Featured Slider

3 Tips Utama Saat Backpacking ke Padang


Setelah bertahun-tahun harus puas hanya menginjakkan kaki di ‘cabang Tanah Minang’ yang ada banyak di Pulau Jawa alias Rumah Makan Padang, akhirnya cita-cita teman saya berkunjung ke ibu kota Provinsi Sumatera Barat itu tercapai juga. Kota yang sudah sejak lama ada di dalam bucket list-nya itu pun akhirnya resmi menjadi kenangan setelah setia menjadi sebuah impian. Makanya saya pun semangat menuliskan pengalamannya untuk dokumentasi saya sendiri, siapa tahu nanti giliran saya bisa menjejakkan kaki di Padang *kedipin suami* 💓

Sebenarnya tujuan awal dia bukan di Kota Padang, melainkan Bukittinggi. Obsesi melihat Jam Gadang sejak guru IPS di SD menceritakan di depan kelas itu pun akhirnya semakin menguat setelah mencari lebih banyak informasi daya tarik di kawasan ini. Saya masih ingat betul saat Uni Via, sahabat saya yang asli Minang menceritakan bagaimana indahnya Bukittinggi dan Mikha menyimaknya dengan takzim. 

Maka setelah membuat daftar apa saja yang harus dilakukan dan dikunjungi, Mikha whatsapp saya "Ayaaaaa, aku mau ke Padang! Finally  kesampean juga....". Saya yang membaca pesan watsapp-nya pun ikut senang dan merasakan euforianya. Akhirnya Mikha siap menginjakkan kaki ke tanah kelahiran rendang yang begitu mahsyur. 

Tentu saja, konsep perjalanan yang saya lakukan kali ini adalah backpacking. Dia memang hobby sekali mengangkat ranselnya sendiri atau share cost dengan teman lainnya.  Tak harus fasilitas serba luks, yang terpenting adalah memaksimalkan pengalaman dengan dana seminimal mungkin. 

Nah, setelah pulang dari Padang, Mikha nyerocos menceritakan pengalamannya saat backpacking ke Padang. Jika ditotal, perjalanan tiga hari yang dilakukan Mikha menghabiskan dana kurang dari Rp. 3.000.000,00. Meski dia merasa masih sedikit mahal, tetapi Mikha cukup puas dengan perjalanan ke Padang kali ini dengan cara-cara berikut.

Memilih Tiket Pesawat dan Penginapan yang Ekonomis

Boleh dibilang, pengeluaran paling besar yang dilakukan Mikha ada pada tiket pesawat. Pasalnya, ia mengambil rute penerbangan Surabaya-Padang yang memang berharga lebih tinggi daripada rute Jakarta-Padang. Namun jika yang berdomisili di Surabaya harus pergi dulu ke Jakarta untuk harga yang lebih murah, tentu lebih tidak efisien, bukan? Oh iya, sebelum ke Padang, Mikha ke Bromo dulu. Jadi, dia lebih memilih bandara Surabaya yang terdekat. Memang gadis satu itu nggak ada capeknya! Libur panjang akhir tahunnya dipakai pelesiran yang membuat saya envy.

Mikha cerita kalau dia memilih tiket promo Lion Air untuk harga yang paling ekonomis. Sementara itu untuk penginapan, seperti perjalanan sebelumnya, Mikha menggunakan Airy Rooms. Ada banyak pilihan akomodasi di lokasi strategis dengan harga bersahabat dan fasilitas lengkap yang tersedia di situs ini. Saya sudah familiar sih dengan Airy Rooms, karena beberapa teman blogger pernah mengulasnya juga

Menentukan Agenda Pasti Setiap Hari

Di samping urusan tiket dan akomodasi, itinerary juga sangat penting. Menentukan lokasi mana saja yang harus dituju dalam satu hari sangatlah krusial karena:
  1. menghemat tenaga;
  2. menghemat waktu yang terbatas; dan 
  3. menghemat ongkos perjalanan; 
Karena itulah, saya bisa menyimpulkan dadi cerita Mikha kalau ia selalu menghindari bersikap impulsif tentang apa yang akan dikunjungi dan dilakukan selagi berada di tempat tujuan. Dengan mengetahui tempat apa saja yang akan dituju, akan lebih mudah untuk membuat rute perjalanan. Mengurutkannya pun dapat dimulai dari tempat terjauh atau terdekat—yang terpenting berurutan.

Seperti contoh, karena kedatangan Mikha saat itu adalah sore hari (sesuai jadwal keberangkatan maskapai), maka ia tahu tidak akan banyak waktu untuk menjelajahi wisata alam di hari pertama. Untuk itu, hari pertama lebih banyak Mikha habiskan untuk wisata kuliner dan berkeliling kawasan kota, menikmati suasana dan budaya lokal. Baru di hari selanjutnya, Mikha pergi ke Bukittinggi dan mengunjungi beragam objek wisata lainnya. 

Mencari Informasi Kendaraan Lokal dan Biaya Lainnya

Karena tidak ada sanak saudara maupun teman yang merupakan penduduk asli (dan bisa dijadikan sebagai tebengan), maka waktu itu Mikha harus menyiapkan dengan baik transportasi yang akan digunakan untuk mengeksplorasi. Mulai ongkos bandara ke hotel (ia memilih taksi daripada Damri sebab berdua dengan seorang kawannya dan lebih hemat) hingga sewa mobil untuk eksplorasi beberapa kota sekaligus, semua sudah disiapkan dengan matang.

Berbekal itinerary, Mikha juga sudah menyiapkan dana yang harus dikeluarkan untuk mengunjungi setiap objek wisata. Meski secara umum harga tiket masuk tiap destinasi tidaklah mahal, jika tidak disiapkan sejak awal tentu berisiko pada pembengkakan pengeluaran, bukan? Oleh karena itu, ia selalu mencari informasi paling update terkait harga tiket masuk tempat wisata tujuan.

Nah, itulah tiga hal utama yang saya simpulkan dari obrolan saya dengan Mikha karena saking mupeng-nya. Dia menyiapkan perjalanan backpacking ke Padang kali ini (dan pada perjalanan-perjalanan ala bacpacker lainnya). 

"Coba aja kepoin tiket pesawat domestik murah dari Airy, Ay! Bisa menghemat budget liburan. Aku aja ketagihan pengin ngetrip lagi", katanya sambil menyeruput mango float-nya. "Ah iya, sekalian baby moon kan? Ahaha" belum sempat menjawab, Mikha sudah menyeringai menggoda buat mengagendakan jalan-jalan.

Teman-teman ada rencana backpacking kemana? 😉

3 komentar

  1. paling suka ke padang itu makan sate padang di bukit tinggi

    BalasHapus
  2. Baru bisa mencoba ke Warung Padang di Jogja. Tp blm pernah ke Padang. Hehehe

    BalasHapus

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)