Featured Slider

Mencatat Keuangan Keluarga

Tahun 2017 dan 2018, saya memasukkan "financial freedom" ke dalam resolusi tahunan. Apakah tercapai? Bisa iya, bisa juga tidak. Lho, kok bisa? Di tahun tersebut, status saya sudah berubah menjadi istri. Untuk keuangan, saya merasa tidak mengalami gangguan. Bahkan sering ke Jakarta karena saya dan suami masih LDM.


Saya dan suami masih sering jajan dan jalan-jalan yang notabene menguras keuangan kami. Tapi karena kami senang, jadi merasa tidak apa-apa. Kebutuhan jalan-jalan dibutuhkan karena pressure kerjaan suami yang cukup tinggi. Jadi, dia pun merasa kalau jalan dan jajan menjadi refreshingnya.

Yang menjadi kekeliruan kami adalah TIDAK MENCATAT KEUANGAN KELUARGA. Jadi, uang masuk dan keluar tidak kami perhatikan dengan cermat. Saya hanya menyiapkan pos-pos yang kelihatan saja kayak keperluan bulanan, SPP kuliah saya, uang tiket PP Jakarta-Klaten. Dan tidak merencanakan "ke depan". Fyi, tahun 2017 saya juga sedang mengumpulkan mood untuk menyelesaikan tesis, biar tidak membayar SPP lagi di semester 4.


Hingga saya hamil dan melahirkan, saya belum tobat juga buat mencatat keuangan keluarga, huhu. Karena saya merasa cukup dan tidak apa-apa. Padahal, kalau saya mau lebih teliti lagi, saya bisa mencatat beberapa pengeluaran yang tidak perlu. Sehingga, bisa saya hindari dan dimasukkan ke pos menabung.

Tahun 2017 akhir, saat saya dinyatakan positif hamil, suami memilih keputusan berani: RESIGN. Beberapa teman dekat saya bilang "Kamu hamil kok malah suami resign, say?". Saya belum ngeh pertanyaan itu sampai akhirnya melahirkan dan butuh uang untuk ini itu :D. Tapi saya masih cukup untuk mengurusi itu, hingga saya mulai mencatat kebutuhan Ray yang ternyata harga barangnya mahal-mahal, ahaha.  Pokoknya, pernikahan tahun kedua kami kayak roll coaster, dan alhamdulillahnya kami menikmati sama-sama.


Pos yang membuat boros

Tahun baru kemarin seperti biasanya. TIDUR. Kami tidak terlalu suka hingar bingar kembang api, lebih suka kamar yang sepi dan memilih kruntelan bertiga dengan Ray. Tahun ini resolusinya apa? Tanya saya. Suami merenung agak lama. Tunggu pengumuman CPNS dulu, Dik, karena itu bisa mengubah rencana ke depan kita, jawabnya. 

Tahun 2019 ini, kami ingin kembali bekerja office hour. Dan alhamdulillah, saya ketrima CPNS dosen di Solo. Suami bahagianya luar biasa, karena bisa dekat dengan keluarga.


Oh iya, selain itu hal pertama yang saya lakukan saat tahun baru adalah mengevaluasi pos-pos mana saja yang membuat kami boros. Saya aja sampai kaget lho, ternyata 2018 ada pos yang nggak terasa keluar banyak banget kalau dikalkulasikan. Apa saja sih?

1. Jajan

Tahun 2018 kami sama sekali tidak jalan-jalan. Tapi, SERING JAJAN. Setelah melahirkan, saya tidak bahagia sepenuhnya karena harus melawan baby blues yang menggila. Moodnya gampang banget drop. Untuk menjaga kewarasan, saya sering jajan dan makan enak. Sekali makan bisa 100-150 ribu. Dan itu intensitasnya sering banget. 

Menyadari hal itu, saya pelan-pelan mengubahnya. Nggak jajanan! Dan voillaaa, ternyata pos jajan gak bisa ditabung, ahaha. Tapi bisa dialokasikan ke pos lain yang lebih manfaat. Apakah jajannya berhenti total? Tentu tidak. Tapi tidak seintens dulu.

2. Bensin

Karena Ray masih bayi, transportasi utama kami adalah mobil. Kemana-mana naik mobil ternyata berasa banget beli bensinnya. Nggak apple to apple kalo membandingkan dengan dengan ninja papinya. Dulu paling beli bensin 50 ribu buat seminggu. Sekarang 200 ribu sampai 300 ribu *pening*. Apalagi sering bolak balik Gempol-Kembang.

3. Parkir

Pos ini berasa banget ketika suami sering menukar 2 ribuan sama saya. Parkir mobil 3 ribu. Kalo sehari pergi ke 5 tempat, totalnya 15 ribu. Sekarang apa-apa diparkir euy :(. Mau ambil uang ke ATM aja yang cuma bentar, kena parkir juga. Pos parkir ini juga diam-diam membuat keuangan rumah tangga saya boros.

Sementara 3 pos itu yang sedang kami perbaiki, ahaha. Mengurangi jajan, memakai motor yang lebih efisien dari segi bensin dan parkir. Apalagi Ray sudah beranjak besar, jadi tidak melulu pakai mobil lagi. Tentunya pakai jaket komplit dengan sepatu biar nggak masuk angin. Saya juga mulai mencatat arus keuangan keluarga. Beneran tobat mau nabung, ahaha.

Mencatat keuangan keluarga

Memangnya penting? TENTU. Apalagi mencatatnya sampai ke yang printilan-printilan. Kita bisa tahu pemasukan dan pengeluaran paling besar itu di pos yang mana. Saya yang mencatatnya masih sederhana saja, mulai berasa banget manfaatnya karena tahu bisa ngerem di pos mana kalau kebablasan borosnya.

Awalnya saya mencatat di buku. Tapi karena saya nggak telaten dan sering pulang pergi ke rumah bapak ibu, saya jadi lupa mencatat keuangannya. Trus mencatat di notes HP, tapi lama-lama merasa ribet sendiri karena notesnya terbatas. Makanya sesrching aplikasi keuangan yang simple. Trus nemuin Akun.Biz deh :).

Mencatat Keuangan Keluarga dengan Akun.Biz

Akun.biz merupakan aplikasi keuangan sederhana yang fungsinya untuk mencatat pemasukan, pengeluaran dan utang piutang. Karena kami nggak punya utang piutang, aplikasi ini saaaangat membantu saya untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran dengan rapi.

Untuk UMKM atau yang memiliki bisnis, aplikasi ini juga bisa dipakai lho. Contohnya saja kampung sayur organik di Mojosongo, Surakarta yang menggunakan Akun.Biz untuk mencatat keuangannya juga. Kampung ini sebagai objek penelitian dan memang memiliki potensi bisnis yang dapat dikembangkan.


Aplikasi ini free. Teman-teman bisa langsung download di google play store atau di apple playstore. Selain itu, bisa juga langsung ke webnya, www.akun.biz/apps. Sesudah itu, bisa langsung register via email.


Yang membuat saya nyaman menggunakannya karena pemakaiannya mudah dan nggak ribet. Jadi tinggal memasukkan pemasukan dan pengeluaran keluarga sesuai kategori yang sudah dibuat sebelumnya.

Alhamdulillah dengan aplikasi ini, keuangan harian dan bulanan keluarga saya jadi terpantau. Sehingga keuangan saya aman, nggak bocor kemana-mana seperti sebelumnya, ahaha. Oh iya, kalau suami pengen membaca arus uang masuk dan keluar, data keuangan yang saya buat dapat dicetak. Beliau bisa ikut meman

Fyi, akun.biz telah memenangi beberapa penghargaan lho:

1. pemenang pertama Digital Financial Technology Category, Wirausaha Muda Mandiri 2016

2. Penyelamat Puluhan Ribu UMKM, penghargaan alumni berprestasi UNS

3. Accelerated by FbStart from Facebook

Honestly, menyelamatkan pembukuan keuangan keuangan saya juga. Teman-teman mau tertib pembukuan keuangan keluarga? Catet di akun.biz deh. Selamat menabung :)



6 komentar

  1. memang harus ya Ay catat keuangan keluarga..selamat yaa udah jadi dosen :)
    aku nabung buat sekolah anak2 nih ^^ semangat

    BalasHapus
  2. Memang terkadang kita sering tidak menyadari uang kita habis di buat beli apa aja ya

    BalasHapus
  3. Wah sama nih dengan aku. Sama-sama suka jajan hehe

    BalasHapus
  4. Wah jadi ada ya aplikasi buat mencatat keuangan. Aku baru tahu nih hehe

    BalasHapus
  5. Aku jadi penasaran sama aplikasi akun.biz nih. Mau nyobak install dulu ah :D

    BalasHapus
  6. Memang aplikasi akun.biz ini membantu banget kok kalau masalah keuangan. Saya juga menggunakan akun.biz ini hehe

    BalasHapus

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)