Hai Naak,
Saat ini kamu sedang senang-senangnya di bagian kanan perut ibu. Entah itu kaki, tangan atau bagian tubuhmu yang lain, hal itu membuat ibu makin excited mengajakmu berbicara.
Sudah 38 Minggu, mau kapan ketemu Ibu, Naak? Ingin menuliskan ini di usiamu yang ke 37 Minggu, ketika dokter Azzam bilang kalau kamu sudah 3.3 kilo. Ibu hanya senyum-senyum merasa guilty karena suka makanan yang manis-manis dan membuatmu cepat bertumbuh besar dalam rahim ibu.
Terima kasih untuk selalu kuat, Naak. Apalagi seminggu terakhir ini Ibu seperti rungsing menyelesaikan pekerjaan Ibu sebelum menyiapkan pertemuan kita. Kamu nice sekali saat seharian ibu berjibaku kemarin. Sesekali ibu mengusap perut dan mengajakmu berbicara lagi dan lagi. Menanyakan kamu sedang apa, nanti mau makan apa dan berjanji saat usiamu 38 Minggu, Ibu akan concern menyambutmu.
Ibu menepatinya, Naak. Ibu mencoba menepati janji untuk fokus bertemu denganmu. Menyiapkan popokmu, sarung tangan, bedong dan perlengkapan lainnya ke dalam tas cokelat pemberian Mbak Khansa. Ibu juga rajin jalan kaki, berenang dan yoga. Menyugesti dan mengafirmasi diri Ibu untuk lebih nyaman bertemu dan menyusuimu nanti.
Naak,
Banyak yang mendoakanmu. Bahkan mencintaimu, padahal belum pernah sekalipun bertemu. Ada Kakung (Bapak dari Ibu) yang semangat sembuh dari diabetesnya karena ingin mendoakan kelahiranmu dan juga menggendongmu. Uti (Ibu dari Ibu) yang sejak awal menginginkanmu, selalu saja menanyakan "Anakmu mau makan apa?" Padahal kamu masih berada di perut ibu. Uti yang sepulangnya dari haji berlari menuju ibu untuk memberikan kurma yang katanya bisa mempercepat memberi keturunan, padahal saat itu di rahim ibu sudah ada kamu berusia 10 Minggu. Bagaimana ibu melihat Uti berkaca-kaca waktu mendengarnya. Ia tergugu karena merasa doanya di Baitullah dibayar lunas saat pulang.
Ibu sudah menyiapkan nama untukmu, Naak. Sebenarnya papimu yang mendapatkan previlage ini, tapi ibu merengek untuk mengusulkan nama panggilanmu. Semula papi tidak setuju dan manyun, namun melihat ibu selalu mengajakmu bicara dan memanggil namamu, papi menjadi luluh. Ah iya, panggilan "papi" yang semula terdengar weird menjadi familiar. Papi ingin dia memanggilnya dengan sebutan itu, Naak. Ia pun juga sudah tidak sabar untuk bertemu dan mengadzanimu.
Kata dokter, kamu belum masuk panggul Ibu. Tidak mengapa, Naak. Ibu akan lebih giat mengajakmu jalan pagi dan sore mengelilingi pasar dekat rumah. Kamu suka kan? Saat ibu menceritakan tukang buah langganan ibu. Tempat sayur yang harganya murah. Sampai-sampai 2 kilo jalan kaki bolak-balik tidak terasa. Sepertinya kamu juga menikmati yoga yang ibu lakukan ya? Setiap tarikan nafas yang ibu lakukan, beberapa kali perut Ibu kaget ditendang. Beberapa gerakan membuat ibu lebih rileks menata emosi, nafas dan seakan-akan menyatu saat mengajakmu berbincang dalam diam. Membujukmu agar mau masuk panggul Ibu.
Naak,
Ketika kata "rileks" menjadi benar-benar absurd maknanya, ibu selalu ingat kamu yang juga berjuang untuk tetap sehat di rahim ibu. Keegoisan ibu lama-lama meluruh pelan-pelan. Sesekali menangis tanpa sebab, sedih tanpa alasan dan mood swing yang membuat ibu sering uncontrolled. Dan kamu adalah muara penyembuhnya, meskipun banyak yang bilang itu wajar karena "hormon" kehadiranmu. Tapi, ibu berkali-kali minta maaf padamu saat air mata itu bercucuran. Ketika perasaan ibu tak menentu. Lagi-lagi, kamu yang menguatkan ibu. Karena selama 38 Minggu ini kamu sungguh kuat menjadi penyemangat ibu.
Naak,
Dalam hal ini, yang paling berat bukanlah melawan orang lain. Tetapi melawan diri sendiri. Ah, rasanya terlalu dini menceritakan tentang ini, Naak. Tapi akhir-akhir ini, ibu melawan diri ibu sendiri, tentang ego, ambisi dan hal-hal yang membuat kata "rileks" menjadi abu-abu. Doktermu bilang kalau kamu bisa merasakan apa yang ibu rasakan, maka ibu semangat untuk selalu memberikan dan mengafirmasi sesuatu yang positif, agar kamu merasakan nyaman di rahim ibu.
Sampai bertemu nanti, Naak. Bertemu ibu, papi, eyang-eyang dan orang-orang yang juga menunggumu. Ada titipan cinta dan doa dari mereka untukmu, semoga kamu senantiasa sehat selalu dan lancar saat bertemu ibu.
Cinta ibu untukmu lewat tulisan ini, Ray. Semoga menjadi berlian ibu dan papi.
part uti lari bawa kurma dari mekah bikin mata aku berembun kalau almh ibu aku masi ada pasti seneng kyk uti y smg sehat ya mba Aya lancar semuanya aamiin
BalasHapusNak Ray saling support sama ibu y jd tim solid di hari H :)
Sehat sehat ya Mbak..
BalasHapusSemoga lancar persalinannya :)