Tarik napas panjang-panjang, lalu hembuskan....
Lagi
Lagi
Dan lagi...
Biar apa? Biar lega aja. Trus bisa sharing tentang fimosis *gelar tiker*.
3 hari ini saya sedang flu berat. Batuk, tenggorokan kayak pengen digaruk, hidung buntet dan kepala muter-muter. Kenapa ga dari kemarin aja ke dokternya? Kenapa harus nunggu-nunggu kalo udah merasa berat banget? Ah sudahlah.
So, kemarin saya pergi ke dokter bambang. Periksa saya dan Ray. Saya flu dan Ray nggak mau makan sudah hampir 3 minggu. Istilah kerennya GTM (GERAKAN TUTUP MULUT). Saya dikasih obat 3 macem dan sekali minum beneran tok cer. Di badan enteng banget meski suara masih bindheng. Kalau Ray dirujuk ke dokter anak. Saya mintanya ke RSIA, ke dokter Ani yang biasanya merawat Ray.
Baca juga: Periksa ke dr. Ani
Gerakan Tutup Mulut
Saya pernah jumawa ketika melihat teman saya mengeluhkan anaknya yang nggak mau makan. Dia senewen, stres dan melakukan segala cara biar nafsu makan anaknya kembali pulih. Waktu itu Ray sedang lahap-lahapnya makan dan tinbangannya pun tambah. Badannya montok dan berisi.
Padahal saya jumawa dalam hati doang lho (nggak sampai diucapkan). Ah masa si sesusah itu ngasih makan? Ray gampil lho, lahap banget makannya. Apalagi kalau sama telur atau alpukat. Makannya lhap-lhep. ITU CUMA DIBATIN DOANG! Dan ternyata Allah mendengar :(
Saya dibayar lunas! Ray nggak mau makan sejak 3 minggu yang lalu. Sehari dua hari bahkan tiga hari, saya sabar menunggu karena dia masih aktif seperti biasanya. Tapi lama-lama kok saya jadi senewen juga :(. Saya istighfar berkali-kali pernah jumawa dalam hati. Tobat T-T.
Lalu saya searching tentang GTM dan solusinya. Hingga terdampar ke akun instagramnya dokter Meta Hanindita. Saya baca semua highlights-nya. Trus saya coba beberapa variasi makanan, mulai dari homemade sampai yang instan. Hanya sehari saja lahapnya. Setelah itu GTM lagi :(. Mulutnya beneran rapet pet pet.
Jangan ragu konsultasi ke dokter!
Kalau GTM berlanjut secara terus menerus dan menyebabkan berat badan anak turun, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Meskipunsi anak terlihat aktif. Kalau dokter Meta memberi jangka waktu 2 bulan. Jadi kalau si anak 2 bulan GTM dan BB nya turun, dianjurkan untuk konsultasi ke dokter untuk mengetahui kondisi anak.
Sebenarnya saya datang ke dokter Ani untuk mengkonsultasikan benjolan kecil Ray yang ada di bagian kepala bawah bagian kanan. Sudah sebulan ini tidak hilang. Saya pikir hanya timbunan lemak dan nanti bisa hilang sendiri, tapi kok nggak hilang-hilang.
Di sela konsultasi, seperti biasa, saya dan suami menceritakan semua keluhan agar dokter bisa memberikan diagnosis yang tepat. Ray tetap aktif seperti biasanya. Bahkan saat masuk ke ruang dokter Ani, dia sedang tidur. Saat ditidurkan di ruang periksa, dia bangun dan tersenyum sama dokter kesayangannya.
Dokter meraba benjolan itu, membandingkan kanan kiri. Dan bilang kalau kalau kemungkinan itu lipatan lemak. Trus beliau membaca rekam medis Ray dari awal. Papinya Ray menanyakan tentang kulub penis Ray yang agak sulit dibersihkan karena kulubnya melekat pada ujung penis, sehingga tidak bisa terbuka sepenuhnya. Fyi, saat usia Ray 7 bulan, dia sempat panas tinggi dan nggak turun-turun. Popoknya ada sedikit gumpalan dan ternyata dia terkena ISK akibat kulubnya sempit.
Dokter Ani langsung membuka popok Ray. Ooh, fimosis ini. Saya juga mengeluhkan Ray yang 3 Minggu ini GTM. Beliau menambahkan bisa jadi GTM nya Ray merupakan pengaruh dari fimosis itu. Huhu
Akibat dari fimosis ini bisa menyebabkan penumpukan kotoran hasil sekresi kelenjar kulub yang tidak bisa dikeluarkan di kepala penisnya. Sehingga bayi rentan kena ISK. Kalau banyak kotoran yang mengendap, maka akan mudah terjangkit kuman atau infeksi. Sehingga, mungkin, GTM nya si anak merupakan sinyal dari tubuh juga lho. Yang paling ngeri, fimosis bisa menyebabkan gagal tumbuh (stunting) pada anak, jika tidak segera diatasi :(
Beliau merujuk Ray ke dokter bedah anak di RSI. Gapapa kok, penanganannya cepet. Nanti dibius total. Beliau mencoba menjelaskan agar saya lebih tenang. Dan yaaa, besok pagi insya Allah Ray akan dikhitan. Bismillah ya, Le.
Karena menurut orangtua, khitan adalah momen sakral. Saya dan suami baru ngasih tahu eyangnya yang di Kembang (orangtua suami). Ngasih tahunya pas ngobrol biasa, pas beliau nggendong Ray sambil melepas rindu (karena 2 Minggu ga ketemu). Dan beliau agak sedikit shock, lalu refleks memeluk Ray. Tapi, saya menjelaskan mengapa harus dikhitan dengan bahasa yang sederhana. Case closed! Bahkan kakungnya ngasih amplop buat Ray :D. Disini, khitan bisa dibuat hajatan besar lho. Yang dikhitan bisa dapat amplop banyak, ahaha. Kalau Ray gimana? Alhamdulillah saya sama suami sepakat untuk biasa saja. Dikhitan saja tanpa rame-rame. Ini juga berlaku misal Ray khitannya besok pas sudah besar.
Ah iya, ini bukan berarti saya nyinyir atau nggak suka sama orang-orang yang punya hajat besar karena anaknya dikhitan lho. Saya menghargai budaya itu. Lain ladang lain belalang *mendadak pantun :D
Tiba-tiba kakungnya Ray dari Gempol telpon nanyain Ray. Saya belum cerita tentang khitannya Ray karena takut beliau kepikiran. Nanti saja kalau sudah dikhitan, face to face ngobrolnya biar enak :D. Saya baru ngasih tahu Mbak Endang, biar besok bisa cerita ke Bapak Ibu dengan tenang. Again, bagi beberapa orangtua, proses khitan adalah momen spesial. Dulu pas Lintang saja, ibu saya ikut. Sementara Bapak di rumah dzikir mendoakan biar lancar.
Apakah saya nggak deg-degan? TENTU :(. NERVOUS SAK POLE. Makanya dari sore saya meluk-meluk Ray sambil ngusap kepalanya dan bilang kalau besok saya bakalan nemenin, jangan takut. Saya nggak bilang kalo khitan ga sakit, karena itu bohong. Lha diambil kulitnya (meski dibius) kok nggak sakit. Makanya saya berharap Ray bisa nyaman melaluinya. Sebagai healing, saya menuliskan ini. Dan ternyata memang lebih lega setelah menuliskannya.
Nak, besok nangis kenceng nggak apa-apa, kalau memang merasakan sakit. Ibu akan memelukmu erat. 7 hari ke depan, ibu tidak akan kemana-mana tanpamu. Kita akan bersama-sama berdua. Kita bisa, Nak.
Wajib sehat ya, yang. Kata suami. Dia tahu, flu berat yang membuat saya tumbang tidak menciutkan nyali kalau misal Ray crancy nempel saya terus. Karena biasanya, kalau Ray lagi merasa kenapa-kenapa, dia bakalan nempel kayak perangko sama saya. Sama siapa-siapa nggak mau.
Baiklah. Karena cinta ibu memang tidak bisa diadu. Semoga besok lancar. Aamiin
Lagi
Lagi
Dan lagi...
Biar apa? Biar lega aja. Trus bisa sharing tentang fimosis *gelar tiker*.
So, kemarin saya pergi ke dokter bambang. Periksa saya dan Ray. Saya flu dan Ray nggak mau makan sudah hampir 3 minggu. Istilah kerennya GTM (GERAKAN TUTUP MULUT). Saya dikasih obat 3 macem dan sekali minum beneran tok cer. Di badan enteng banget meski suara masih bindheng. Kalau Ray dirujuk ke dokter anak. Saya mintanya ke RSIA, ke dokter Ani yang biasanya merawat Ray.
Baca juga: Periksa ke dr. Ani
Gerakan Tutup Mulut
Saya pernah jumawa ketika melihat teman saya mengeluhkan anaknya yang nggak mau makan. Dia senewen, stres dan melakukan segala cara biar nafsu makan anaknya kembali pulih. Waktu itu Ray sedang lahap-lahapnya makan dan tinbangannya pun tambah. Badannya montok dan berisi.
Padahal saya jumawa dalam hati doang lho (nggak sampai diucapkan). Ah masa si sesusah itu ngasih makan? Ray gampil lho, lahap banget makannya. Apalagi kalau sama telur atau alpukat. Makannya lhap-lhep. ITU CUMA DIBATIN DOANG! Dan ternyata Allah mendengar :(
Saya dibayar lunas! Ray nggak mau makan sejak 3 minggu yang lalu. Sehari dua hari bahkan tiga hari, saya sabar menunggu karena dia masih aktif seperti biasanya. Tapi lama-lama kok saya jadi senewen juga :(. Saya istighfar berkali-kali pernah jumawa dalam hati. Tobat T-T.
Lalu saya searching tentang GTM dan solusinya. Hingga terdampar ke akun instagramnya dokter Meta Hanindita. Saya baca semua highlights-nya. Trus saya coba beberapa variasi makanan, mulai dari homemade sampai yang instan. Hanya sehari saja lahapnya. Setelah itu GTM lagi :(. Mulutnya beneran rapet pet pet.
Jangan ragu konsultasi ke dokter!
Kalau GTM berlanjut secara terus menerus dan menyebabkan berat badan anak turun, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Meskipunsi anak terlihat aktif. Kalau dokter Meta memberi jangka waktu 2 bulan. Jadi kalau si anak 2 bulan GTM dan BB nya turun, dianjurkan untuk konsultasi ke dokter untuk mengetahui kondisi anak.
Sebenarnya saya datang ke dokter Ani untuk mengkonsultasikan benjolan kecil Ray yang ada di bagian kepala bawah bagian kanan. Sudah sebulan ini tidak hilang. Saya pikir hanya timbunan lemak dan nanti bisa hilang sendiri, tapi kok nggak hilang-hilang.
Di sela konsultasi, seperti biasa, saya dan suami menceritakan semua keluhan agar dokter bisa memberikan diagnosis yang tepat. Ray tetap aktif seperti biasanya. Bahkan saat masuk ke ruang dokter Ani, dia sedang tidur. Saat ditidurkan di ruang periksa, dia bangun dan tersenyum sama dokter kesayangannya.
Dokter meraba benjolan itu, membandingkan kanan kiri. Dan bilang kalau kalau kemungkinan itu lipatan lemak. Trus beliau membaca rekam medis Ray dari awal. Papinya Ray menanyakan tentang kulub penis Ray yang agak sulit dibersihkan karena kulubnya melekat pada ujung penis, sehingga tidak bisa terbuka sepenuhnya. Fyi, saat usia Ray 7 bulan, dia sempat panas tinggi dan nggak turun-turun. Popoknya ada sedikit gumpalan dan ternyata dia terkena ISK akibat kulubnya sempit.
Dokter Ani langsung membuka popok Ray. Ooh, fimosis ini. Saya juga mengeluhkan Ray yang 3 Minggu ini GTM. Beliau menambahkan bisa jadi GTM nya Ray merupakan pengaruh dari fimosis itu. Huhu
Akibat dari fimosis ini bisa menyebabkan penumpukan kotoran hasil sekresi kelenjar kulub yang tidak bisa dikeluarkan di kepala penisnya. Sehingga bayi rentan kena ISK. Kalau banyak kotoran yang mengendap, maka akan mudah terjangkit kuman atau infeksi. Sehingga, mungkin, GTM nya si anak merupakan sinyal dari tubuh juga lho. Yang paling ngeri, fimosis bisa menyebabkan gagal tumbuh (stunting) pada anak, jika tidak segera diatasi :(
Beliau merujuk Ray ke dokter bedah anak di RSI. Gapapa kok, penanganannya cepet. Nanti dibius total. Beliau mencoba menjelaskan agar saya lebih tenang. Dan yaaa, besok pagi insya Allah Ray akan dikhitan. Bismillah ya, Le.
Karena menurut orangtua, khitan adalah momen sakral. Saya dan suami baru ngasih tahu eyangnya yang di Kembang (orangtua suami). Ngasih tahunya pas ngobrol biasa, pas beliau nggendong Ray sambil melepas rindu (karena 2 Minggu ga ketemu). Dan beliau agak sedikit shock, lalu refleks memeluk Ray. Tapi, saya menjelaskan mengapa harus dikhitan dengan bahasa yang sederhana. Case closed! Bahkan kakungnya ngasih amplop buat Ray :D. Disini, khitan bisa dibuat hajatan besar lho. Yang dikhitan bisa dapat amplop banyak, ahaha. Kalau Ray gimana? Alhamdulillah saya sama suami sepakat untuk biasa saja. Dikhitan saja tanpa rame-rame. Ini juga berlaku misal Ray khitannya besok pas sudah besar.
Ah iya, ini bukan berarti saya nyinyir atau nggak suka sama orang-orang yang punya hajat besar karena anaknya dikhitan lho. Saya menghargai budaya itu. Lain ladang lain belalang *mendadak pantun :D
Tiba-tiba kakungnya Ray dari Gempol telpon nanyain Ray. Saya belum cerita tentang khitannya Ray karena takut beliau kepikiran. Nanti saja kalau sudah dikhitan, face to face ngobrolnya biar enak :D. Saya baru ngasih tahu Mbak Endang, biar besok bisa cerita ke Bapak Ibu dengan tenang. Again, bagi beberapa orangtua, proses khitan adalah momen spesial. Dulu pas Lintang saja, ibu saya ikut. Sementara Bapak di rumah dzikir mendoakan biar lancar.
Apakah saya nggak deg-degan? TENTU :(. NERVOUS SAK POLE. Makanya dari sore saya meluk-meluk Ray sambil ngusap kepalanya dan bilang kalau besok saya bakalan nemenin, jangan takut. Saya nggak bilang kalo khitan ga sakit, karena itu bohong. Lha diambil kulitnya (meski dibius) kok nggak sakit. Makanya saya berharap Ray bisa nyaman melaluinya. Sebagai healing, saya menuliskan ini. Dan ternyata memang lebih lega setelah menuliskannya.
Nak, besok nangis kenceng nggak apa-apa, kalau memang merasakan sakit. Ibu akan memelukmu erat. 7 hari ke depan, ibu tidak akan kemana-mana tanpamu. Kita akan bersama-sama berdua. Kita bisa, Nak.
Wajib sehat ya, yang. Kata suami. Dia tahu, flu berat yang membuat saya tumbang tidak menciutkan nyali kalau misal Ray crancy nempel saya terus. Karena biasanya, kalau Ray lagi merasa kenapa-kenapa, dia bakalan nempel kayak perangko sama saya. Sama siapa-siapa nggak mau.
Baiklah. Karena cinta ibu memang tidak bisa diadu. Semoga besok lancar. Aamiin
Terima kasih informasinya tentang fimosis yang ada pada bayi
BalasHapusKasihan ya adiknya masih kecil udah mengalami penyakit fimosis :(
BalasHapusSemoga Ray bisa melewati semuanya yah
BalasHapusBunda memang harus menemani sang buah hati apalagi dia sedang sakit, semoga cepet sembuh yah
BalasHapusSemangat selalu Ray, semoga cepet sembuh yah adiknya Bun
BalasHapusCepet pulih ya Ray. Aku malah berpikir enak pas kecil sekalian sunatnya.. tapi suamiku nggak mau anaknya disunatin balita, biar SD saja katanya...haduh. pikirku kalau SD pasti anaknya bakal ada fase deg2an ngadepin sunat.
BalasHapusKelanjutannya bagaimana bund? Anak sya jg kayaknya punya fimosis..
BalasHapusMom blh info harga sunatnya brp dan utk bayi brp bulan? Trs abis di sunat jd mau makan? Bb naik?
Hapus