Featured Slider

Menyikat Gigi pada Bayi

PR menjadi Ibu banyaknya ya Allah. Belum lulus tentang MPASI, udah disuguhin berat badan anak. Keduanya remidi terus, eh adalagi yang lainnya. Yang paling gress yang saya lakoni adalah menyikat giginya Ray. Perjuangan Allahuakbar!

Saya menyikat gusi Ray pertama kali mungkin ketika dia usia 4 bulan. Sekalian mengelap mulutnya dengan kasa dibasahin air hangat. Meskipun belum punya gigi, saya rajin mengecek gusi dan mulutnya, memastikan bersih dari sisa air susu. Pernah lihat mulut bayi putih kan? Nah, itu katanya bekas asi dan sebaiknya dibersihkan.

Gigi pertama Ray

Ray tumbuh gigi pertamanya ketika usia 7 bulan. Gigi seri bagian atas dua biji. Trus nggak berapa lama, mungkin selang sebulan, tumbuh lagi di bagian atas. Jadi empat biji. Nah, ketika tumbuh yang kedua, dia demam 4 hari. Pas banget sebelum saya ujian esok harinya. Alhamdulillah pas mau berangkat ujian, dia udah ga demam, cuma agak ngeces aja. Mungkin karena gusinya ngilu.

Pernah baca kalau demam nggak ada hubungannya atau jangan dikaitkan dengan tumbuh gigi. Tapi nyatanya memang Ray beneran demam sampai 39 dan ga mau makan. Mungkin benar kalau jangan selalu mengaitkan demam dengan tumbuh gigi, tapi kebanyakan anak batuta (bawah dua tahun) masih masa-masa tumbuh gigi yang kadang menyebabkan demam. Saya juga pernah mengalami geraham mau tumbuh aja sampai demam dan nyeri, apalagi anak-anak kan?

Nah, sejak tumbuh gigi, saya beli sikat bayi, yang modelnya sedikit bergerigi dan  dimasukkan ke jari dan digosokkan ke giginya Ray setiap mandi. Sesekali mau, tapi kalau lagi nggak mau, dia beneran rapet banget mulutnya. Selain menggosok giginya, saya juga mengelap pakai kasa basah. Oh iya, untuk air kumurnya, saya memakai air matang karena pasti ditelan sama Ray :p.

Pakai Sikat dan Pasta Gigi

Udah pakai sikat bayi, rajin di lap pula. Eh, giginya Ray kuning dan agak grupis di bagian atas :(. Padahal Ray juga ga makan yang manis-manis, lho. Saya searching dokter gigi anak di Klaten belum nemu-nemu, dan alhamdulillah ada rekomendasi dari teman saya, namanya dokter Utami. Pengen konsultasi dan memeriksakan giginya Ray kok waktunya belum pas, huhu.

Akhirnya saya sharing sama Ririn. Dulu waktu Ray fimosis, dia nanyain ke dokter bedah di Rumah Sakit tempat dia bekerja. Kali ini saya juga ditanyain langsung ke dokter spesialis gigi. Aaaa, peluk Ririn! :*

Saya disuruh memfoto giginya Ray. Makanya pas tidur saya foto kondisi giginya dan mengirimkan ke Ririn. Trus Ririn nanyain ke dokter dan jawabannya diskrinsut ke saya. Jadi, beliau bilang kalau giginya Ray ada yang patah sedikit yang bagian atas. Mungkin karena benturan pas main atau pas menggigit kuat makanan yang teksturnya keras.

Selanjutnya, beliau menganjurkan untuk mentikat gigi Ray pakai sikat gigi anak. Kalau mau pakai pasta gigi, pilih yang komposisinya tidak berflouride. Karena seringnya bayi selalu menelan saat pasta gigi digosokkan ke giginya. Emang bener sih. Ray selama ini selalu menyesap sikat giginya.

Mengajari bayi sikat gigi

Tantangan banget mengenalkan sikat gigi sama Ray. Sejak dianjurkan dokter untuk menyikat giginya biar gak kuning dan grupis, saya membelikannya sikat gigi sendiri. 

Beberapa hal ini saya lakukan ketika mengajari Ray sikat gigi:

1. Menggosok gigi di depannya

Saya selalu menggosok gigi di depannya. Saya juga menyuruh Khansa menggosok gigi menggunakan pasta gigi. Awalnya acuh tak acuh tapi lama-lama Ray menirukan. Yang paling drama adalah ketika memintanya untuk membuka mulut. 

Meskipun sering disikat dan saya masih mengelapnya dengan kasa basah, giginya Ray bagian atas tetap kuning dan grupis :(. Apa dulu saya kurang mengonsumsi kalsium waktu hamil? Huhu. Jadi pengen ke dokter langsung buat ngecek dan konsultasi.

2. Pastikan in a good mood

Menyikat gigi bayi itu butuh sabar, ahaha. Kalau bayinya gak mau, kadang kitanya yang gemes banget. Ray gak selalu mau disikat. Dia pegang sikat gigi sendiri, tapi lebih suka menyesap bagian bulunya. Menyikat sekenanya karena meniru saya melakukannya. Tapi pas saya yang membantunya menyikat giginya? Hmmm, crancy! Nangis langsung.

Sekali saya memaksakan menyikat giginya. Dia nangis kejer. Karena giginya beneran kuning banget kalo gak disikat, huhu. Tapi setelah itu udah, saya gak memaksanya lagi. Saya nyari alternatif lain biar Ray sendiri yang sukarela disikat giginya. Makanya kalau pas mau mandi, saya memastikan diri saya in a good mood. Dalam kondisi yang moodnya beneran bagus biar gak gatel maksain anak sikat gigi.

Untuk masalah gigi, saya beneran concern banget. Dio, Dea, iqbal, Khansa sama Lintang yang tahu banget tentang hal ini.

3. Membelikan sikat gigi lucu

Kenapa harus disikat? Apakah dilap pakai kasa yang dibasahi air saja tidak cukup? Atau pakai sikat yang dimasukkan di jari telunjuk kurang nampol? Soalnya, kalau cuma di lap aja, kelihatannya memang sudah bersih, tapi sebenarnya mineral makanan yang tertinggal di gigi tidak terangkat sempurna. Jadi perlu disikat biar bersih. Itu penjelasan dokter. Apalagi giginya Ray gampang banget kuning, huhu.


Selain memilih sikat gigi yang khusus bayi dan bulunya lembut, saya juga membelikan sikat gigi karakter. Ada dinosaurus, buaya, robot dengan berbagai warna. Ray suka! Makanya pas momen gosok gigi, saya pegang sikat, Ray juga pegang sikat. Pas dia buka mulut, tangan saya gercep nyikat giginya.

Sebenarnya pas beli, tidak ada label sikat gigi bayi yang dibawah 2 tahun. Kebanyakan untuk 3 tahun ke atas. Kemarin saya memilih sikat gigi dee dee yang ujung sikatnya lembut dan kecil. Jangan ngasih sikat gigi dewasa buat bayi karena ga cocok buat rahangnya. Bisa-bisa nanti sariawan ketika menyikatnya. Kan malah kasihan.

Saya beli banyak sekalian. 1 pcs seharga 5 ribuan. Oh iya, tiap 3 bulan sekali jangan lupa sikat giginya diganti ya. Tempelin aja di gagang sikatnya biar inget :p

4. Memilih pasta gigi

Selain sikat gigi, yang harus diperhatikan adalah pasta giginya. Kalau kata dokter dan beberapa referensi yang saya baca, sebaiknya tidak mengandung flouride. Tapi ada juga yang menuliskan tidak apa-apa asalkan memakainya sedikit saja. Bayi seneng banget lho menelan pasta gigi :D. Makanya, saya lebih memilih aman aja untuk membelikannya yang tidak berflouride dan bebas deterjen.

Ada beberapa anak yang langsung mual hingga muntah saat disikat pakai pasta gigi. Kalau sudah demikian, sebaiknya disikat saja dulu tanpa pasta gigi. 

5. Kumur pakai air matang

Yaiyalah, bayi dikasih air pasti ditelan, ahaha. Itu Ray lho. Dia belum bisa kumur-kumur trus dilepeh. Makanya tiap sikat gigi, ada tupperware khusus buat tempat air. Secukupnya aja. Soalnya kalau penuh pasti dipakai mainan :D

6. Nonton video di youtube

Selain mencontohkan langsung, saya sama Ray nonton bareng batuta yang sedang sikat gigi. Dia memerhatikan dan tangannya nunjuk-nunjuk ke layar. Sambil nonton, saya bilang "Ini sikat gigi juga lho, Mas. Nanti Ray juga ya. Sikat gigi sendiri sama Ibu ya pas mandi?" Responsnya senyum, ahaha. Mungkin bilang iya Buuu. Padahal praktiknya juga sering nggak mau :p.

7. Menyugesti dalam percakapan 

Tentang gosok gigi, saya juga menyelipkannya dalam setiap percakapan kami. Mas Ray udah sikat gigi belum ya tadi? Lalu dia refleks memegang giginya. Di kamar, saya juga menyediakan sikat gigi. Jadi pas kami ngobrol berdua dan membahas sikat gigi, saya mengambil dan memberikannya pada Ray. 

8. Menyikat gigi ketika tidur

Kalau Ray beneran nggak mau disikat pas mandi. Malamnya, saya menyikat giginya ketika dia tidur? Apa nggak bangun? Enggak. Dia tidur pulas saat saya menggosok giginya. Sesekali terjaga, saya menghentikannya. Dan ketika dia tidur lagi, saya menyikat giginya lagi.

Sikat tetap saya basahi dengan air. Alhamdulillah lumayan bersih kok. 

9. Membawanya ke dokter gigi anak

Ini baru rencana dalam waktu dekat. Saya beneran worry masalah ini. Gigi dan mulut kelihatannya sepele, tapi sebenarnya puenting banget. Plak-plak gigi yang tidak dibersihkan bjsa menjadi kuman. Dan untuk anak, itu bisa fatal lho. Huhu.

Saya nggak tahu kapan sebaiknya membawa anak ke dokter gigi. Karena mungkin kesannya horor. Tapi buat Ray, sepertinya memang perlu, karena saya nggak tahu salahnya dimana atau butuh treatment apa untuk menjaga gigi dan mulutnya sehat. Saya termasuk rajin menggosok giginya tapi kenapa bisa kuning dan grupis? Ga konsumsi gula juga. Tanya kenapa? Makanya saya butuh penjelasan dari dokter sambil tahu kondisi gigi Ray secara langsung. Semoga segera ya.

Nah, teman-teman punya pengalaman menggosok gigi pada bayi? Sharing yuk...

1 komentar

  1. Baru buka blog langsung tersaji pipi menul2nya Ray. Pengin tak brakot. wkwkwk Ngajarin bocil sikat gigi dr dini itu penting bgt sih, walaupun biasanya masih suka nelen pasta gigi yg aneka rasa itu. Ray kyk aku dl. Bwhahahaha

    BalasHapus

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)