Featured Slider

Anak Kecil Demam-muntah-mencret?

1 bulan ini, aku full jadi “bulik sejati” Deandra. Sejati? Yah, dari eek (maaf), makan, tidur, maen, aku sendiri yang nemenin. Ada sih sesekali khadimat yang membantu, tetapi aku selalu di sampingnya. Btw, Deandra (10 bulan), beberapa waktu yang lalu masuk rumah sakit. Pertamma sih Deandra Cuma demam, kata Dokter Rastra (spesialisnya), “Kalo demamnya 380 baru dikasih obat ya, Bu”.
“Jadi, kalo demamnya masih di bawah 380, masih wajar. Tetapi kalu udah diatas itu, perlu minum paracetamol, ex : Tempra, sanmol cs”  

Semaleman demam, ternyata shubuh demam Deandra sudah lebih dari 380, nah sehabis Shubuh, aku baru berani memberinya tempra. Tapi baru beberapa menit, dia muntah-muntah. Minum susu-air putih, beberapa menit muntah. Makan, meski lahap, tapi semuanya keluar. Apapun yang masuk ke mulutnya, beberapa menit langsung keluar semua. Sampai-sampai ada bercak-bercak kuning dalam muntahannya. Demamnya? Ah, demamnya semakin tinggi, karena obat yang masuk ke mulutnya juga ikut keluar.
“Demam itu bukan penyakit, tapi gejala dari penyakit” 
Akhirnya, setelah dibawa ke Rumah Sakit, Deandra disuruh opname, karena banyak cairan yang keluar alias dehidrasi. Oh dear, diinfus. Yah, tangan kanan Deandra diinfus, jarum infuse itu membuat sukses cairan masuk ke tubuhnya sekaligus membuat air matanya mengucur keluar. 30 menit aku berusaha mendiamkannya, menepuk-nepuk punggungnya, mengelus-2lus kepalanya, sekali-dua kali dia diam, tapi menangis lagi, sampai dia mungkin capek dan mulai tertidur. Baru beberapa waktu bias tidur, suster dating membawa jarum suntik, aku was-was, dan terang saja, tangan kiri Deandra diambil darahnya buat check lab L. Setelah dibawa ke kamar inap, Deandra mulai mencret air. Demamnya berangsur turun, tetapi mencretnya lebih sering dari biasanya.
5 hari pasnya Deandra dirawat, banyak sekali pelajaran yang dipetik dari suster-dokter. Bagaimana kalo anak kecil sering muntah? Mencret?. Ini beberapa petikan pesan dari Dokter Rastra.

Kalo anak kecil muntah-muntah, biarkan dia puasa beberapa waktu agar perutnya beradaptasi. Setelah itu, coba beri makan sedikit-sedikit, tiap 5menit 1sendok-berhenti, menunggu apakah dia muntah atau tidak, jika muntah biarkan puasa lagi-beradaptasi lagi, pastikan makanan atau asupan yang masuk ke mulut benar-benar tidak dimuntahkan dengan membiarkan dia berpuasa beberapa waktu
 
Subhanallah, berpuasa? Yah, aku sudah mencobanya beberapa hari yang lalu. Saat Deandra juga mengalami gejala serupa, demam-muntah muntah-mencret. Aku menjaga badannya supaya tidak dehidrasi, tetapi setiap di muntah, aku membiarkannya berpuasa agar perutnya tidak mual-mual.   

"Nah masalah mencret, anak kecil tidak bisa di stop layaknya orang dewasa yang bisa saja dikasih Diapet atau Entrostop. Tetapi anak kecil hanya bisa meminum obat yang bisa menguras seisi perutnya, sehingga bakteri yang berada di dalam perut tuntas-tas-tas. Kenapa diarenya gak bisa di stop dengan diapet-entrostop? Karena usus bayi masih sangat lembut, kalo dikasih obat2 seperti itu akan hancur, lagi-lagi kata Dokter Rastra demikian” 

Biasanya kalo mencret2 kayak gitu, Dokter langsung siaga satu ngasih antibiotic. Tapi harus hati-hati, karena obat antibiotic itu sifatnya keras, bisa jadi eek bayi membuat anus memerah dan infeksi, maka juga harus dicheck anusnya juga kalo mencretnya sering.  

“Aah, disana, disini, dimanapun itu, bagiku, anak kecil gak pernah bikin galau” *Buliknya Deandra 

Oh iya, kalian tau bedanya virus dan bakteri? Kalau virus itu, meski tidak diobati, asal kita menjaga daya tahan tubuh dan asupan makanan, maka virus itu akan hilang dengan sendirinya. Tetapi kalo bakteri agak susah, selain harus menjaga daya tahan tuuh dan asupan makanan, dokter harus memberikan antibiotic untuk mengusir bakteri tersebut. Ini sih disarikan dari Dr Rastra juga :D

Nb : khadimat (Pembantu Rumah Tangga)

2 komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)