Featured Slider

#JanganTakutBerkurban, Turut Berbagi dan Membentang Kebaikan

Pernah merasa jenuh makan sesuatu? Padahal sebelumnya, makanan itu adalah favorit kita. Saya! Waktu pertama kali menemukan menu sop kambing yang enak banget di area Klaten, setiap weekend, saya dan suami meluangkan waktu kesana. Bumbunya pas! Acarnya banyak. Dan penjualnya ramah.

Lama-lama kami bosan. Menu sop kambing tidak spesial lagi. Lalu, di lain kesempatan, saya mengajak bulik (adiknya ibu) untuk makan kemari. Beliau saaaaaangat menikmati. Karena menurutnya, menu ini merupakan menu mewah untuknya. Mungkin satu tahun sekali. Sebagai buruh, beliau merasa "sayang" kalau uang gajinya dibelikan daging. Hal tersebut pernah diceritakan kepada saya.

Hal yang menurut kita biasa, tetapi bagi orang lain bisa menjadi hal yang paling istimewa...

Sebentar lagi momen idul adha. Biasanya kami berkumpul sekeluarga untuk mengolah menu daging. Ada sate, tongseng, bakso, dan sisa daging yang ada dibekukan di freezer. Saya pernah membatin, di rumah banyak daging sampai bingung mau dibuat menu apa. Tapi disana, ada yang berebut daging, bahkan sampai tidak kebagian. Masa ada? Ada dan itu fakta.

Jangan Takut Berkurban!

Teman-teman punya cerita tentang momen idul kurban? Menurut saya, untuk berkurban harus memiliki kemampuan dan KEMAUAN. Mampu belum tentu mau. Begitu juga sebaliknya, yang mau banget berkurban, kadang belum tentu mampu menunaikannya. Makanya, semula saya tidak menganggarkan dana buat berkurban, mulai 3 tahun lalu, saya memiliki dana tabungan buat kurban yang di-debet tiap bulan.


Saya berkurban di masjid dekat rumah. Kalau takmir merasa hewan kurban sudah terlalu banyak, hewan kurban saya didistribusikan ke masjid lain yang membutuhkan. Makanya, saya percaya banget kalau tidak semua daerah menyembelih hewan kurban. Kalaupun ada, tidak sebanding dengan jumlah masyarakat yang harus dibagi.

Btw, kadang niat juga suka mobat-mabit (bahasa apa ini, ahaha). Jadi, sudah niat buat kurban dari awal, tapi pas mau idul adha, kok tergiur buat memakai jatah uang kurban, huhu. Tenang, itu manusiawi. Yang penting tidak tergoda saja *smile*.

Kalau sibuk dan nggak sempat mencari hewan kurban yang qualified. Atau pengen berbagi ke luar daerah karena di daerahnya sudah banyak yang berkurban. Teman-teman bisa mengamanahkan ke Dompet Dhuafa. Lho, emang bisa? Bisa dong! Di dompet dhuafa ada layanan kurban bernama tebar hewan kurban.


Tentang Tebar Hewan

Program tebar hewan kurban ini sudah dilakukan Dompet Dhuafa sejak tahun 1994 ke berbagai wilayah di Indonesia. Sehingga hewan kurban tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di perkotaan saja, namun program THK juga tersebar hingga ke pelosok desa dan masyarakat terpencil. Pertama kali, program ini bernama Menebar 999 Hewan Kurban dan di tahun 1998 berubah nama menjadi Tebar Hewan Kurban.

Program ini berawal dari cita-cita mendistribusikan berkah hewan kurban ke daerah-daerah terpencil melalui pemberdayaan kelompok peternak lokal yang mandiri. Hadirnya program ini membuat masyarakat yang membutuhkan dapat merasakan kelezatan daging kurban. Agar tidak banyak penumpukan daging kurban yang hanya disebar dan diterima penerima manfaat di Kota.

Program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa hingga kini masih terus berjalan berkat dukungan dan kepercayaan sahabat yang telah menyalurkan bantuan kurban melalui Dompet Dhuafa baik di seluruh Indonesia dan  berbagai negara di  Luar negeri. Teman-teman mau join program ini juga? Yuk simak 5 keunggulan berkurban di dompet dhuafa

💓 kemudahan layanan

Yang punya kesibukan dan tidak sempat memilih hewan kurban yang bagus, ada lho, layanan kurban  yang amanah. Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, kurban dapat dilakukan melalui : Konter Kurban di berbagai Mall. Atau bisa juga bertransaksi melalui Rekening Bank Layanan Jemput Kurban melalui kurban.dompetdhuafa.org

💓 tebar kurban ke pelosok negeri

Kurban  tidak hanya dinikmati oleh masyarakat tertentu saja, tapi bisa menjangkau masyarakat di pelosok negeri. Misalnya saja daerah Nusa Tenggara Timur yang pernah dijadikan daerah pembagian hewan kurban. Salah satu warga Ronting, NTT, Ibu Kulsum merasa sangat bersyukur karena merasa daging adalah hal yang mewah. Keluarganya yang berprofesi sebagai buruh, belum merasa mampu membeli daging sendiri. Dengan adanya kegiatan tebar hewan kurban dompet dhuafa, keluarganya merasa bahagia karena bisa ikut menikmatinya meskipun hanya setahun sekali *terharu.

💓 kualitas mutu hewan kurban terjamin

Penilaian mutu hewan kurban terdiri dari beberapa parameter: Bobot hidup : Kambing 25-29 kg, Kambing premium  33-39 kg, Sapi 250300 kg Hewan Kurban tidak cacat, lepas gigi, dan jantan. Pemotongan sesuai syariah Islam. 

💓 laporan kurban transparan

Setiap pekurban akan mendapatkan laporan kurban berupa laporan donasi, foto-foto pelaksanaan, serta informasi kurban dari berbagai daerah. Para pekurban atau donatur juga bisa melihat langsung di berbagai daerah bersama tim Dompet Dhuafa.

💓 memberdayakan peternak lokal

Nah, salah satu yang membanggakan adalah selain bisa berkurban, kalau kita ikut menjadi bagian dari tebar kurban dompet dhuafa adalah kita ikut memberdayakan peternak lokal. Selain itu bisa membantu perekonomiannya juga karena adanya subsidi silang terhadap penggembala. Jadi, dompet dhuafa memberikan bantuan sapi-sapi atau kambing untuk dikelola secara merata. Sehingga saat idul adha tiba, hewan-hewan tersebut qualified untuk dijual dan dijadikan hewan kurban.

Saya besok Minggu rencananya mau nyari hewan kurban. Di sekitar daerah mertua ada masjid yang masih timpang kebutuhan hewan kurbannya. Masyarakatnya banyak, tapi hewan kurbannya masih sedikit karena memang penduduknya kebanyakan buruh.

Buat teman-teman yang di daerahnya sudah melimpah hewan kurbannya, layanan kurban dompet dhuafa bisa jadi referensi. Karena hasil kurbannya dibagikan ke seluruh pelosok negeri.

Semangat berkurban! Semoga Allah selalu mencintai kita :)


1 komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)