselesaikan sehari saja.

Jadi tiap 1 jam, saya turun ke bawah (pelaksanaan tesnya di lantai 2) untuk menyusui Ray. Alhamdulillah, parkirannya luas dan nyaman buat main anak-anak, jadi mereka nggak bosen. Thank you buat Khansa yang nemenin Ray seharian nungguin ibunya ujian :*.


Okay, here we go! Kita sharing step-stepnya ya. Siapa tahu bermanfaat bagi teman-teman yang mau ikut cpns dosen juga.

Tes Tertulis



Jam 9 lebih dikit dimulai tes tulis. Yang keluar apa aja? Ahaha. Saya menuliskan ini juga karena gemas. Untuk persiapan, saya tidak mendapatkan sharing tes tertulis formasi dosen yang membuat saya sreg. Jadi belajarnya kurang fokus.

Ada yang bilang kalau soalnya 100 dengan komposisi 30% soal terkait instansi dan 70% tentang bidang yang diambil. Fyi, saya ambil formasi dosen hukum acara. Apakah kisi-kisi yang saya pelajari keluar? TIDAK, ahaha.

Tidak ada soal mengenai instansi. Dan untuk bidang hukumnya, materi soalnya sama semua, baik formasi hukum tata negara maupun acara. Saya bersyukur banget mggak monoton cuma baca hukum acara, tapi baca hukum secara menyeluruh. Karena  emang nggak percaya sumber "KATANYA", ahaha.

Soalnya lengkap banget, mulai dari perdata, pidana, han, tata negara trus ada juga hukum telematika. Kebetulan saya mengampu mata kuliah hukum telematika, jadi kurang lebih tahu istilah-istilahnya.

Ah iya, bobot tes tulis ini 40%. Dan pengerjaannya menggunakan LJK.

Mikro Teaching

Sesi ini bobotnya 25%. Dari 4 sesi, saya merasa zonk di sesi ini :(. Astagaaaa, rasanya malu. Panelis nanyain the way of love, saya dengernya the power of love, cobak. Saya udah nricis njelasin tentang the power of love dan panelisnya ketawa, huhu. Setelah itu fokus saya ambyar, berceceran kemana-mana.

Yang menjadi aspek penilaian adalah sebagai berikut:

  1. Kemampuan Berkomunikasi (intonasi, pemilihan kata/diksi, kualitas suara); K
  2. emampuan Menggunakan Alat Bantu Mengajar;
  3. Kemampuan Akademik; 
  4. Kemampuan Berbahasa Inggris/Bahasa Asing; S
  5. Sikap dan Penampilan di Kelas. 

Saya sudah menyiapkan materi dan presentasi dari rumah. Tapi ternyata sampai sana, panitia telah menyediakan undian random untuk peserta. Peserta disuruh memilih materi, PIH, PHI, ETPROF, ILMU NEGARA dst. Saya kebagian PIH. 15 menit persiapan dan diundi siapa yang maju lebih dulu.

Dalam mikro teaching ini, ada beberapa media berupa papan tulis dan proyektor. Gunakan saja semua sesuai kebutuhan. Interaktif dengan mahasiswa dan kalau memiliki metode ajar baru, bisa digunakan.

Misalnya saja: saya kemarin membolehkan mahasiswa mengakses handphone di kelas untuk kepentingan akademik. Dan pengumpulan tugas dilakukan via blog. Jadi akan langsung ketahuan siapa yang copy paste karena dosen bisa langsung mengoreksi via plagiarsm tools. Otomatis yang plagiat akan mendapat nilai 0 atau mengulang dengan nilai maksimal 70 :D.

Wawancara

Nasib nomor antrian terakhir, saya maju wawancara pas 5 menit sebelum adzan magrib, huhu. Alhamdulillah ga dipending sampai esok hari atau nunggu sampai isya, karena Ray udah crancy banget nungguin lama.

Topik wawancaranya serius tapi santai *eh gimana? Ada 2 panelis yang mewawancarai saya. Pakai bahasa indonesia dan inggris. Kalau memang belibet pake bahasa inggris, boleh di mix. Panelis pertama adalah pak dekan yang bertanya mengenai kepribadian, keluarga dan komitmen.

Panelis kedua bertanya tentang pengalaman kerja in english. Sesekali menegaskan tentang komitmen kita sebagai dosen adalah mencerdaskan mahasiswa *eaaa.

Kalau nanti disuruh sekolah lagi mau gak? MAU BANGET. Udah punya anak? UDAH. Nanti kalo disuruh lembur, pas anaknya misal lagi sakit (naudzubillah) gimana? Pertanyaannya model-model gitu.

Berkomitmen kuliah ke luar negeri? Kalau suami nggak mengijinkan bagaimana? (Ya dipeluk, dirayu biar boleh dong, Pak *batinku).

Apalagi ya? Oh iya, tentang skripsi dan tesis juga ditanyakan. Suruh mendeskripsikan sekilas saja tentang topik penelitian yang pernah ditulis. Inti dalam wawancara tersebut, jangan berbohong, apa adanya saja. Kalau memang tidak bisa, ya bilang. Dan jangan pernah menjanjikan hal yang muluk-muluk.

Bisa bahasa inggris aktif? Bisa Pak, tapi karena 2 tahun terakhir tidak dipakai, jadi saya agak kaku dalam mengaplikasikannya, tapi kalau diberi kesempatan untuk belajar dan berguna dalam KBM, maka saya akan belajar lagi menggunakan bahasa inggri sebagai habbit. Lha kan iya? Bahasa itu hanya kebiasaan. Kalau dulu pernah intens belajar tapi nggak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, lama-lama akan luntur (kayak rinso).

Sesi ini lumayan lama. Saya kemarin hampir 45 menit. Bobot penilaian wawancara adalah 20%.

Tes Kesehatan

Bobot tes kesehatan adalah 15%. Baca seksama ya persyaratannya, yang diminta surat keterangan sehat darimana. Kalau keterangan sehatnya boleh dari rumah sakit pemerintah atau puskesmas, yaaa ambil yang paling simple saja. Saya kemarin mengurus ke puskesmas bayar 10ribu *ibuhemat :D.

Bilang sama dokter kalau kita nggak punya riwayat penyakit berat, nanti di bawah surat keterangan sehat, dokter akan menambahkan keterangan tersebut. Kemarin teman saya ada yang sampai antri ke rumah sakit dan bayar 150 ribu. Karena dia merasa takut kalau surat dari puskesmas gak diperbolehkan. Rasanya pengen ngasih puk-puk dia :D. Kalau yang mudah dan murah saja bisa, kenapa milih yang susah dan mahaaaaal,ahaha *trus dikampleng.

Untuk seleksi TKB ini, keseluruhan bobot nilainya ditambahlan lalu dikonversikan menjadi 60%, baru dijumlah dengan TKD.

Tipsnya apa saja?

1. Persiapkan materinya dengan baik untuk tiap sesinya

2. Sarapan adalah wajib hukumnya. Jangan sampai enggak. Sumpah, bakalan butuh energi fisik maupun pikiran. Kalau paginya nggak nafsu, allahumma paksakeun buat makan.

3. Istirahat cukup malam sebelum perang. Saya diajak begadang Ray malamnya karena tumbuh gigi dan demam. Voillaa, paginya saya ngantuk :(. Pas ujian tulis, mata saya lengket.

4. Sebaiknya survey lokasi sebelum tes. Kalau memang udah tau, berangkatnya jangan mepet. Ini klise banget, tapi seringkali luput. Berangkat waktu mepet membuat kita tergesa-gesa *pengalaman.

5. Bismillah! :). Jangan lupa minta doa keluarga.

Wajah lecek banget. Parkiran gelap dan mereka nungguin *terharu

Tidak ada komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)