Featured Slider

Tiga Puluh


Aku yang berjibaku melawan diri sendiri, sepanjang waktu. Merasa musuh yang paling ampuh, sakti dan punya senjata berapi-api bukanlah oranglain. Melainkan diriku sendiri.

Rasa malas, ego tinggi, emosi, dan benci what else?

Seringkali aku merasa kalah, bukan dengan oranglain. Tapi menyatukan hati dan pikiranku. Ingin tapi tak ingin. Kalau pikiran dan hatiku berseteru, aku berhenti dulu. Membujuk salah satu atau justru menerimanya sebagai laku. Berdamai.

Demi masa..... Sesungguhnya manusia kerugian. Melainkan yang beriman dan yang beramal saleh...

Aku menuliskannya tebal-tebal, agar aku selalu ingat bahwa waktu tidak akan pernah berhenti. Waktu akan terus melaju dan berlalu. 

Terbaik yang kamu bisa!

Ketika aku merasa bukan siapa-siapa dan tidak bisa apa-apa, mantra yang paling ajaib adalah membisikkan kalimat "berbuat yang kamu bisa!". The best version of you.

Sekalipun itu bukan pilihanmu. Taat, patuh dan lakukan yang terbaik. Allah knows your need. Trust it :)

Jangan membandingkan apapun.

Aku baru menyadari, anxiety itu hadir ketika aku mulai membandingkan diri. Tentang apapun. Bahagia, sedih, apapun! Saat mengeluh, duh kayak gitu aja mengeluh, aku lho yang nelangsa biasa-biasa aja. Akhirnya feeling guilty pada diri sendiri. 

Tidak apple to apple membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Karena setiap orang punya battle berbeda-beda. Eh tapiboleh lho, kalau misal membandingkan hal yang positif trus nanti bisa memacu diri sendiri untuk maju. Tapi kalau endingnya malah membuat diri sendiri down, buat apa? Penerimaan yang baik terhadap diriku sendiri adalah kunci. Mau mengeluh, mengeluh saja. Mau nangis, nangis saja. Tidak apa-apa.

Tiga puluh.

Jika sebelumnya aku hanya menasihati diri tentang waktu. Sekarang aku mulai menyadsri tentang tujuanku ada. Mau kemana dan untuk apa. 

Innassholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirrobil'alamain.

Sesungguhnya salatku, ibadahku,hidupku dan matiku hanya untuk Allah.

Rasanya ayat ini dulu pernah sering mendengung di telingaku. Tapi biasa-biasa saja. Saat ini,berkali-kali mataku basah bahwa saat menyadari tujuan kita apa, maka kita akan berusaha untuk berusaha selalu berada di tujuan itu.

Wahai Allah, demi waktu tiga puluh, semoga Engkau ridho mengijinkanku terus belajar. Tidak peduli sesulit apapun itu.

Penghujung subuh, saat Ray minta dipukpuk dan peluk sambil menyusu.

Terimakasih atas hadiahnya yang luar biasa :)


1 komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)