Featured Slider

Pengalaman Ikut AA Pekerti di LPPM UNS

Saya kira, acaranya bakal ngaret, tapi ternyata ontime *alhamdulillah. Jam 8 pagi sampai jam 5 sore, duduk mendengarkan fasilitator memberikan materi, sesekali praktik langsung.


Hari pertama ada penjelasan mengenai overview program yang diisi oleh Prof Nunuk. Semua peserta duduk dalam 1 ruangan. Namanya juga overview, kami dijelaskan seminggu ke depan mau ngapain aja *elap peluh*. Banyak banget yang ikut pekerti, dan saya bersyukur bisa ikut di kloter pertama. 

Awalnya saya belum paham betul manfaat Pekerti AA ini buat dosen. Tapi setelah mengikuti serentetan acaranya yang membut kepala saya berasap, akhirnya saya mengerti, ahaha. Materi yang diberikan sangat aplikatif. Jadi setelah materi langsung praktik. Kalau misal ga ada Pekerti AA ini mungkin saya akan zonk kalau diajak bicara tentang RPS, RPP, Silabus dan semacamnya.

Hari kedua sampai keenam, saya rasa sama saja. Materi-praktik, materi-praktik, gitu aja terus. Sampai saya berpikir jam 8 pagi sampai 5 sore itu cepet banget. Trus sampai rumah ngerjain tugas, tidur sebentar, trus kok pagi lagi, ikut Pekerti lagi, ahaha.

Ssst, meskipun lembur tugas, paginya para peserta teteup datang pagi buat ikut pekerti. Toleransi keterlambatan 30 menit dan tidak boleh ada yang ijin. Makanya sebelum diadakan pekerti ini, para peserta sudah dimintai kesanggupan untuk ikut acara full (nggak setengah-setengah), ahaha.

Nah, di hari ketiga, materinya fun banget! Sehari berlalu cepet banget. Pembelajaran mind mapping dari Bu Tri membuat para peserta AA Pekerti mengeluarkan kemampuan mereka untuk membuat mading ala-ala film Ada Apa Dengan Cinta. Ahaha


Jadi, kami dikelompokkan, dikasih materi yang didiskusikan bersama untuk dipresentasikan. Saya kebagian tugas menjadi presenter tentang Problem based learning yang intinya bahwa pembelajaran berpusat pada mahasiswa. Dosen hanya sebagai fasilitator saja. Dan voilaaa, saya dapet hadiah permen mind sebungkus karena menjadi the best presenter *benerin jilbab :D



Hari Keempat

Selama Pekerti AA, saya selalu berangkat dan pulang naik kereta. Tapi tidak hari ini. Ray merajuk sejak subuh. Dia nempel pengen nenen terus. Dipegang sama Eyangnya marah. Diusap papinya, dia marah. Takut saya tinggal. Makanya saya tidak memaksa pergi sebelum Ray hatinya enakan. Konsekuensinya, saya ketinggalan kereta dan diantar suami.

Jam 8 pas sampai lantai 3 LPPM. Nafasnya ngos-ngosan, ahaha.

Materi pertama tentang analisis kompetensi. Kurang lebih menjelaskan tentang kemampuan apa saja yang harus dimiliki mahasiswa. Bu Tri menyuruh membuat mind mapping lagi. Mata kuliahnya apa, Capaian Pembelajaran Lulusan apa, Kompetensi Akhirnya apa, lalu dicari indikatornya. Terus saya pusing, ahaha.

Tambah pusing lagi materi kedua tentang penyusunan silabus 😆. Untungnya Bu Anjar sabar ditanya singkatan-singkatan yang kurang familiar. Kenalan sama RPS, RPP trus pijet kening. Masih sepaneng karena materi selanjutnya tentang Tim Teaching. Honestly, saya lapar sekali, huhu. Udah gak konsen karena melewatkan sarapan. Apalagi membuat RPS dan RPP sebelumnya butuh mikir. Makanya pas bel tanda selesai, saya bahagia.

*ishoma*

Materi selanjutnya, ragam sumber belajar. Kami dijelaskan beberapa sumber belajar. Sehingga nantinya bisa dijadikan dosen untuk menggali bahan ajar.

Suasana kelas hidup karena humor-humor Pak Budi. Entah kenapa beliau bisa enak banget menyampaikan materinya. Saya ngerti lho kenapa alasan mahasiswa ngambilnya cuma 24 sks, sepandai apapun dia. Memberi hadiah itu adalah serendah-rendahnya motivasi *jleb. Beliau juga tidak menyarankan untuk memberi hukuman. Cara mengajaranya memang out of the box.

Pengembangan bahan ajar itu penting! Jangan  melulu menggunakan powerpoint. Tapi lebih kreatif mengembangkan pembelajaran dengan memanfaatkan media yang ada. Kadang-kadang pendidik lupa kalau di sekitarnya dapat dijadikan untuk media pembelajaran.

Hari Kelima

Hallo Pak Bowoooo. Ampun, kelasnya pecah sama tawa. Pembawaan beliau memang of out the box. Saya banyak insight baru dari beliau. Pagi-pagi, kami menyimak penjelasan beliau yang dikemas dalam humor-humor.

Instrumen ukur harus pas! Kata beliau. Dosen satu dengan yang lain beda. Jangan hanya karena kedekatan, sebagai pendidik bingung untuk menilai :D. Wajib obyektif, sist!

See ya, cara beliau out of the box. 

Di hari terakhir, kami ada materi mikroteaching. Ada 1 fasilitator yang mengevaluasi. Dari sesi itu, saya jadi tahu poin-poin apa yang harus diperhatikan saat mengajar di perkuliahan nanti.





Fasilitas yang didapat saat Pekerti AA

Trus fasilitasnya apa saja sih? Nah, beberapa hal berikut saya dapatkan ketika mengikuti rangakain kegiatan Pekerti AA di LPPM UNS Solo

1. Ruangan nyaman

Ruangannya indoor pakai meja kursi. Jadi kita seharian duduk manis. Alhamdulillah ruangannya enak buat belajar.


2. Coffee break dan makanannya enak


3. Fasilitator komunikatif dengan perkap lengkap
Dengan Ibu Tri, salah satu fasilitator Pekerti AA

Perkap komplit

4. Mushola bersih

Buat yang muslim, di tiap lantai ada mushola nya lho. Jadi bisa meminimalisir antri. Apalagi waktu ishoma terbatas. Saya memanfaatkan mushola sebagai tempat salat dan pumping. Mukenanya wangi dan tempatnya adem.

5. On time

Materinya dimulai on time! Ga ada kamus karet. Jadi kalau mau ikut pekerti AA di LPPM UNS, jangan harap bisa telat.

Kemarin ada yang nanyain biaya buat ikut pekerti AA berapa. Honestly, saya nggak tahu *sumpah, ini jawaban yang nggak membantu. Karena saya kemarin ga bayar. Mungkin karena pekerti AA ini adalah hal yang wajib buat dosen baru, ya. Jadi dari pihak fakultas sudah dianggarkan tersendiri.

Btw, 2 minggu setelah pekerti AA sebenarnya adalah jadwal pengumpulan laporan. Tapi saya belum selesai mengerjakan, huhu. Mungkin karena nggak dipepet jadi terkesan santai kayak di pantai. Sudah 80 % mengerjakan, insya Allah Minggu depan selesai. Aamiin.





Tidak ada komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)