Dari judulnya saja
sudah kentara, arah tulisan ini akan bermuara kemana. Hari ini, aku
berinisiatif untuk menagih outstanding
para Klien yang nunggak. Ada sebaba musababnya sih, karena outstanding itu berhubungan dengan pengerjaan divisi Legal. Sempat terbesit
bahwa ini akan membutuhkan manajemen emosi yang baik, nagih gitu lho.
Sempat dipesan agar
nagihnya dengan sopan dan menawan. Mikir juga sih, debt collector ada yang tampan? Pasti gagah dan bermuka garang. Selain
itu nagih nya make maksa—kebanyakan. Lha
ini, disuruh nagih dengan sopan,
menawan dan jangan terkesan nagih. Garuk-garuk kepala.
Jangan pernah
berkomentar tentang apa yang dikerjakan seseorang, sebelum kamu menyelami
dengan melakukannya. Dengan begitu, kita tidak akan memandang sebelah mata
sebuah pekerjaan yang kita anggap remeh temeh. Dulu aku nyengir saat Mbak Fulan
(nama samaran :D) Bagian accounting nangis
gara-gara nagih ke Klien dan
dimaki-maki. Ternyata memang benar, menagih
apalagi masalah uang, butuh manajemen emosi yang baik, setrong poll.
Nagih pertama masih
baik, kedua masih oke, ketiga mau membantu. Nah, yang keempat ini, kliennya
ampun-ampunan. Banyak alesan. Yang semula udah sopan dan menawan berubah jadi
garang, ahaha.
Tutup telepon untuk
ambil nafas dan strategi biar emosinya reda. Memang gak semua Klien baik hati
mau membayar tagihan atas jasa kita. Aku telpon lagi udah gak diangkat, telpon
lagi orang yang bersangkutan bilang lagi on
line. Modus banget, ahaha.
Menagih gak semudah
yang dibayangkan. Butuh manajemen emosi, butuh nafas panjang, dan butuh trik
negosiasi biar yang ditagih memenuhi apa yang kita mau.
Kalian pernah nagih
kayak gitu? Bisa sabar dan berhasil ngadepin orang nyebelin? Kasih tipsnya
yaaaa.
Aku sih sering juga,
nagih nikah juga sering :D
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)