Cerita tentang ini biar saya selalu ingat bahwa saya harus menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Saya harus percaya bahwa punya mimpi itu sah-sah saja. Dan saya harus yakin bahwa skenarioNya selalu indah, pada akhirnya. Iya, Allah itu baik sekali pada saya.
Karir saya dimulai...
2 minggu ini saya resmi menjadi working mom. Pekerja kantoran setelah sekian lama asyik menjadi freelancer. Setelah lebaran, SK CPNS saya turun. Saya masih santai-santai saja. Orang yang paaaaaling antusias adalah Bapak dan Ibu saya.
Ada 2 kloter penerimaan SK. Alhamdulillah saya ikut kloter pertama. Acara pembagian SK dihadiri langsung oleh Pak Rektor. Kebetulan saya mewakili teman-teman untuk maju ke depan secara simbolis.
Semula saya masih biasa saja. Pas salaman sama Pak Rektor dan menyimak sambutannya kok hati saya jadi hangat. Ada perasaan haru yang menderu.
Saya masih ingat sekali pesannya "Disiplin, jujur dan mampu berkoordinasi adalah kunci!". Beliau mengatakan dengan lugas dan tegas. Prof Jamal baru saja menjadi rektor baru dan ini pertemuan pertama kali dengan beliau sejak menjabat. Sebelumnya, saya pernah diajar beliau waktu S-2.
Pesan penting lainnya dari beliau adalah "JANGAN LUPA SEKOLAH LAGI-SAMPAI LULUS S3". Iya, lanjut S-3 sampai pakai toga :p.
Im not a morning person, but i will try...
Setelah menerima SK, saya mendapat undangan dari fakultas. Saya terlambat, huhu. Biasanya kereta on time, tapi pas lagi urgen gini kok ya telat 30 menit *nangis.
Di ruangan sudah komplit teman-teman (dakon) yang menyimak pengarahan dari dekanat yang baru. Saya lari ke lantai 2, menata sebentar pakaian dan jilbab saya lalu masuk ke ruangan.
Setelah pengarahan selesai, saya dinasehati supaya besok ga telat lagi. Saya mengangguk dan tidak mau beralasan, karena saya memang terlambat. Makin bersalah lagi pas pak WD 2 sama 3 yang ngasih wejangan, heuheu. Beliau berdua pembimbing tesis saya dan saya surprise banget kok bisa kompak jadi wakil dekan semua *proud*.
Sejak itu, saya nggak pernah telat lagi. Sampai kampus jam 7 pagi, ahaha. Kalau nggak dapat tiket kereta paling pagi, saya langsung gaspol naik motor. Paling sering dianterin suami. Intinya biar nggak telat.
2 minggu ini perjuangan banget, karena saya bukan tipe orang yang langsung ON di pagi hari. Heey, 4 tahun terakhir hidupku adem banget karena bisa gegoleran tiap pagi. Bahkan sering kena omelan ibu karena habis subuh ketiduran lagi, ahaha.
Saya beneran bukan orang yang rungsing pagi-pagi karena memang saya punya pilihan untuk bangun siang :p. Tapi sejak masuk kerja, mau nggak mau, saya harus mengubah jam tidur saya. Dan, saya bisa, tinggal membiasakannya.
Kirain cuma quote lho, tapi buat saya, pernyataan itu benar adanya. Duluuuu banget, tahun 2012 saya cuma membatin pengen jadi dosen di tempat saya sekarang kerja. Makanya saya langsung memasukkan beberapa aplikasi beasiswa S2. Dan gagal semua *nangis.
Trus saya ke Jakarta buat kerja. Sampai saya benar-benar jatuh cinta pada kota itu. Tapi ada rasa hampa entah apa. Hingga akhirnya saya memutuskan resign buat kuliah lagi.
Saya menyiapkan beasiswa dan tabungan. Beasiswa ke magister hukum UI dan tabungan buat apply magister di UNS dengan biaya sendiri. Beasiswa saya gagal lagi ya Allaaah :D. Akhirnya saya kuliah pakai uang sendiri.
Sempat galau mau nikah dulu atau kuliah lagi, tapi kok ya belum dilamar-lamar. Akhirnya yaudah gas pol memantaskan diri buat kuliah lagi. Eh, terus diajak nikah setelah itu :D.
Setelah lulus, saya nyobain CPNS. Udah semangat belajar, kok ya nggak lolos administrasi, ahaha. 2 kali melamar online, saya gagal di administrasi. Apa salah hamba? :p.
Lalu, saya hamil. Menikmati freelance. Hamil tua, saya memasukkan aplikasi dosen di 4 universitas. Gagal semua di tahap akhir. Bahkan H-7 HPL, saya masih wawancara akhir. Dan ternyata endingnya gagal. Saya dan suami sebenarnya sudah sepakat memilih Jogja, meski hati saya masih jatuh cinta sama Jakarta dan beneran masih berharap kalau suami mau diajak ke Jakarta lagi buat memulai karir. Suami nggak mau karena merasa Jogja "lebih sehat" buat keluarga kami.
Dan kami berdua ga kesampaian untuk meniti karir di kota idaman kami masing-masing. Karena saya diterima kerja di Solo. Saya takjub bisa berjodoh sama UNS karena setelah saya flashback, ini adalah yang terbaik. Saya diberi kesempatan mengabdi di institusi yang transportasi mudah, kotanya nyaman, dekat keluarga terutama orangtua yang sudah sepuh. Dan tentunya, macetnya masih bisa ditolerir (kata suami). Perjalanan ini dimulai setelah saya tes kemana-mana gagal.
Setelah menjalani rutinitas menjadi ibu bekerja, saya masih punya PR tentang Ray. Saat ini saya dikelilingi keluarga yang nggak sungkan nawarin "Ray disini ajaaaa".
Orang tua, mertua, budhe-budhe sama keponakan saya begitu menenangkan saya. Semula saya galau karena Ray setahun full nggak pisah sama saya, kemana-mana saya bawa. Ternyata saat dijalani, kami bisa melewatinya.
Ray yang biasanya tidur pasti nenen, sekarang pas ngantuk, hanya modal puk-puk atau gendong tanpa nenen bisa bobok pulas. Dan makin terharu, tanpa saya minta, saya dikirimi foto-foto Ray yang sedang asyik mainan tanpa rewel sekalipun.
Ibu mertua memfoto Ray yang tertawa jenaka saat diajak ngaji. Lintang yang nanyain Ray boleh ini itu atau gak. Dan dia berinisiatif mengirimkan video Ray yang sedang bermain bola dengannya. Asli, saya benar-benar terharu.
Saya keliru sempat meragukan Ray. Ternyata anak lelakiku bisa beradaptasi dengan keadaan ibunya yang saat ini tidak bisa menemaninya full di rumah. Ray yang setiap sore menarik-narik kancing saya karena tidak sabaran menyusu.
Saya memeluknya sambil menyusuinya. Matanya mengerjap-ngerjap ke arah saya dan tangannya bermain bibir dan sesekali mencubit hidung saya.
Hal ini rasanya priceless sekali.
Meskipun saya sudah menjadi ibu bekerja. Tapi saya tidak akan pernah lupa untuk selalu belajar menjadi ibu yang baik buat Ray.
Ibu janji, Ray tidak akan kekurangan kasih sayang Ibu...
Saya beneran bukan orang yang rungsing pagi-pagi karena memang saya punya pilihan untuk bangun siang :p. Tapi sejak masuk kerja, mau nggak mau, saya harus mengubah jam tidur saya. Dan, saya bisa, tinggal membiasakannya.
Rencana-Nya indah pada waktunya
Kirain cuma quote lho, tapi buat saya, pernyataan itu benar adanya. Duluuuu banget, tahun 2012 saya cuma membatin pengen jadi dosen di tempat saya sekarang kerja. Makanya saya langsung memasukkan beberapa aplikasi beasiswa S2. Dan gagal semua *nangis.
Trus saya ke Jakarta buat kerja. Sampai saya benar-benar jatuh cinta pada kota itu. Tapi ada rasa hampa entah apa. Hingga akhirnya saya memutuskan resign buat kuliah lagi.
Saya menyiapkan beasiswa dan tabungan. Beasiswa ke magister hukum UI dan tabungan buat apply magister di UNS dengan biaya sendiri. Beasiswa saya gagal lagi ya Allaaah :D. Akhirnya saya kuliah pakai uang sendiri.
Sempat galau mau nikah dulu atau kuliah lagi, tapi kok ya belum dilamar-lamar. Akhirnya yaudah gas pol memantaskan diri buat kuliah lagi. Eh, terus diajak nikah setelah itu :D.
Setelah lulus, saya nyobain CPNS. Udah semangat belajar, kok ya nggak lolos administrasi, ahaha. 2 kali melamar online, saya gagal di administrasi. Apa salah hamba? :p.
Lalu, saya hamil. Menikmati freelance. Hamil tua, saya memasukkan aplikasi dosen di 4 universitas. Gagal semua di tahap akhir. Bahkan H-7 HPL, saya masih wawancara akhir. Dan ternyata endingnya gagal. Saya dan suami sebenarnya sudah sepakat memilih Jogja, meski hati saya masih jatuh cinta sama Jakarta dan beneran masih berharap kalau suami mau diajak ke Jakarta lagi buat memulai karir. Suami nggak mau karena merasa Jogja "lebih sehat" buat keluarga kami.
Dan kami berdua ga kesampaian untuk meniti karir di kota idaman kami masing-masing. Karena saya diterima kerja di Solo. Saya takjub bisa berjodoh sama UNS karena setelah saya flashback, ini adalah yang terbaik. Saya diberi kesempatan mengabdi di institusi yang transportasi mudah, kotanya nyaman, dekat keluarga terutama orangtua yang sudah sepuh. Dan tentunya, macetnya masih bisa ditolerir (kata suami). Perjalanan ini dimulai setelah saya tes kemana-mana gagal.
Im a working Mom
Setelah menjalani rutinitas menjadi ibu bekerja, saya masih punya PR tentang Ray. Saat ini saya dikelilingi keluarga yang nggak sungkan nawarin "Ray disini ajaaaa".
Orang tua, mertua, budhe-budhe sama keponakan saya begitu menenangkan saya. Semula saya galau karena Ray setahun full nggak pisah sama saya, kemana-mana saya bawa. Ternyata saat dijalani, kami bisa melewatinya.
Ray yang biasanya tidur pasti nenen, sekarang pas ngantuk, hanya modal puk-puk atau gendong tanpa nenen bisa bobok pulas. Dan makin terharu, tanpa saya minta, saya dikirimi foto-foto Ray yang sedang asyik mainan tanpa rewel sekalipun.
Ibu mertua memfoto Ray yang tertawa jenaka saat diajak ngaji. Lintang yang nanyain Ray boleh ini itu atau gak. Dan dia berinisiatif mengirimkan video Ray yang sedang bermain bola dengannya. Asli, saya benar-benar terharu.
Saya keliru sempat meragukan Ray. Ternyata anak lelakiku bisa beradaptasi dengan keadaan ibunya yang saat ini tidak bisa menemaninya full di rumah. Ray yang setiap sore menarik-narik kancing saya karena tidak sabaran menyusu.
Saya memeluknya sambil menyusuinya. Matanya mengerjap-ngerjap ke arah saya dan tangannya bermain bibir dan sesekali mencubit hidung saya.
Hal ini rasanya priceless sekali.
Meskipun saya sudah menjadi ibu bekerja. Tapi saya tidak akan pernah lupa untuk selalu belajar menjadi ibu yang baik buat Ray.
Ibu janji, Ray tidak akan kekurangan kasih sayang Ibu...
Congrats Ayya...bener deh semua indah pada waktunya. Semoga sehat terus ya biar urusan kerjaan ama keluarga lancar teruuuus. Salam buat Ray.
BalasHapusWah akhirnya mimpinya tercapai juga ya Mbak setelah mengalami berbagai macam kegagalan
BalasHapusWah selamat ya Mbak atas pencapainnya. Keren banget Mbak tanpa pantang menyerah hehe
BalasHapusMemang kesuksesan itu nggak datang dengan cara yang mudah Mbak. Semangat
BalasHapusYahh Mbak jadi kena marah ya gara-gara keretanya yang terlambat huhu ikut sedih deh
BalasHapusWah saya salut banget nih sama Mbak, tetap semangat dan juga tidak mudah putus asa
BalasHapus