Featured Slider

DEPRESI--Tingkatan, Penyebab, Gejala

Salah satu tema talk show Sarah Sechan di Net TV malam ini tentang DEPRESI. Merujuk pada realita banyaknya artis-artis Hollywood yang tenar dengan kepiawaiannya berakting, mendapatkan berbagai penghargaan atas perannya. Namun ironisnya, sebagaian dari mereka memilih bunuh diri karena momok  yang bernama depresi.

Bintang tamu yang dihadirkan semalam adalah Psikolog Poppy Amalia. Meskipun hanya sebentar scene tersebut, namun penyampaian beliau telah memberikan pemahaman secara umum terkait depresi. Atau jangan-jangan kita juga pernah mengalaminya dengan tingkatan yang berbeda.

1.      Tingkatan Depresi
Ada yang ringan, sedang, akuuuuut.

Tingkatan yang ringan masih bisa diatasi misal dengan refreshing, relaksasi, curhat.

Tingkatan sedang butuh ke psikiater. Haduh berarti dulu aku juga pernah dong di tahap ini #ups. Colek Ririn Gagarin, thanks for your bighug. Muah.

Tingkatan akut, orang depresi yang berada di tingkatan ini sudah berhalusinasi tentang khayalan yang dibuatnya sendiri. selain butuh ke psikiater juga butuh mengkonsumsi obat.

Ps : ini hasil resume saya lho, menerjemahkan ulasan di Net TV

2.      Penyebab Depresi
Ada macem-macem sih, yang bisa bikin kalian BT, manyun, muring mungkin juga bisa tuh digolongkan ke klasifikasi ini. Lagi-lagi nih, ternyata aku juga pernah mengalami depresi yang mungkin aku tidak menyadarinya. Karena memang orang depresi tidak mengetahui sumber masalah yang dialaminya dan tidak tau bagaimana cara pemecahannya (problem solving). Berikut saya kutipkan beberapa penyebab depresi dari berbagai sumber, check it out :
a.  Merokok, hello ladies and gentleman, jangan ngrokok ah. Dan ini kenapa saya juga memasukkan criteria calon suami yang akan mendampingi saya #ups.. tolong jangan ngrokok ya, Mas (:p)
b.      Konflik, saya yakin sih tiap orang memiliki masalah. Dan saat kombinasi konflik berkombinasi untuk menyerang kekuatan imunitas iman dan kesabaran kita, ternyata bisa juga menjadi depresi (bilang aja—dengan kekuatan bulan, akan menghukummu!)..ahaha
c.      Banyak make media social. Hayo ngaku yang sehari-hari suka mantengin med-sos? Twitter, facebukiyah, instagram cs jadi teman sehari-hari. Bahkan waktu sama keluarga dan teman, mereka lebih mendominasi waktu dan perhatian? Ayo ngaku! (hiks, sayaaaa)
d.     Domisili, saya membaca berulangkali ulasan tentang domisili ini, karena survey membuktikan penduduk yang tinggal di kote 39% lebih
e.      Obat-obatan, no comment
f.     Banyak pilihan dan terlalu perfect, hal ini membuat orang yadi banyak tekanan dan tuntutan pada diri sendiri

3.      Gejala Depresi
a.   Malas melakukan hal-hal baru, kalau di Net TV semalam disebutkan bahwa orang yang terkena depresi cenderung malas mandi.. ahaha, aku kadang juga gitu, apalagi weekend.
b.  Perasaan labil, menangis sendiri, ketawa sendiri. Emosinya cenderung labil tidak bisa diprediksi
c.    Lebih sering tidur, emang duluuuuuu banget kalo aku lagi ada masalah cara penyelesaiannya adalah tiduuuuuuur. Itu dulu, sekarang enggak :D
d.      Kehilangan minat pada kehidupan, it means they did not have a confident?
e.      Mudah marah

4.      Harus ngapain?
Dan ternyata kecerdasan intelektual dan emosional juga harus diimbangi dengan kecerdasan spiritual (mengutip Ary Gymnastiar). Just my opinion to solve this matter :
a.   Allah is the best creator, bahkan kita ini debu di hadapanNya. Bukankah jelas, di setiap kesulitan ada dua kemudahan? Selalu yakin bahwa Dia adalah penyusun scenario terhebat, inget yaaaa terhebat…
b.  Support keluarga, serius deh keluarga merupakan benteng pertahanan dan kenyamanan saat semua orang meninggalkan. Trust them. Saya pernah dalam posisi lebih mempercayai orang lain daripada keluarga. Mendadak hati saya gerimis mengingat hal itu, inginmemeluk mereka satu per satu. Dan saya yakin dengan pepatah “seorang ayah tidak akan menjerumuskan putrinyaa”, aduh duh menulis ini mata saya meleleh
c.      Lingkungan yang kondusif, pilih teman-teman yang baik. Bulshit kalo kita dilarang milih-milih teman, karena dalam ajaran Islam pun sudah dianjurkan jelas “Bertemanlah dengan orang-orang sholeh-shalihah”, setidaknya mereka akan memberikan saran yang baik-baik.
d.      Nah bagi yang sudah terlanjur depresi, psikiarter bisa membantu.



Ps : ini hanya opini saya, bukan rujukan baku, ambil manfaatnya buang sepahnya..ehehe

Mari hidup sehat, positive thinking. Muah

Tidak ada komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)