Featured Slider

Membangkitkan Semangat agar Tetap Produktif Bekerja dari Rumah

Jika sesuatu kelihatan serba salah, semenyebalkan apapun, pasti ada kebaikannya. Meski hanya setitik.
Akhir-akhir ini rasanya salah melulu, ya Allaaaaaaaah *sambil teriak kenceng. Apa yang saya lakukan ga ada yang beres dan bener. Endingnya saya jadi hobby ngegas, cepat marah untuk hal-hal yang seharusnya bisa saya tanggapi dengan biasa-biasa saja. Hallo, apa kabar sabar dan kalem? Kalian ngumpet dimana?
Tetap produktif kerja dari rumah, siapa takut (!)

Semester ini saya memang memilih mengajar 2 kelas saja. Ada hal baru yang harus saya pelajari sehingga butuh waktu agar fokus dan tidak terdistraksi. Alhamdulillah keputusan tersebut tepat :). Saya punya lebih banyak waktu membaca yang bisa menjadi amunisi untuk mencoba menulis penelitian.

Bulan Maret agendanya padat sekali. Saya sudah menandai mau ngapain aja. Di awal bulan sibuk dengan agenda rapat persiapan anniversary kampus. Dan yang tidak kalah penting adalah kegiatan Latsar yang informasinya akan diselenggarkaan di akhir Maret. Selain menyiapkan fisik yang oke, PR saya adalah sounding buat menyapih Ray biar nanti pas Latsar nggak terlalu rewel.

Untuk meramaikan anniversary, saya ikut euforia dalam beberapa kegiatan di kampus. Lomba senam, meramaikan fashion show dengan pakaian adat, dan yang event terakhir ya g saya ikuti sebelum adanya korona adalah pameran dari tiap-tiap fakultas.

Partisipasi memakai baju adat di acara anniversary kampus :)

Ketika wabah korona menyerang Solo, agenda yang tersusun rapi banyak yang ditunda bahkan dibatalkan tanpa ampun. Ingat sekali waktu itu saya masih menjaga acara pameran sampai sore, paginya acara tersebut tidak dilanjutkan lagi. Dan keesokannya ada instruksi untuk work from home.

Work from home tidak sesederhana itu.


Awalnya biasa aja menanggapi instruksi untuk work from home. Ah, paling cuma seminggu, batin saya. Makanya di Minggu pertama, ketika saya menyampaikan kelas online, saya masih yakin kalau hal ini akan berlalu. Tapi, belum lagi tanggal 28 Maret berakhir, ada instruksi susulan kalau work from home-nya diperpanjang sampai 30 April *nangis*.

Seminggu terakhir ini saya beneran uring-uringan. Saya belum menemukan ritme yang pas buat kerja di rumah. Jadi, pas ada instruksi perpanjangan dari kampus buat work from home, saya nangis :(. Mood udah acak-acakan. Paket combo sama PMS, huhu. 

Mau ngapa-ngapain serba salah melulu. Endingnya jadi hobby ngegas teruuuuuus. Suami sering ngepuk-puk dan nanyain apa yang bisa dibantu. Padahal problemnya ada di saya yang masih menyangkal keadaan. Selain kerjaan rumah, kampus, hal yang menguras energi adalah nemenin Ray yang sedang dalam fase eksplorasi.
Salah satu eksplorasi Ray memakai lip cream Ibunya. Tenaaaang, liburannya maasih panjang :D

Ngerjain revisi proposal, Ray dateng tiba-tiba naik teralis. Nyoba kalem ahahah

Sebelum korona, misal capek, saya bisa mlipir sebentar pergi kemana. Sekarang ga bisa, huhu. Berdiam diri di rumah adalah hal yang terbaik yang bisa dilakukan. Karena nggak mau berlarut-larut melankolis, akhirnya saya pelan-pelan mencoba menerima. Melakukan hal sebaik mungkin yang saya bisa.

Kalau pas mau nangis, yaa nangis. Trus misal pikirannya lari kemana-mana, saya berkata lirih mengajak untuk "memahami". Hal ke depan masih ambigu, makanya yang terbaik adalah menikmati hari ini, detik ini. Semenyebalkan apapun kondisinya, selalu ada kabar baiknya, meski hanya setitik.

Membangkitkan Semangat agar Tetap Produktif Bekerja dari Rumah

Yang kalau mau menstruasi berasa pengen marah mencak-mencak tanpa alasan mana suaranyaaa? Yang disalahkan pasti hormon ya :p. Trus ada nggak yang misalnya sudah ngerjain sesuatu, tapi adaaaaa aja godaannya?

Lagi ngerjain revisi proposal, eh laptopnya rewel. Malam-malam kelaparan trus masak telur, tinggal nunggu matangnya, eh gasnya habis dan gabisa dipasang gas baru. Masih bersetting di dapur, saya masak mie rebus buat suami dan telur dadar  kecap buat saya. Biar lebih mantap pakai lalap terong sama pete, eh pas ngiris terong, jari telunjuknya keiris dan berdarah ga mau berhenti, ahahah. Pokoknya ada aja yang bikin mood drop seketika dan bikin sabarnya jadi konslet :((((.

Makanya, agar bisa sahabatan sama rasa syukur dan sabar lagi, ada beberapa hal yang saya lakukan biar tetap enjoy dan produktif kerja dari rumah selama wabah korona ini. Yuk, simak! :)

1. Filter informasi dan pilih circle positif


Emang ga boleh milih-milih temen, tapi pastikan kamu memilah mana yang pantas jadi sahabatmu
Ketika wabah korona ini banyak informasi yang bertebaran di sosial media. Awalnya saya membaca dan menyimak terkait infonya, tapi lama-lama saya jengah karena mendadak paranoid sendiri. Belum lagi banyak hoax,huhu. Sehingga saya memilih filter informasi dengan mengkroscek kebenarannya sebelum share ke yang lainnya.

Selain itu, saya juga mebatasi circle sosial media. Karena lagi galau akut, saya jarang membuka grup wa, bahkan langsung clear chat saking banyaknya. Saya juga punya grup yang dipakai buat ngobrol apa saja bisa. Nah, enaknya punya circle yang obrolannya satu frekuensi, tanpa menjelaskan dua kali mereka mengerti, bahkan kadang mereka memahami kalau saya sedang butuh didengarkan saja tanpa harus dikomentari.

2. Membuat to do list

Saya membuat to do list dan mencoba mengerjakan hal yang bisa saya kerjakan duluan. Honestly, saya ga bisa multitasking. Saya butuh fokus untuk mengerjakan suatu hal sampai selesai. Misal ada deadline yang harus dikerjakan segera, saya tulis dan tempelkan di dekat tempat tidur agar selalu ingat. Pengerjaannya pun saya sesuaikan dengan jadwal Ray main dan tidur.

Jadi kalau pas dia main, saya prefer menemaninya dan tidak disambi (duh apa bahasa indonesianya :p) dengan kerjaan lain. Masa-masa galau begini, saya lebih memilih main aman. Bekerja dengan fleksibel dan nyaman. Seminggu terakhir ini, to do list saya butuh waktu lama untuk mencoret per item pengerjaannya. Saya menyugesti diri sendiri kalau hal itu tidak apa-apa. Rasanya pengen teriak kenceng "Bye bye PMS dan Korona cepatlah berlalu, plis" :D

3. Skinkare-an dan berhias diri

Mentang-mentang di rumah, kemarin skincare-an saya bolong-bolong. Pakai baju daster kebangsaan. Saya mengubah sedikit suasananya. Kalau pagi, saya mulai rajin skincare serta dandan tipis-tipis. Awalnya sempat ditanyain orang rumah, pagi-pagi sudah rapi mau kemana? :D. Tapi, ternyata berhias diri ini pelan-pelan memulihkan percaya diri dan mood saya yang sempat porak poranda.

4. Kecilkan Ekspektasi

"Ah, kamu enak Mbak, kerja dari rumah tetep dapet gaji. Lha aku?". Ekspektasi kerja dari rumah yang bagus-bagus membuat saya awalnya berekspektasi terlalu tinggi. Membuat deretan kegiatan seru yang bisa dikerjakan di rumah. Tapi percayalah, serunya hanya di minggu pertama,huhu. Selebihnya saya mati gaya karena tiap bosan melakukan sesuatu, saya nggak punya pilihan untuk keluar dengan leluasa.

Perasaan bosan ini saja kadang ditampik sebagai bentuk kufur karena masih ada yang kondisinya lebih memprihatinkan dari kita, huft. Makanya saya menyebut perasaan ini serba salah. Di kepala rasanya berisik sekali, ingin ini-itu, tapi energinya ga mumpuni :(. Makanya, pelan-pelan saya mengecilkan ekspektasi, bekerja di rumah itu biasa saja, bosan juga biasa, nangis apalagi. Biasa saja! Sehingga ketika perasaan itu hadir, saya bisa menerimanya tanpa harus merasa bersalah :)

5. Mencoba hal baru
Hal baru apa yang akan kita pelajari?
Mati gaya karena ngerjain itu-itu aja? Apalagi Ibu-ibu yang selain mengeluhkan banyaknya PR anaknya, mereka juga merasa kuwalahan karena nguplek di dapur terus, ahaha.

Untuk keluar dari rutinitas yang mulai jenuh,saya mulai menekuni hal-hal baru. Ikut beberapa kulwap tentang mengelola keuangan, mengenal produk-produk investasi dan ikut sesi hening sejenak :). Teman-teman bisa menekuni hal baru untuk mengisi liburan di rumah agar lebih produktif.

6. Mandi sebagai jadi ajang me time
Berimajinasi kalo Ibu-Ibu bisa mandi lama tanpa digangguin anak :D
Hampir 24 jam, Ray selalu nempel saya di rumah. Dia kelihatan bahagia sekali dan ga pernah bosan, asal di samping saya. Minggu pertama saya masih kalem dan bisa mengimbangi energinya, tapi pas masuk minggu kedua rasanya jenuh sekali. Ray sama sekali ga mau sama yang lain. Mau sih, tapi harus ada saya yang mendampingi di dekatnya :((.

Makanya mandi merupakan ajang me time saya karena ga diganggu sama Ray. Selama korona ini saya bisa mandi 2-4x sehari. Pagi pas shubuh ketika Ray belum bangun, sore dan 2 lagi tergantung kebutuhan saya bepergian beli barang-barang yang habis ke grosir.

Awal bulan saya nyobain vitalis perfumed moisturizing body wash yang wanginya bikin rileks. Pas kondisi galau dan PMS begini beneran sangat membantu karena wanginya enak.

Credit: Ranny Afandi


Review Vitalis Perfume Moustirizing Body Wash

Sebelumnya, saya memang penggemar parfum Vitalis. Makanya pas ada body wash-nya, saya pengen banget nyobain. Berasa kayak mandi parfum :). Nah, vitalis body wash ada 3 varian, tapi menurutku wanginya enak semua.

1. White Glow
Credit: Ranny Afandi

Varian ini mmberikan manfaat Skin Brightening. Kulit terlihat lebih halus, lembut dan cerah. Parfum yang digunakan untuk variant ini mempunyai top note  dengan aroma fruity dari paduan manisnya Cherry & Raspberry, disusul dengan wangi Marshmallow & Gardenia yang lembut dan elegan, dibungkus dengan kombinasi Woody & Suede yang glamour dan long lasting.  Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash White Glow, diperkaya dengan ekstrak Licorice dan Susu, yang membantu merawat kulit hingga tampak bersih, cerah bersinar.

2. Fresh Dazzle

Parfum yang digunakan untuk variant ini diawali dengan  segarnya wangi Bergamot, diikuti wangi Floral Bouquet yang elegan feminin dan disukai wanita, ditutup dengan Musk Amber yang long lasting. Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash Fresh Dazzle, diperkaya dengan ekstrak Yuzu Orange dan anti oksidant dari Green tea, yang menjaga kulit terasa lebih bersih, wangi, segar dan terawat. Saya suka wangi varian duzzle ini :)

3. Soft Beauty


Parfumnya dibuka dengan wangi segar yang clean dari Fruity Aldehydic, dilanjutkan dengan wangi Rose & Violet yang feminine, diakhiri dengan manisnya Tonka Bean & Sandalwood yang premium. Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash Soft Beauty, diperkaya dengan ekstrak Avocado dan Vitamin E, untuk membantu menjaga kulitmu tetap terasa kenyal halus dan  lembut. Hmm, teman-teman bisa nyobain varian ini juga buat body wash di rumah. Aromanya bikin rileks.

Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash memang body wash yang memiliki “superior parfum” dengan skin benefit yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan kulit wanita Indonesia.

Dengan menggunakan Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash membantu saya menjadi semakin percaya diri dan bersemangat untuk tetap produktif di rumah.

Buat semua, saling menyemangati yaaa. Stay safe, stay healthy  dengan tetap produktif di rumah selama wabah korona ini, ya. Semoga berlalu :)

Jangan pura-pura bahagia. Capek! Mau nangis, boleh biar lega. Ngeluh juga ga apa-apa. Pastikan saja "pulang kembali" :)

Tidak ada komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)