Featured Slider

Doa Terbaik untuk Bapaknya Dio-Dea


Keypad laptopku tiba-tiba berhenti mengetik saat mendengar bunyi alarm handphone yang ngasih reminder kalo malam ini udah masuk tanggal 5 Juni. Yippi, Bapaknya Dio-Dea ulang tahun.

Demi apa, aku menghentikan nguplek Bab IV hanya untuk menuliskan post ini. Aku ingin menuliskan doa dan harapan untuk Masku yang saat ini sudah berusia 36 tahun *tua ya Mas*.

Nggak ada kue, nggak ada lilin yang menyala malam ini. Tapi insya Allah doaku sampai padamu, Mas.

Teman-teman di rumah ada berapa bersaudara? Kalau yang keluarga besar, pasti ada salah satu yang paling closer. Yang nyambung diajak ngobrol apa saja, tempat nyampah curhat kapanpun dan dimanapun. Dia juga turut andil menguatkan impian-impian  yang aku buat sehingga aku bisa fight untuk memperjuangkannya.


Nah, Bapaknya Dio-Dea contohnya. Dsri ketiga kakak lelakiku, dia yang setidaknya paling dekeeet BANGET. Mau diajakin ngobrol apa saja myambung. Dan kadang bisa ngerti tanpa aku harus ngomong. Semacam cenayanglah. Ahaha.

Kalau misal aku bener-bener cuapek banget handling sesuatu, dia bisa enteng banget ngomongnya yang bikin aku nyaman senyaman-nyamannya. Pas SMP demen surat-suratan karena aku frustasi nggak bisa ngerjain PR matematika. Waktu itu Bapaknya Dio-Dea jadi mahasiswa baru di Undip Semarang dan aku baru masuk kelas 1 SMP. Jadi, kami berdua mulai tinggal jauh-jauhan.

Saat yang lain memberikan justifikasi, dia bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Makanya, aku merasa kaau dia adalah bapak keduaku. Pernah suatu waktu, aku berselisih paham sama keluarga tentang suatu hal dan kebanyakan menyalahkanku,  tapi hanya dia yang membelaku. Cemen banget sih nulis baru segini aja mataku udah panas mau mewek. Huks

Hal sederhana lain adalah pas aku demam gara-gara radang tenggorokan, dia naik turun tangga mastiin demamku udah turun belum. Dan malamnya dia membenarkan posisi selimutku. Aku pas posisi tidur karena waktu itu keningku berasa muter-muter, tapi tetep aja  bisa ngerasain telapak tangannya yang dingin habis wudhu mampir di keningku.

Ah jadi panjang lebar kan. 

Barakallah Pak, semoga panjang umur dan sehat selalu. Menjadi suami yang hangat untuk Mama dan Bapak penyayang untuk Dio-Dea. Makin mencintai dan dicintai Allah ❤❤❤

Terima kasih telah mengenalkan kakak ipar yang superb. Yang entah bagaimana aku bisa merasa menjadi adiknya sendiri. Tanpa ada rasa canggung untuk bertanya atau cerita apapun. Sakinah selalu ya! Daaan, terima kasih telah mengizinkan untuk dekat dengan Dio-Dea. Pernah mengasuh dan menggendongnya adalah hal yang priceless buatku. Bahkan aku jadi tahu bagaimana mengatasi saat anak balita demam, muntah dan mencret itu harus bagaimana. Karena Deandra pernah mengalaminya.


Tetap tawadhu ya, Mas Joko--Bapaknya Dio dan Dea sekaligus suami kecintaan Mama Era.....Aamiin

Loving you,
Bulik

*Panggilan Bapak dan Mama karena membiasakan anak-anak untuk penyebutannya saat balita. Dan kebiasaan  itu berlanjut sampe sekarang

1 komentar

  1. Selamat ulang tahun bapaknya Dio-Dea, sehat selalu ya, murah rezeki, sukses di kerjaan dan keluarga.

    BalasHapus

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)