Featured Slider

Penerimaan yang Baik

Menceritakan ini, seperti menilik lini masa yang saling bertautan. Tentang proses pemaknaan tentang penerimaan yang baik. Mengeja arti usaha yang sesungguhnya, dengan menerima hasil yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan (saya).

You are brave, Dear! :)

Waktu kecil, saya tidak diajari bagaimana ketika menghadapi kegagalan. Sistem perangkingan membuat saya ambisius untuk mengisi 3 besar di raport. Ketika saya gagal mendapatkannya, rasa bersalah itu menjelma menjadi badai yang sulit saya deskripsikan rasanya. 

Saya disuruh belajar, tapi tidak ditemani bagaimana cara belajar dan bagaimana harus mencintai pelajaran itu sendiri. Saya tidak boleh bermain keluar rumah lama-lama, tetapi saya tidak diajari saya harus melakukan apa di rumah. Dulu perasaan ini saya abaikan, tetapi ternyata saya mengingatnya jelas sekarang ini. Sehingga ketika memiliki anak, ternyata memang se-effort itu. Memikirkan A to Z.

Tentang Ujian

2 bulan terakhir saya ikut beberapa ujian. Ujian studi lanjut dan beberapa ujian ikut beasiswa. Perasaan saya weird ketika tidak lulus beasiswa tapi sekaligus lega, karena saya tahu sudah mempersiapkan semuanya dengan all out. Saya melupakan dan mencari beasiswa lainnya. Perasaannya campur aduk, tapi saya menerimanya.

Tadi pagi, setelah mengantar anak-anak sekolah, ujian sekaligus hadiah itu datang sebagai surprise pembuka usia baru saya. Tangan saya gemetar, kaki saya tremor, air mata saya bercucuran. Saya menunaikan dhuha agar hati saya lebih lega. Meletakkan dunia dan seisinya yang pada hakikatnya bukan milik saya. Wajah Bapak berkelebat berulang kali seperti hari-hari terakhir memeluk hangat saya. Memori dengan beliau, menjadi penyemangat saya menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang berkali-kali membuat saya ingin menyerah tapi tetap saya lakukan semampu dan sebaik yang saya bisa.

Pada akhirnya, saya memaafkan dan Belajar pelan-pelan mengeja tentang penerimaan yang baik dari hal yang begitu menghancurkan rasa percaya diri saya sedemikian rupa. Saya patuh, saya taat ya Allah. Semoga Engkau ridho.

Kamu berani, kamu hebat sekali, kamu sudah mencoba yang terbaik yang kamu bisa dari segala peran yang kamu punya. Menjadi Ibu, istri, anak, adik dan peran lainnya. Pelan-pelan ya, sayangku, kamu tidak sedang berlomba dengan siapapun, peluk diri sendiri, dan berjalan lagi. Ujian kali ini bisa kamu menangkan...Allah knows who you are, khusnudzon ya!*mantra yang saya ucapkan untuk menutup malam ini.

Malam ini, kami tidur berpelukan. Erat. Satu sama lain. 


Tidak ada komentar

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)