Featured Slider

Bersiap Menghadapi New Normal


Covid-19 membuat saya membuat rencana baru. Bulan Maret lalu, ketika pemerintah mengumumkan ada yang positif covid dan akhirnya diberlakukan work from home, saya sudah berjaga dan bersiap untuk beradaptasi dengan keadaan baru. Istilah bekennya adalah new normal. 

Selama 2 bulan work from home, saya patuh buat di rumah saja karena takut tertular dan menularkan virus yang belum ada vaksinnya tersebut. Hello, yang dihadapi itu makhluk yang nggak nampak dan kalau kena belum ada obatnya, lho. Apalagi saya punya orangtua dan batita yang rentan tertular. Makanya, sebosan apapun di rumah, saya membuat zona nyaman sendiri.

Ketika lebaran, saya juga masih tetap di rumah. Tidak ada ritual kunjungan ke saudara-saudara seperti tahun sebelumnya. Saya juga menahan diri untuk tidak menengok kerabat yang sakit dan sahabat karib saya yang sedang melahirkan pun hanya mengabarkan lawat video saja, huhu. Saya benar-benar berdamai. Seriuh apapun kondisi di jalanan, saya tidak latah untuk ikut-ikutan.

New Normal begins....

Menyimak berita kalau mall-mall sudah mulai dibuka, sempat membuat saya tertegun. Kondisi new normal saya sudah dimulai dari bulan Maret lalu, jadi saat ini saya sudah terbiasa dengan protokol kesehatan yang didengungkan pemerintah. Sedih banget deh kalau new normal dipahami sebagai back to normal, huhu. Jalanan sudah ramai, pasar juga desak-desakan (katanya), trus bepergian pada enteng banget tanpa masker. Punya nyawa serep, heh? *emosi*.

Semalam saya habis nonton mini seri Ika Natassa yang disutradarai Reza Rahardian. Saya bisa nangis sesenggukan, lho. Bagaimana para tenaga kesehatan perang badar setiap hari. Rela nggak ketemu sanak family dan menahan makan minum demi menghemat APD *nangis beneran, huhu. Dan kita juga harus berjuang juga sesuai porsi kita; stay at home. Kalaupun harus keluar rumah, jangan merasa kayak power ranger atau superhero lainnya yang kebal dengan virus. Covid ini belum ada antivirusnyaaaaaa.

Trus, apa aja sih yang harus dilakukan untuk bersiap new normal. Yang mulai masuk kerja, bisa lebih aware terhadap diri mereka sendiri agar tidak tertular maupun menjadi carrier tanpa mereka sadari. Again, kondisi ini bukan berarti kembali ke rutinitas biasa seperti sebelumnya, lho ya. Nah, beberapa tips berikut sepertinya klise banget karena sering diimbau oleh televisi, tapi saya tuliskan kembali sekaligus pengingat diri.

1. Social & physical distancing

Bahasa sederhananya adalah tidak berkumpul di keramaian. Tidak mendebat kenapa nggak boleh ke masjid tapi mall-mall malah dibuka. Kenapa ga boleh ngaji, tapi mereka malah keluyuran. Kalau saya pribadi sih fokus pada apa yang bisa saya lakukan. Kalau memang dengan berdiam di rumah merupakan solusi untuk mengurangi dan mencegah penyebaran covid, kenapa tidak? Apalagi yang masih punya pilihan untuk itu. Karena masih banyak orang lain yang tidak bisa memilih, lho.

Saya juga menjaga Bapak, Ibu serta keluarga saya untuk tidak melakukan aktifitas di keramaian. Jamaah salat di rumah, melakukan video call kalau memang benar-benar kangen sama kakak saya, dan hal-hal sederhana lainnya. 

2. Jaga Imunitas

Bapak saya penderita diabetes, sedangkan ibu saya pemulihan stroke yang dideritanya sejak 6 tahun lalu. Setiap bulan harus cek up ke rumah sakit. Akhir tahun lalu, Bapak keluar masuk rumah sakit karena kondisi kesehatannya yang drop. Pas pandemi ini saya nggak bosan untuk mengingatkan mereka berdua menjaga asupan makan.

Banyak sayur dan buah serta air minum yang cukup. Setiap pagi kami berjemur sambil mengobrol agar kegiatan tersebut tidak membosankan. Intinya, rutinitas apapun yang dilakukan di rumah, kami lakukan senyaman mungkin. Jadi nggak hanya raganya, tapi jiwanya pun juga terjaga.

3. Hobby cuci tangan

Sebenarnya tanpa ada pandemi ini, kami sekeluarga tertib mencuci tangan. Tapi hal tersebut kami lakukan hanya ketika akan melakukan sesuatu: misalnya berwudhu atau mau makan. Kali ini saya bilang sama anak-anak dan bapak ibu untuk sering rajin mencuci tangan dengan sabun. Apalagi yang tangannya suka refleks memegang area wajah dan mata, huhu. 

3. Wajib pakai masker

Hal inipun saya sudah melakukannya sejak dulu. Kalau bepergian memakai masker saat bepergian. Tapi masalahnya, anak-anak dan anggota keluarga lain masih belum terbiasa. Dengan memakai masker, kita bisa meminimalisir penularan virus covid. 

4. Olahraga

Stay at home membuat kita mager males ngapa-ngapin, ahaha. Agar fisik kita lebih fit, sebaiknya kita melakukan olahraga ringan di rumah. Saya biasanya badminton di depan rumah, atau jogging sama Ray di depan TV. 

5. Tes secara berkala

Waktu mengantar Bapak dan Ibu cek up ke Rumah Sakit, saya ketemu beberapa orang yang sedang mengantri untuk melakukan rapid tes. Buat teman-teman juga bisa melakukan rapid test terdekat dari rumah. Apalagi untuk mereka yang aktif bekerja di lapangan atau out door. Kemarin kakak saya sudah mulai masuk kantor, dan setiap beberapa hari sekali dilakukan rapid tes.

Untuk konsultasi kesehatan, kalau memang tidak mendesak seperti harus cek up Bapak Ibu, saya lebih memilih melakukannya secara online. Kayak kemarin Ray bruntusan di bagian pantat dan tidak sembuh-sembuh, saya worry sekali buat ke dokter, makanya saya konsul dokter via Halodoc. Layanan kesehatan terpercaya andalan keluarga saya. Waktu gigi saya bengkak pas pertengahan ramadan lalu, saya juga konsultasinya via online di Halodoc. Dokternya meresepkan obat yang saya butuhkan dan voillaaa gigi saya tidak nyeri lagi. Meskipun secara online, tapi kerahasiaan kita tetap terjaga lho.

Nah, itu tips saya untuk bersiap di masa new normal ini. Beberapa kali masuk kantor, saya mawas diri untuk strick menerapkannya agar tetap sehat dan terhindar dari virus covid-19. Buat teman-teman, jaga kesehatan dan kebersihan ya :)



Tidak ada komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)