Featured Slider

[Review Film] Surga yang Tak Dirindukan



Desember lalu, sebenarnya saya menunggu-nunggu sekuel keduanya, tapi pihak MD memutuskan untuk mengundur jadwal launching film tersebut. Ah, sebelum nonton yang kedua, saya mau cerita dulu film yang pertama, yang membuat saya magep-magep, ahaha.

Isu poligami memang sangat menarik. Dalam Surga yang Tak Dirindukan, Arini (Laudya Cintya Bella) sebagai istri yang sangat mencintai keluarganya harus menelan pil pahit mengetahui suaminya Pras (Fedy Nuril) menikah lagi dengan Mei Rose (Raline Shah). Arini juga baru mengetahui bahwa ibunya juga dimadu setelah Bapaknya meninggal dunia. 

Kemarahan demi kemarahan membuatnya berniat untuk bercerai dengan suaminya. Namun, ibunya yang digambarkan sebagai sosok protagonis memberikan wejangan kepada Arini bahwa dirinya harus ikhlas (klise banget yak nasihatnya).

Fedy Nuril (yang baru punya anak in the weal world,ahaha) mampu membawakan peran Pras dengan apik. Meski ada beberapa scene yang terkesan dipaksakan. Ketemu Mei Rose di jalan, membawanya ke rumah sakit, trus si Mei berusaha bunuh diri, si Pras deh yang nolongin. Tetapi, karena lagi-lagi jiwa melankolis saya mendominasi, scene-scene yang gak masuk akal bisa tertutupi 😀.

Disamping itu, ada percakapan Arini dengan Bapaknya yang membuat saya meleleh.

"Kamu yakin dia bisa menjadi imam yang baik buat kamu?" tanya Bapaknya

"Siapa sih yang bisa menjamin orang itu baik atau gak, Pak? Kalo bukan kita yang mempercayainya" jawab Arini dengan tersenyum kepada Bapaknya.

Ada juga dialog-dialog Arini yang semakin membuat saya melankolis,

"Surga yang Mas Amran gambarkan begitu indah. Tapi maaf, bukan surga itu yang aku rindukan"

Pernyataan Arini itu mewakili perasaan ibuk-ibuk lho. Surga yang dijanjikan saat ia ikhlas dipoligami bukan surga yang didambakannya. Jadi jangan melemparkan pertanyaan retoris kepada wanita yes kalo gak mau disambit. "Eh, kamu setuju gak sama poligami?", karena jawaban dan penjelasannya panjaaaaaaaaang.

Original Soundtrack

Krisdayanti didapuk sebagai pengisi suara dalam Surga yang tidak dirindukan 1. Syairnya pas banget sama filmnya. Aaaah, entah bagaimana saya kok bisa magep-magep nonton film ini. Soundtrack-nya pun sempat menjadi teman begadang ngerjain makalah. Easy listening kok!

Ending

"Kamu sudah berhasil menghancurkan dongeng saya, hanya untuk menghidupkan dongeng kamu", Arini begitu terpukul menghadapi kenyataan bahwa dirinya telah dimadu. Endingnya sih, Mei Rose mundur teratur dari kehidupan Pras dan Arini. Mei Rose juga menitipkan anaknya kepada Arini. 

Eh jangan sedih, kepergian Mei Rose itu belum jadi akhir segala cerita, ahaha. Film serial keduanya lebih seru karena Reza Rahardian ikut nimbrung. Waaaaaah, cannot wait to watch it! 

2 komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)