Featured Slider

#2019JadiASN, Seleksi Tes Kemampuan Dasar CPNS Dosen

Tahun ini menjadi tahun keenam saya ikut tes CPNS (sekali lagi dapet piring deh, ahaha). Dan tahun ini juga adalah tahun dimana saya semangat 45 dalam menyiapkannya. Mulai dari menyiapkan syarat-syaratnya hingga menghadapi TKD saya benar-benar mempersiapkannya. Pokoknya tahun ini lebih greget aja ikutnya.


Tahun lalu saya ikut, tapi nggak lolos administrasi. Entah salahnya dimana, tapi tahun kemarin itu merasa gagal sebelum perang. Makanya tahun ini saya membaca berulangkali syarat buat CPNS. Apalagi serumah sama Bapak Ibu. Mereka berdua tiap hari nanyain, "Udah daftar, wuk? Kurang apa aja?". Rasanya mereka yang paling semangat banget kalo saya jadi daftar CPNS.

Dosen di Solo


Ada 2 instansi inceran saya. Satu jadi dosen di Solo, satu lagi jadi analis hukum di Jakarta. Karena yang memungkinkan ujian di Jogja adalah pilihan pertama, makanya saya memilih formasi dosen. Saya nggak mungkin membawa atau meninggalkan Ray ke Jakarta :D. Makanya pilihan dosen adalah pilihan yang paling logis. Ternyata suami dan keluarga besar cocok dan saaaaangat mendukung (karena dekat Klaten bisa fleksibel ketemu).

Sempat mengirim berkas 2 kali karena ada salah satu berkas yang nggak terkirim membuat saya worry gagal di administrasi. Maklum, tahun lalu gagal di tahap awal rasanya kok nyesek banget. Tapi alhamdulillah kali ini lulus administrasi :D. Ternyata yang ga lolos juga banyak lho,huhu *inget tahun lalu.

Sebulan sebelum tes, saya belajar soal-soal dan trik menjawab. Apalagi soal TIU yang banyak hitungannya. Saya ngungsi ke rumah ibu 2 bulan buat CPNS an ini *niat banget kan*. Karena saya mudah terdistraksi, jadi butuh suasana tenang (dan bahagia) buat belajar. Dekat ibu membuat saya bahagia, jadi saya bisa belajar *soal silogisme*, ahahaha.


Tes Kompetensi Dasar


Saya dapat lokasi tes di aula SMA Muhammadiyah 7 Jogja jam ketiga (jam 1). Alhamdulillah paginya nggak terburu-buru dan bisa mengulang materi UUD. Saya lebih paham belajar melalui youtube daripada baca teks, huhuhu.

Sesampai lokasi, saya mencari tempat yang nyaman buat Ray. Ternyata nggak cuma saya yang tes bawa bayi, ada beberapa ibu-ibu yang menggendong cucunya di sekitar aula. Saya lupa nggak bawa bantal, huhu.


Ray saya susuin sampai kenyang dulu trus saya tinggal salat dhuhur. Saya langsung registrasi ke panitia. Berbeda dengan cpns sebelumnya, kali ini beneran tertib diatur. Mulai dari pemeriksaan pake sensor sampai barisannya pun diatur biar nggak desak-desakan. Oh iya, yang pakai bros harus dilepas dan diganti peniti besar yang disediakan panitia. Segala aksesoris jam dan perhiasan juga harus dilepas. Kuncir rambut aja harus pake kuncir gelang yang buat tali es lho. Selain itu disuruh nyopot.


Di luar ruangan ada kursi-kursi buat nunggu. Yang lulus sensor, tangannya dikasih cap. Kalau misal sudah masuk dan mau keluar lagi diperbolehkan, tapi nanti pas masuk ke ruangan akan diperiksa lagi.

*ini kapan mau cerita soal TKD nya sih? SABAR*

Saya masuk aula dan di dalam sudah diarahkan panitia. Yang ikutan tes buanyak banget. Lagi-lagi, cpns tahun ini spesial, beberapa teman saya nggak lolos di TKP yang katanya soalnya banyak yang menjebak.

Setelah beberapa pengarahan dari panitia mengenai penggunaan CAT. Akhirnya saya memulai mengerjakan soal. Bismillah! *ikat kepala*

Soal TIU. Bagian ini saya kerjakan pertama kali karena bagian ini yang menjadi kelemahan saya: nanyak itungannya :(. Tentang persamaan x dan y ada 3 atau 4 soal yang keluar. Saya udah diajarin Menik dan latihan soal. Lha kok ngerjain soal serupa, udah 5 kali dihitung tetep aja nggak ketemu jawabannya *nangis kejer*. Selain Menik, saya juga diajarin suami buat soal hitungan. Tapi tetep kenapa endingnya zonk *yang penting usaha!*.

Karena berpacu dengan waktu, hasil yang nggak ketemu, makanya saya pilih jawaban A. Setiap jawaban yang nggak bisa, saya nggak menghitung kancing. Tapi saya langsung milih A. Artinya AYAAAA (becanda ding). Padanan kata atau sinonim juga keluar. Silogisme juga keluar. Ide pokok tulisan juga keluar. Pokoknya yang Bahasa Indonesia saya bisa menjawabnya. 

Gambar berpola ada 4 atau 5 yang keluar. Aritmatika sederhana juga keluar. Waktu susul menyusul juga keluar dan saya juga ga ketemu jawabannya. Saya memastikan harus menjawab 17 benar biar lolos passing grade. Kok ya ternyata pas banget. TIU saya dapat 85, ahahaha. 

Keluar ruangan saya curhat habis-habisan sama suami yang entah bagaimana nggak usah belajar aja, dia TIU-nya bisa tinggi. Logikanya jalan kalo soal hitungan. BAGAIMANA BISA SIH, UDAH NYORAT NYORET 5X TAPI JAWABANNYA NGGAK KETEMU JUGA! HUFT. Suami cuma cengar cengir. Yang penting lulus passing grade kan? Akhirnya saya nggak jadi kesel, ahaha.

Soal TKP. Tes kepribadian ini jawabannya mirip-mirip. Sedangkan soalnya bikin sakit mata saking panjangnya. Pilihannya ada 4, yang satu nyeleneh, ketiganya mirip-mirip dan benar semua. Padahal tiap jawaban ada poinnya. Makanya tahun ini banyak yang nggal lolos passing grade di bagian ini. Kalau saja saya memilih jalur umum, saya juga nggak lulus di bagian ini, karena nilai saya cuma 138 :D.

Soal TWK. Love banget pokoknya sama bagian ini! UUD 45 yang udah apal di luar kepala, nggak keluaaaaaar sama sekali,ahaha. Yang banyak keluar adalah pengamalan pancasila. Kayak menghambur-hamburkan uang dan korupsi melanggar sila berapa. Peristiwa sampit bertentangan dengan sila berapa. Pokoknya kalau paham P4, pasti bisa!

Setelah selesai mengerjakan TWK, saya masih punya waktu 7 menit. Dan saya balik lagi ke soal TIU yang jawabannya ragu-ragu. Nawaitu menghitung kok ya tidak ketemu, yaudah pasrah. 2 menit menghitung mundur mendadak saya deg-degan. Ingat bapak ibu. Ingat Ray. Ingat tentang perjuangan kemarin ketika 2 hari PD sempat mengkal sakit banget dan pas mau ujian sembuh sendiri. END. NILAI KELUAR.

110, 85, 138

I cry on. Nggak tahu kenapa nangis sendiri sampai tergugu. Samping kanan kiri terlihat nangis juga. Inget banget, mbak-mbak sebelah kiri saya bilang sambil ngepuk-puk pundak "Nggak apa-apa Mbak, besok tahun depan kita coba lagi". Dia dan temannya nggak lulus karena tidak memenuhi passing grade. Saya nangis karena terharu bisa lulus TIU yang itungannya susah :(.

Saya keluar nunggu agak sepi. Pas di luar, suami ngusap-ngusap kepala sambil senyum. Trus saya curhat yang tadi kalo saya nggak bisaaaaa. Beliau udah tahu hasilnya dari layar. Saya tahu ibu habis nangis. Nangis bahagia (mungkin), karena dari awal, beliau yang paling bahagia saat tahu kalau saya memilih dosen di Solo.


Ketika kita merasa tidak bisa apa-apa, doa orangtua yang menjadi tameng kekuatannya

Bismillah, semoga bisa ikut ke tahap SKB. Teman-teman ikut CPNS juga tahun ini? :)

3 komentar

  1. Kemarin nyari info kontrakan di deket UNS, karena ini mbak? Barakallah...

    Aku baru ikut 3X dan belum ada yang rejeki. Tes pertama, gagal karena nggak lolos passing grade di TWK. Tes kedua, kalah di peringkat. Aku peringkat 12, e yang diambil buat lanjut SKB cuma 6 orang. Terakhir kemarin, gagal di TKP. Cuma dapet 117 *kecil banget :(

    Pengalaman yg TWK kurang lebih sama. Kemarin aku juga optimis dpt skor tinggi karena udah bikin rangkuman pasal-pasal gitu. Eh pas tau soal e, lha kok malah kaya gitu. Beda jauh sama soal2 tahun sebelumnya

    BalasHapus
  2. wah aku ga ikut mba Aya keburu pengsan wkwkwk soalna wes bosen ikutan ga lolos bae tapi ga tau tahun ini hehehe selamat semoga lolos SKB

    BalasHapus
  3. Selamat yaaa. Moga bisa lancar lagi ke depannya yaa. Doa ibu bapak itu memang luar biasa ya.duh itu si gundul lucunya 😁

    BalasHapus

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)