Beberapa tahun pernah tinggal di Solo, saya hanya melewati Taman Satwa Taru Jurug (Selanjutnya disebut TSTJ/Kebun Binatang Solo). Padahal, tempat ini sangat moncer di luar daerah. Yaah, kayak Jakarta punya monas yang sering dilewati, namun justru hampir tidak pernah dikunjungi. Kebun Binatang Solo pun demikian halnya.
“Mbak, yuk main ke Jurug!” ajak teman saya waktu itu. Hanya saja, beberapa kesempatan mau bertandang kesana selalu saja gagal karena beberapa hal.
Makanya, saat ada kegiatan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa, saya tertarik untuk ikut, salah satunya karena lokasinya di Kebun Binatang Solo. Saya baru mengetahui isi dan pemandangan yang ada di Kebun Binatang Solo saat acara “Visit Kebun Binatang Solo” yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa dengan Sasakawa Peace Foundation dari Jepang. Saya semakin tertarik karena projek sosial yang diusung bertujuan untuk memberdayakan UMKM dan merevitalisasi Kebun Binatang Solo.
Sebelumnya, saya sebatas tahu kalau Dompet Dhuafa itu adalah lembaga untuk menyalurkan zakat, infaq, sodaqoh dan wakaf saja. Tetapi ternyata juga memberdayakan masyarakat melalui beberapa programnya dengan menggandeng pihak ketiga untuk melakukan kolaborasi. Salah satunya projek sosial ini.
Ternyata Dompet Dhuafa bertujuan untuk mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf serta dana lainnya yang halal dari perseorangan maupun kelompok. Selama lebih dari 23 tahun, Dompet Dhuafa memberikan kontribusi bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi dan kebencarnaan serta CSR.
Bapak Yudha Abadi, selaku Direktur Pengembangan Jaringan Dompet Dhuafa, dalam sesi tanya jawab dengan Blogger memaparkan goals dari pemberdayaan masyarakat di Kebun Binatang Solo adalah agar UMKM-nya berdikari dalam segi ekonomi. Selanjutnya, beliau menegaskan ingin menjadikan Kebun Binatang Solo tidak hanya sebagai tempat wisata, namun juga pemberdayaan dan edukasi bagi anak-anak.
Perwakilan Pemkot Solo, Sasakawa Peace Foundation, Direktur TSTJ, dan Dompet Dhuafa |
Kolaborasi dan Sinergi Beberapa Pihak
Saat sesi diskusi dengan Blogger Solo |
Untuk mewujudkan projek tersebut, Dompet Dhuafa dengan Sasakawa Peace Foundation Jepang berkolaborasi dan bersinergi. Akiko Horiba, selaku Program Director and Senior Program Officer Asia Peace Initiatives Departements, sangat mendukung projek sosial ini. Selain itu, Mr. Kazuhiko Tada, yang merupakan Director Tono Magokoro Net, memiliki goals yang sama untuk menyukseskan projek tersebut. Mr. Tada yang merupakan social workers untuk beberapa kegiatan sosial dan fokus terhadap pemberdayaan kemanusiaan ingin merevitalisasi Kebun Binatang Solo, khususnya Taman Gesang, agar lebih multifungsi.
Memang sih, beberapa spot di Kebun Binatang Solo, terutama Taman Gesang, saat ini membutuhkan revitalisasi. Makanya, dalam sesi diskusi, Pak Bimo selaku Direktur TSTJ menyambut baik projek ini. Pemerintah Kota Surakarta juga memberikan dukungan terhadap rencana ini. Bapak walikota yang diwakili salah satu staf-nya memberikan sambutan dan berharap kolaborasi dan sinergi ini akan menjadikan Kebun Binatang Solo menjadi tempat wisata yang nyaman untuk masyarakat dan dapat menjadi tempat edukasi bagi anak-anak.
Taman Gesang |
Nah, dalam sesi tanya jawab, saya sempat menanyakan mengenai konsep apa yang yang diusung dalam kolaborasi antara Dompet Dhuafa dan Sasakawa Peace Foundation untuk memberdayakan masyarakat di Kebun Binatang Solo. Berdasarkan jawaban Pak Bimo, saya mengetahui bahwa projek ini merupakan program berkesinambungan yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa. Sebelumnya, Dompet Dhuafa sudah pernah mengadakan beberapa projek sosial di Kebun Binatang Solo, antara lain:
Pemberian 25 shelter
Penyelenggaraan pentas budaya
Pemeriksaan dan pemberian kacamata gratis
Penyelenggaraan pentas budaya (lagi)
Bersinergi dan berkolaborasi dengan Sasakawa Peace Foundation di Kebun Binatang Solo.
Pak Bimo, Mr. Tada, Mrs. Akiko, dan Pak Yudha |
Mr. Tada dan Mrs.Akiko yang berkeliling ke Kebun Binatang Solo dengan Blogger |
Dompet Dhuafa membuka akses modal, khususnya di Kebun Binatang Solo dengan memutus pinjaman-pinjaman dengan pihak ketiga. Jadi, UMKM yang ada di Kebun Binatang Solo diberi pinjaman dengan konsep bagi hasil, dan pengembalian pinjaman tersebut dikelola Dompet Dhuafa untuk memberdayakan masyarakat lagi.
Seperti yang saya uraikan di awal, Pemerintah Kota Surakarta mendukung dan memberikan kesempatan untuk pihak Kebun Binatang Solo mengembangkan manajemennya dengan bekerjasama dengan pihak ketiga. Hal ini dibuktikan dengan ada perubahan peraturan yang mengatur bahwa sebelumnya Kebun Binatang Solo berbentuk Perusda, sekarang sudah menjadi Perumda. Dengan perubahan tersebut, Kebun Binatan Solo dapat menerima bantuan hibah dari manapun untuk mengembangkan Kebun Binatang Solo.
Solo dan Jepang menjadi Sister City
Tono merupakan kota yang sangat asri dan indah dan telah menerapkan eco-tourism. Ke depannya, Tono dan Solo bisa menjadi “sister city”, dengan kata lain, konsep eco-tourism dan keindahan yang ada di Kota Tono, Jepang dapat diterapkan juga di Solo.
Sebagai bahan informasi, Kota Tono memiliki kemiripan dengan Kota Solo, baik dari keindahan kotanya dan budaya dan dimilikinya. Oleh karena itu, Mr. Tada memiliki beberapa ide dan gagasan untuk “merevitalisasi” Taman Gesang yang ada di Kebun Binatang Solo, agar anak-anak atau para remaja dapat menikmati sejarah dan budayanya, khususnya tentang Bengawan Solo dan Gesang.
Hayo, siapa yang masih ingat dengan lagu hits yang diciptakan oleh Gesang yang berjudul “Bengawan Solo”? *tutup muka*
Komitmen Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan Sasakawa Peace Foundation dalam melestarikan budaya melalui pemberdayaan masyarakat di Kebun Binatang Solo menjadi salah satu langkah yang solutif. Khususnya dalam memperbaiki infrastruktur di Taman Gesang yang ada di Kebun Binatang tersebut.
Dompet Dhuafa telah menawarkan kerjasama holistik dengan Jepang untuk merenovasi Taman Gesang dengan program skala kecil, menengah dan besar. Diharapkan, di Kebun Binatang Solo menjadi sarana hiburan dan edukasi bagi keluarga, khususnya anak-anak untuk mengenal Gesang sebagai sang maestro keroncong. Semoga projeknya terlaksana dengan baik.
Oh iya, Teman-teman ada rencana mau berkunjung ke Kebun Binatang Solo, juga? Sebagai bahan informasi, bisa disimak hal-hal di bawah ini ya:
Tiket Week days: Rp. 10.000
Tiket Weekend: Rp. 12.000
Lokasinya sangat strategis: Jalan Ir. Sutami No. 40, Kentingan, Jebres (kecamatan), Surakarta / Solo (kota) atau tepatnya di samping kampus Universitas Sebelas Maret.
Yang nggak mau capek jalan, di sana ada kereta mini untuk mengelilingi kebun binatang. Kalau kemarin saya lagi niat thowaf alias jalan kaki, ehehe. Nah, ini beberapa spot dan koleksi satwa di TSTJ.
Anak-anak yang riang berkunjung ke TSTJ |
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)