Featured Slider

Hal Paling Sexy Saat Menunggu adalah Membaca Buku


"Bukankah hidup adalah rangkaian dari proses menunggu?"


Menunggu adalah hal yang menjadi daily activity saya. Ada yang terjadwal, ada juga yang insidental. Yang terjadwal misalnya, menunggu kereta setiap berangkat dan pulang kerja, menunggu mulainya jadwal kuliah dan menunggu kamu melamarkuuu, ekekeke. Yang bersifat insidental misalnya top up  tiket commuter line yang tiba-tiba habis dan harus mengantri panjang sekali (nunggu juga kan?), menunggu klien yang tiba-tiba datang terlambat. Dan masih banyak list yang merupakan kategori menunggu.

Koleksi pribadi, ada yang mau barteran buku? Feel free :)

Menunggu di Kereta
Setiap hari (Senin-Jum’at) saya berangkat dan pulang kerja menggunakan kereta ke arah Jakarta Kota. Sepadat apapun kereta, bahkan saat mogok, rel patah, masinisnya galau sehingga kereta terlambat datang atau bahkan tidak jalan sama sekali, saya tetap setia dan cinta mati sama kereta. Alasannya kenapa? Karena cepat sekaligus nyaman untuk membaca. Untuk berangkat ke kantor, paling cepat memerlukan waktu 1 jam (kalo trouble bisa nambah 2 atau 3 jam).
Read More »

Tebak Kata Membuatku Hobby Mendongeng Cerita

Bercerita tentang masa kecil tidak akan pernah ada habisnya. Apalagi mengulang memori tentang permainan yang dilakukan pada waktu itu. Duh, saya pasti semangat sekali. Terlahir sebagai bungsu dari ketiga kakak lelaki, membuat saya juga menyukai permainan yang lazimnya juga dilakukan oleh anak laki-laki. Kelereng misalnya. Saat sebaya saya lebih memilih bermain orang-orangan, saya lebih memilih permainan kelereng, karena Mas Joko (Bapaknya Dio-Dea) setiap pulang sekolah memainkannya, dan saya pun ikut memainkannya.

Pada waktu jaman saya, setiap sore ngumpul di halaman samping rumah Lik Sum, semoga beliau sehat selalu. Biarkan saya menyebutkan nama teman kecil saya; Margiyanti, Desi, Leni, Warno, Mardi (Alm), Puji, Yulin, dan masih banyak teman masa kecil saya (yang kebanyakan sudah menikah, semoga saya segera nyusul, :p). Nah, kalau lebaran, biasanya saya bertemu dengan teman-teman kecil saya tersebut. Kami tidak luput untuk menceritakan permainan yang pernah dilakukan pada masa kecil. Sesekali tertawa dan menyeringai saat mengenangnya.
Read More »

Pria Pencuri Hati Itu...#LoveStory5-END


Note :


Silakan baca cerita lengkap dari #LoveStory seri 1 – 4 dulu ya. Dan ini adalah cerita penutup versi Aya. Karena perannya nyomot nama saya juga (Maya sama Aya kan beda-beda tipis :p), mau nggak mau saya ngutak atik alur, plot sama settingnya, baca sampai selesai yaaaa :D.

Pria Pembawa Gitar Itu... #LoveStory1
Pertemuan di Angkot Itu...#LoveStory2
Pertemuan Tak Sengaja Kembali...#LoveStory3



Selamat menikmati ya :* (cium buat pembaca female doang :p)
Read More »

Mengenal Lebih Dekat Masjid Kubah Emas Depok

Pernah ngerasain seperti saya juga? Ada tempat yang bagus di dekat rumah, dimana orang-orang di daerah ngebet pengen berkunjung, tetapi saya malah abai.
Masjid Dian Al Mahri (Habis ini gak akan pernah lupa kalo ini adalah nama lain Kubah Emas)

Sudah 4 tahun lebih di Depok dan mendengar nama tenar Kubah Emas sebagai masjid yang ingin dikunjungi beberapa teman yang tinggal di luar kota. Dan seingat saya, sudah 6 tahun yang lalu saya berkunjung ke masjid kubah emas bersama Bapak, Ibu dan Keluarga Mas Joko (kakak lelaki ketiga saya—nggak ada yang nanya :p). Ingatan yang membekas tentang masjid kubah emas waktu itu adalah berkubah emas asli dan wanita yang berkunjung kesana wajib menutup aurat. 

Nah, kemarin teman saya yang bernama Beta datang ke Depok untuk diantar ke perpustakaan UI. Setelah beres urusan di UI, waktunya nanggung untuk pergi jauh tetapi bingung juga kalau mau keliling Depok. Icon yang melekat di benak Beta hanyalah Margocity sama ITC, ahahah. Eh tapi ada satu hal lain yang juga sempat terlontar darinya. “Ke Kubah Mas, yuk?” pinta Beta kepada saya. Tanpa ba-bi-bu, saya mengiyakan. Padahal saya lupa jalan ke arah sana, ekeke.
Read More »

FUN BLOGGING-8 : Bangun dari Mati Suri Menulis


Menulis bisa menjadi self healing yang mujarab. September lalu, saya sedang galau hebat akan 2 pilihan (*tsaaaah), dan pelarian saya adalah dengan menulis. Sudah mengenal dunia blog sejak 2012, tetapi belum mahir dalam maintanace blog tersebut, maksudnya belum mengetahui secara mendalam kalau blog dapat menjadi mata pencaharian (juga).

Baru tahun 2015, kenal komunitas blogger, termasuk Mbak Shinta Ries yang melihat performance-nya membawakan materi per-codingan Cuma bisa menganga sambil bergumam “Kemana aja gue?”, ahaha. Akhirnya pertengahan tahun ini, asyik menjadi silent reader di beberapa blog yang membuat saya tergerak untuk ikut untuk juga aktif posting di blog.



Read More »